Pada jalanan kota Vandrechia bagian timur, terlihat lalu lintas yang cukup ramai dikarenakan hari ini merupakan hari kerja. Sebuah penampakan unik terlihat disana. Itu adalah ketika setial mobil bergeser ke samping memberikan jalan bagi gerombolan mobil resmi guardian.
Frans, Serena, Yuna, dan Ronald berada pada mobil paling depan karena Yuna adalah navigator yang akan menunjukan persembunyian sekte Cthullu.
Yuna duduk di depan bersama Frans sedangkan Serena duduk bersama Ronald yang beberapa kali melirik tak nyaman pada Serena.
"Apa masih jauh?" tanya Frans yang sedang mengemudikan mobil.
Yuna terlihat menutup matanya mencoba mengunci lokasi Xiao Ning'er. Yuna dapat merasakan lokasi Xiao Ning'er semakin jelas di kepalanya.
"Ah, tolong belok," kata Yuna memberi arahan.
Mobil berbelok memasuki area pabrik tua yang terlihat tidak terurus. Mobil itu kemudian berhenti di area parkir.
"Apa disini?"
"Ya, itu sudah dekat ... Kupikir lebih baik kita jalan kaki," jawab Yuna.
Mereka berempat kemudian turun dari mobil. Mobil yang mengikuti mereka juga ikut berhenti. Para personel guardian turun dari mobil dengan serempak. Mobil yang paling terakhir datang adalah mobil yang mengangkut ketua guardian kota Vandrechia dan The Big Three.
Area pabrik tua ini cukup luas. Ada sekitar 7 bangunan yang luas dan beberapa bangunan berlantai tiga yang cukup tinggi.
Yuna yang baru keluar dari mobil kemudian berjongkok dan menyentuhkan tangannya pada tanah.
"Ada apa, Yuna?" tanya Ronald yang heran.
"Aku dapat merasakannya, mereka berada jauh dibawah tanah. Namun, aku tidak dapat menemukan pintu ke bawahnya," jawab Yuna.
"Itu artinya kita harus menyisir area ini kah," ucap Frans yang mendengar kata-kata Yuna.
"Ada apa?" Rock de Jong, yang baru datang bertanya pada Frans.
"Markas sekte Cthullu berada di bawah tanah ini. Namun kami tak dapat menemukan pintu masuknya," jawab Frans.
"Kenapa kita tidak meledakannya saja? Jika mereka berada di bawah tanah, pasti sulit untuk menemukan jalan keluar. Dengan begitu mereka pasti mati." Ide itu datang dari Shou, yang mendekati Frans dan yang lainnya bersama kedua murid akademi lain.
"Ada sandra di bawah, kami tak bisa melakukannya," ujar Frans menolak ide Shou.
Rock terlihat berpikir keras sebelum berkata, "Kita menyebar lalu mencari pintu itu. Jika ada yang menemukannya jangan langsung pergi ... Beritahu yang lain terlebih dahulu."
Mendengar saran Rock, Frans langsung menoleh pada bawahannya. "Apa kalian dengar? Cepat berpencar!"
Anggota guardian lainnya berpencar ke segala arah. Rock, Frans, Ronald dan lainnya juga ikut berpencar mencari pintu yang mengarah ke ruangan bawah tanah.
Yuna dan Ronald memasuki sebuah gedung lantai dua yang terbengkalai. Di lihat dari luar sepertinya ini tempat penyimpanan barang alias gudang.
"Aku tak yakin pintunya ada disini," ucap Ronald sembari menyapu sekeliling dengan hati-hati.
"Aku yakin itu tidak selalu pintu. Jalan masuk ke ruang bawah tanah mungkin saja disembunyikan dengan hati-hati agar tidak ketahuan," jawab Yuna.
Namun penampakan sebuah benda aneh menarik perhatian Ronald. Benda tersebut menggunduk diatas tanah bentuknya sangat mirip dengan sebuah lemari.
"Apa itu?" Ronald menatap penasaran benda tersebut. Ia kemudian mendekati benda itu, lalu menyentuhnya perlahan.
Seketika benda itu terbagi dua menampilkan gigi-gigi tajam. Ronald yang melihat itu langsung sadar apa sebenarnya benda itu.
"M-monster Astral!" Tanpa aba-aba ia langsung berlari bersama Yuna. Di belakangnya Monster Astral perlahan bangun dari posisinya yang tertutupi tanah.
Ronald melompat keluar menghancurkan kaca jendela, sementara Yuna melewati kaca jendela seolah tak ada apa-apa disana.
Gudang itu hancur seketika, sebuah monster setinggi 10 meter muncul merobohkan bangunan berlantai dua itu.
Namun, bukan hanya gudang ini yang tiba-tiba keluar monster. Hampir seluruh gedung yang dimasuki Guardian kemunculan monster. Monster berbagai ukuran keluar dari bangunan terbengkalai.
"Sialan! Ada banyak monster disini!"
"Apakah tempat ini jebakan?!"
"...."
Di tengah keadaan yang runyam. Frans segera berteriak menstabilkan situasi.
"Semuanya berkumpul! Serena segera hitung berapa banyak monster yang muncul dan klasifikasikan berdasarkan kekuatannya. Yang lainnya, cobalah tahan monster ini agar tidak bisa keluar dari area pabrik tua," Frans dengan sigap membagi tugas pada bawahannya. Ketua guardian cabang itu naik diatas elang miliknya bersama Serena mengendalikan situasi dari atas.
Di sisi lain Rock, Shou, Robby, dan Jenny dengan cepat menghampiri beberapa monster astral yang kelihatan kuat. Ronald dan Yuna bersama mencoba mengatasi gerombolan monster yang paling lemah.
Ronald menggunakan bola apinya untuk membakar monster astral. Setiap lemparannya selalu tepat pada kepala monster yang menyebabkan monster itu langsung mati setelah dibakar beberapa saat.
Sementara itu Yuna memperbesar cermin miliknya dan menyegel monster astral itu ke dunia cermin. Kemampuan cermin milik Yuna sangat luas. Salah satunya adalah kekuatan ruang. Dimana terdapat dimensi lain dalam cermin Yuna. Bukan hanya itu, Yuna juga mampu menyerap dan melemparkan kembali sebuah serangan berbasis sihir. Cerminnya juga bisa digunakan sebagai warp gate.
Dengan berbagai kemampuan itu Yuna membereskan gerombolan monster Astral itu lebih cepat dibanding Ronald.
Di sisi Rock dan The Big Three terlihat cukup bagus. Rock yang seorang Mistral Mahir mampu mengatasi monster astral setinggi 10 meter dengan mudah. Sementara itu walaupun terlihat agak kesulitan. Jenny, Robby, dan Shou masing-masing mengambil satu monster setinggi 10 meter sebagai lawan.
"Heaven Spear Calamity, muncullah!" Satu-satunya murid perempuan dalam The Big Three itu memanggil sebuah tombak sepanjang dua meter dengan ujung tombaknya terlihat runcing membentuk mata bor. Tombak itu memiliki warna biru metalik dengan pancaran aura putih yang samar.
Jenny berlari menghampiri sang monster seraya menusukkan ujung tombaknya. Monster itu menerima tusukan dengan tangannya. Memanfaatkan kesempatan, Jennifer Hawlink menarik monster itu ke bawah hingga jatuh. Jenny lalu melompat pada tangan sang monster lantas mencabut tombaknya. Dengan cepat ia melemparkan tombaknya kearah kepala sang monster.
"Tusukan ilahi!"
Tombak itu bercahaya lalu menusuk kepala sang monster hingga berlubang. Darah mengucur deras dari kepala monster astral. Perlahan makhluk setinggi 10 meter itu roboh.
Jenny berjalan pelan menuju kepala sang monster untuk mengambil kembali tombak miliknya. Namun, matanya teralihkan ketika ia melihat sebuah ruangan rahasia yang sepertinya roboh akibat tertimpa badan monster itu.
"I-ini ... apakah ini jalan menuju ruang bawah tanah?"
Jenny elihat itu dengan gembira, ia kemudian melambaikan tangannya pada Frans yang melayang di langit memantau situasi.
Frans yang melihat lambaian Jennifer segera sadar akan maksud murid perempuan Akademi Mistral Vandrechia.
"Ketua Rock, kami telah menemukan pintu menuju ruang bawah tanah!" teriak Frans pada Rock.
Rock yang mendengar itu segera gembira. Ia kemudian berteriak membalas Frans.
"Frans! Kau dan guardianmu bertugas menjaga kota, biar aku dan bocah-bocah itu yang masuk ke dalam!"
"Baiklah!"
Mendengar percakapan Rock dan Frans, Robby dan Shou segera menyelesaikan musuh mereka dan berlari mendekati Jenny. Yuna dan Ronald juga ikut menyusul kesana.
"Apa yang kalian lakukan disini? Ini sangat berbahaya ... tunggulah diluar," ucap Jenny memperingatkan kedua remaja itu.
"Aku akan ke bawah sana. Adikku dan temanku ada disana, aku perlu menyelamatkan mereka," jawab Ronald.
"Menyelamatkan mereka? Jika kau kesana kau hanya akan membebani kami ... Pergilah," kata Jenny dengan nada serius.
"Tunggu! Jenny ... Biarkan mereka masuk," ujar Shou tiba-tiba.
Jenny mengerutkan keningnya, "Apa maksudmu? Level anggota sekte Cthullu setidaknya akan berada pada tahap Lanjutan seperti kita. Pemula dan amatir tak akan berdaya sama sekali," secara logis perkataan Jenny sangatlah benar, namun Shou hanya menyeringai menanggapi perkataan Jenny.
"Jika mereka ingin pergi ke bawah sana, kami tak berhak menghentikan mereka. Namun, karena mereka ingin ke sana, tanggung jawab nyawa mereka berada di tangan mereka sendiri," ucap Shou menjawab keheranan Jenny.
"K-kau ... apa kau serius?" Jenny kaget dan menatap Shou seakan tak percaya.
"Tentu. Benarkan, Logan? Tidak ... Ronan? Roland? Hmm ... Sukirman?" tanya Shou yang kesulitan mengingat nama Ronald.
"Ronald, namaku Ronald," jawab Ronald datar.
"Ahh, benar Ronald."
"Kau benar ... Aku berterima kasih pada kebaikanmu, Nona. Namun, kami berdua akan tetap ke ruang di bawah sana. Ada banyak hal penting yang tak bisa kupercayakan pada orang lain. Terutama orang-orang yang tak memperdulikan orang lemah seperti adikku," ucap Ronald seraya menatap tajam Shou.
Shou hanya membalasnya dengan senyum tipis.
Rock de Jong, ketua guardian kota Vandrechia, mendekati mereka. Sekilas ia menatap heran pada Ronald dan Yuna. Namun, ia tak berbicara apapun mengenai kehadiran mereka.
"Kalian semua siap?" tanya Rock.
"Ya, siap!" jawab kelima remaja itu serempak.
"Kalau begitu ayo kita mulai!"
Rock kemudian melompat ke bawah. The Big Three kemudian melompat satu persatu mengikuti Rock. Akhirnya, Ronald dan Yuna melompat bagian terakhir.