Chereads / Astral : Seed of Chaos / Chapter 17 - Intrik dan Titik balik

Chapter 17 - Intrik dan Titik balik

"Kenapa kau tidak bertarung?"

Anggota sekte Cthullu menatap heran pada pemuda yang merupakan murid terkuat Akademi Mistral Vandrechia. Shou Kazuma. Berbeda dengan Rock, Jenny, Robby dan Yuna yang langsung bertarung.

Shou setelah di pindahkan ke ruangan ini malah duduk santai mengabaikan sosok musuh yang seharusnya ia lawan.

"Apa yang kalian lakukan sudah jelas. Kalian menunda waktu untuk melakukan sesuatu. Aku menebak itu semacam ritual atau semacamnya," jawab Shou dengan mata malas. Seberapa buruknya pun sifat Shou, dia tetaplah seorang jenius yang sangat pintar.

"Kalau begitu kenapa kau tidak mencoba menghentikan kami? Bertarung melawanku dan mencoba mengagalkan kami. Bukankah itu tugasmu?" tanya sosok itu heran.

"Aku tak berniat menyelamatkan siapa pun. Aku juga tidak peduli apa yang kalian rencanakan. Jika semua orang berada dalam kondisi yang sama sepertiku, yaitu di pindahkan pada suatu ruangan lalu bertarung. Maka aku yakin kebanyakan dari mereka akan ada yang kalah. Artinya bahkan jika aku menang darimu, aku mungkin harus bertarung dengan sosok sekuat Kepala Rock."

Secara sederhana, Shou merasa muak menyelamatkan seseorang yang tidak ia kenal, apalagi Ronald yang membuatnya kesal tadi. Bahkan mungkin saja ada banyak anggota sekte Cthullu lainnya di dalam. Ada besar kemungkinan ia tak bisa mengalahkan semuanya.

Lebih baik bagi Shou untuk menghemat tenaganya dan menunggu Frans dan yang lainnya datang menbantu.

"Aku tak pernah menyangka dapat bertemu dengan sosok seaneh dirimu. Kau sepertinya bukan orang yang baik yang ingin membawa kedamaian atau lelucon semacamnya. Kenapa kau tidak bergabung dengan kami?" tawar Pria itu pada Shou.

Shou memiliki potensi.

Pria itu dapat melihatnya dengan jelas.

"Bergabung dengan sekte Cthullu lalu menjadi musuh dunia? Maaf aku masih waras. Bagiku, menghancurkan dunia atau menyelamatkan dunia bukanlah tugasku. Kau juga seorang idealis jika kau pikir bahwa sekte Cthullu akan berhasil menghancurkan dunia atau semacamnya dengan rencana kekanak-kanakkan kalian."

Menjadi penjahat dan bercita-cita menguasai dunia?

Itu konyol.

Jika kau ingin menguasai dunia, maka dunia akan melawanmu dengan kekuatan penuh.

Jika kau ingin menguasai dunia kau harus menjadi bagian dari dunia tersebut. Kau harus membuat dunia menerimamu, barulah kau bisa menguasai dunia.

Seperti Asosiasi Mistral yang mengikat orang-orang berbakat di seluruh dunia lalu melatihnya dengan embel-embel voucher pelatihan diamond.

Padahal apa yang ingin dilakukan Asosiasi Mistral hanyalah pencucian otak pada setiap berbakat yang ada di setiap negara. Membuat mereka patuh pada asosiasi.

Sekarang, faktanya Asosiasi Mistral memiliki pengaruh besar dalam setiap negara.

"Kenapa kau berpikir kami ingin menguasai atau menghancurkan dunia ini?" ujar Pria itu tersenyum.

Shou meliriknya dengan malas, "Bukankah itu tujuan kalian?"

"Tentu bukan, apa kau mendengarkan kenapa Cthullu memiliki banyak sekali kemampuan, tak seperti Makhluk Astral tingkat Dewa lainnya?"

Shou tiba-tiba merasa tertarik.

***

"Mereka berdua tidak kenapa-napa –Nyaw. Kau tak perlu khawatir, yang harus kita lakukan sekarang adalah mencari adikmu –Nyaw."

Zio – si kucing biru tengah berdiri di atas tubuh Yuna. Ia nampak telah memeriksa tubuh Yuna atas permintaan Ronald.

Ronald menghembuskan nafas lega. Yuna melindunginya, jika ia terluka maka Ronald akan merasa bersalah.

"Syukurlah kalau begitu. Apakah tidak apa-apa jika kita tinggalkan mereka disini?" Ronald khawatir ada seorang anggota sekte Cthullu yang akan datang ke sini.

"Jangan khawatir, Kucing cantik ini menjamin tak akan ada yang dapat menganggu mereka. Ayo kita pergi – Nyaw."

Kucing itu melompat lalu berjalan mempimpin Ronald ke luar ruangan.

Di luar ruangan, adalah sebuah lorong panjang yang gelap. Di setiap sisi lorong terdapat lilin yang menerangi lorong.

"Kemana kita pergi?"

Ronald melirik ke kanan dan kiri. Ia tidak bisa mengetahui dimana Miura berada.

Zio mencoba mencium bau-bau Miura di udara.

"Ke kiri – Nyaw."

Ronald, mengikuti Zio yang memimpin jalan.

Ia merasa gelisah memikirkan kemungkinan lawan tahap amatir atau bahkan lebih tinggi mungkin muncul kapan saja.

"Tenang saja –Nyaw. Kau tak perlu begitu gelisah, aku tidak mencium bau orang yang sangat kuat."

"Apa penciumanmu bisa diandalkan?" tanya Ronald ragu.

"Kau pikir siapa kucing ini hah?"

"Kucing garong kan?"

"Bukan! kucing ini adalah kucing pintar yang sangat hebat. Humph! Ikuti saja kucing ini dan lihat kehebatannya."

Zio adalah kucing yang aneh. Ronald tak terlalu memikirkan perkataan kucing itu. Mungkin, ini lebih seperti Ronald tidak mempercayai kehebatan Zio.

Bagaimanapun selain berbicara ia belum pernah benar-benar melihat kehebatannya selain mampu berbicara.

"Berhenti!" Zio memberi tanda pada Ronald untuk berhenti. Ronald kemudian diam tanpa menggerakkan satu pun bagian tubuhnya.

Zio mengendus-endus di udara. Ia kemudian berkata, "Ada dua manusia tengah berkumpul di suatu ruangan. Kita kesana dulu."

Zio kemudian berlari kecil. Ronald mengikutinya dari belakang. Ia penasaran siapa orang yang Zio tuju. Lawankah? Atau Rock dan para murid Akademi Mistral Vandrechia?

Zio berhenti di depan sebuah pintu. Ia menatap Ronald memberi tanda pada Ronald untuk membuka pintunya.

Ronald memegang gagang pintu itu dan memutarnya. Ia mendorong pintu tersebut perlahan.

Ia melihat dalam ruangan tersebut. Sosok Jenny tengah duduk di sebuah sudut seraya memegang kepalanya. Raut wajahnya memperlihatkan ketakutan berlebihan yang ia alami. Matanya tidak fokus, bibirnya bergerak mengucapkan sesuatu yang terus berulang.

Di samping Jennifer, terlihat sosok Robby yang mati karena tertusuk tombak. Ronald dapat mengidentifikasi tombak itu sebagai milik Jenny.

Ronald bergerak mendekati Jennifer.

"J-jangan mendekat! Apa kau ingin menipuku lagi? Kau akan berpura-pura menjadi bocah payah itu dan menyelamatkanku kan? Aku tidak bodoh hahahha. Aku akan membunuhmu!"

Jenny yang melihat Ronald mendekatinya tiba-tiba langsung berceloteh panjang dan menatap sosok Ronald dengan senyuman gila.

"T-tunggu! Ini benar-benar diriku, Ronald Dreviosch!"

"Aku tak akan tertipu!"

"Z-zio ... Bisa kau lakukan sesuatu. Sepertinya dia sudah gila! Kalau begini aku bisa terbunuh," merasa ucapannya tak memiliki efek pada Jenny. Ronald meminta bantuan pada Zio.

"Sungguh, manusia yang merepotkan –Nyaw."

Zio berlari menggunakan keempat kakinya lalu melompat tinggi. Ia kemudian mendarat di kepala Jenny. Setiap kakinya lantas menyala mengeluarkan cahaya biru yang lembut.

Jenny yang dalam kegilaan perlahan tenang. Ia kemudian mengedip-ngedipkan matanya.

"Apa ... apa yang sebenarnya terjadi?" Jennifer menatap linglung sekitarnya.

"Kau sepertinya terjebak dalam ilusi dan tak sengaja membunuh Robby," ucap Ronald memberitahukan situasi Jennifer berdasarkan pengamatannya.

Ekspresi Jennifer berubah. Ia mengingat pertarungannya dengan Fouler. Jenny mencari tubuh Robby. Lalu ia menemukan tubuh Robby yang terbujur kaku dengan Heavenly Spear Calamity yang tertancap pada perutnya.

Jenny berlari ke arah Robby seraya berteriak, "Robby!"

Ia segera meneteskan air mata. Ia merasa menyesal. Seharusnya ia cukup kuat untuk melawan ilusi Fouler.

"Sialan! Kenapa ini harus terjadi?! Apanya yang mantan nomor satu! Aku payah! Aku tak berguna ... A-aku ...."

Jenny memukul-mukul dinding melampiaskan amarahnya.

"Apa dia orang yang penting bagimu?" tanya Ronald.

Jenny mengusap air matanya.

"Robby, dia adalah ...."

Jennifer mengingat suatu ketika Robby pernah mengajaknya berkencan. Jenny menolaknya dan berkata ia hanya akan berkencan dengan seseorang yang lebih kuat dibanding dirinya.

Tentu, ucapan itu hanya bohong karena Robby tak menunjukan potensi untuk mengalahkannya.

Namun, Robby tiba-tiba bangkit. Keahliannya meningkat pesat hingga beberapa kali hampir mengalahkan Jenny.

Setelah itu, Jenny menganggap Robby sebagai rival dan berusaha lebih keras agar tak kalah. Robby juga terus berusaha keras agar mampu mengalahkan Jenny.

Mereka berdua kemudian terjebak dalam hubungan antara cinta dan rival.

"Robby adalah orang yang penting bagiku," kata Jennifer menjawab pertanyaan Ronald.

"Ngomong-ngomong, kenapa kau bisa sampai disini?" tanya Jennifer melirik ke arah Ronald penasaran.

"Ceritanya panjang, aku akan menceritakannya di jalan. Hal yang harus segera kita lakukan adalah mencari Ketua Guardian Vandrechia, Rock de Jong dan Murid Akademi Mistral Vandrechia nomor satu, Shou Kazuma," ucap Ronald dengan nada serius.