Beberapa menit sebelum Rock dan Jennifer sampai ke Aula.
Rock, Jennifer, dan Ronald berlarian di lorong dengan Ronald yang memimpin. Rock terlihat mengerutkan keningnya memikirkan sesuatu.
"Apa yang sedang kau pikirkan, Ketua Rock?" tanya Jenny penasaran dengan Ketua Rock yang diam seolah memikirkan sesuatu.
"Sebuah rencana," jawab singkat Rock.
"Rencana?"
"Iya, sebuah rencana ... Apa yang kita hendak lakukan sekarang bukanlah mengalahkan atau menangkap mereka. Namun untuk menyelamatkan adiknya Ronald serta menggagalkan ritual," Rock memperjelas situasi mereka saat ini.
Jenny yang mendengar hal itu langsung mengerti. Tujuan mereka bukanlah untuk mengalahkan musuh yang berarti fokus utama kali ini terletak pada mengganggu ritualnya lalu menyelamatkan Miura.
"Kalau begitu, apa kita perlu bersembunyi sambil menunggu ritual berada dalam saat kritis lalu menganggu mereka?" kata Jenny memberikan idenya.
"Itu rencana yang bagus tapi ...."
Rock memikirkan kembali kemampuan gravitasi yang dimiliki Venica. Jika serangan mendadak diluncurkan kemungkinan Venica akan dengan segiap mengeluarkan kemampuan gravitasinya.
" ....itu akan gagal, mereka kemungkinan akan berwaspada pada musuh yang menyerang."
"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Jennifer.
Rock memikirkan kembali rencana yang layak untuk dilakukan. Ia melirik pada Ronald yang berlari memimpin mereka.
"Kupikir aku ada ide."
Pada dasarnya sekte Cthullu akan berwaspada pada kemungkinan orang-orang akan menganggu ritual mereka.
Namun, dalam daftar kemungkinan itu, Yuna lah yang paling tinggi karena kondisi yang lainnya, seperti ketua Rock dan Jennifer dalam keadaan non optimal menurut anggota sekte Cthullu. Rock yang terluka parah dan Jenny yang terluka mental tidak dalam keadaan yang baik untuk menyerang mereka.
Walaupun begitu mereka akan tetap waspada. Namun, bagaimana jika Rock dan Jennifer menyerang mereka secara buka-bukaan?
Pertama mereka akan menganggap serangan itu tipuan dan Yuna akan muncul pada waktu berikutnya. Namun, Rock menyakini ada sosok yang mampu menggunakan teknik ruang diantara anggota sekte Cthullu. Saat anggota yang memiliki teknik ruang itu mendeteksi tak ada fluktuasi ruang yang dihasilkan. Maka dia dan anggota sekte lainnya akan menurunkan kewaspadaan.
Saat itulah kesempatan muncul.
Ronald yang bersembunyi akan melancarkan aksi penyelamatan dengan secepat mungkin.
Begitulah rencana yang dipikirkan Rock.
Kembali pada keadaan saat ini.
Rock dan Jennifer membuka pintu aula secara bersamaan.
"Berhenti disitu kalian sekte durjana!"
"Seperti yang di duga dari Ketua Guardian Vandrechia. Kau benar-benar mampu selamat dari serangan Sister Venica," ucap pria misterius seolah mengharapkan pengganggu datang.
"Tak seperti yang kupikirkan, ternyata kalian hanya ada tiga orang saja. Saat bala bantuan datang, kalian akan tamat," balas Rock. Ia bertekad menangkap ketiga anggota sekte Cthullu ini.
"Hahah, hanya dengan tiga orang saja kalian kewalahan. Kalau kami datang bergerombolan apakah kau pikir kota ini akan selamat?" ejek Fouler yang mendengar ucapan Rock.
"Kakek bau tanah, persiapkanlah dirimu ... kali ini kau tak akan bisa tersenyum santai lagi," ucap Jenny memprovokasi Fouler yang sedang tertawa.
"Aku tak menyangka kalian berdua pandai melawak. Sepertinya kalian masih belum mengerti, seberapa kuat sekte kami itu!" Fouler langsung maju ke arah Jennifer.
Sementara itu, Rock juga menyerang pria misterius dengan mengayunkan tinju padanya.
Namun tinju Rock malah menembus tubuh pria misterius itu. Pria misterius tersebut menyerang balik Rock dengan pukulan.
"Bagaimana bisa?" tanya Rock yang kebingungan kenapa serangannya tidak mengenai si pria misterius.
Dari balik tudungnya, pria misterius itu menyeringai.
Sementara Rock dan Jennifer menghadapi musuh. Ronald bersembunyi di lubang ventilasi udara seraya mengintip pertarungan yang terjadi.
Ia menggeretakan giginya melihat Miura yang berteriak menangis meminta pertolongan. Ronald juga memperhatikan dua gadis yang disalib seperti halnya Miura.
Batu permata hijau pun tak luput dari pandangan Ronald.
Mereka semua adalah elemen yang penting dalam ritual itu.
"Apa aku harus menyerang batu permata itu?"
Ronald bertanya-tanya dalam hatinya.
[Jangan, batu permata itu memiliki jiwa Cthullu di dalamnya –Nyaw. Jika kau menyerangnya besar kemungkinyan batu itu akan meledak dan menghancurkan kota Vandrechia –Nyaw.]
Ronald kaget. Kota Vandrechia? Apa Zio tidak melebih-lebihkannya? Bagaimana mungkin sebuah batu permata mampu menghancurkan kota? Apa jiwa Cthullu sekuat itu? Ronald merasa takut tiba-tiba. Jika batu permata itu meledak secara tak sengaja, nyawanya pasti akan melayang.
[Karena itulah adikmu luar biasa, manyusia –Nyaw. Aku melihat jiwa Cthullu sedang dipindahkan pada adikmu –Nyaw. Itu artinya adikmu wadah sempurnya bagi jiwa Cthullu –Nyaw.]
"Bukankah itu sangat gawat! Kita harus menemukan cara untuk menghentikannya sebelum terlambat!" ucap Ronald panik setelah mendengar perkataan Zio.
[Tenanglah, manyusia. Kau hanya perlu membebaskan kedua gadis itu yang disalib itu –Nyaw.] kata Zio dalam pikiran Ronald, ia berusaha menenangkan Ronald.
"Kenapa kedua gadis itu? Bukankah aku harus menyelamatkan Miura terlebih dahulu?" tanya Ronald yang tidak mengerti maksud dari perintah Zio.
[Karena kau tak punya banyak waktu –Nyan. Jika kau menyelamatkan Miura terlebih dahulu. Detik berikutnya kau akan ditangkap oleh anggota sekte Cthullu yang sedang memimpin ritual itu –Meow. Wanyita itu akan menyangkapmu dan melanjutkan ritualnya. Kau akhirnya gagal –Nyaw.]
"Apa dia sekuat itu?"
[Apa kau lupa apa yang dikatakan si botak berotot itu? Dia adalah orang yang mampu memanyipulasi gravitasi –Nyan. Kau akan tertangkap segera. Sebaliknya jika kau membebaskan dua gadis itu maka kau akan punya penyelamat –Nyaw. Kedua gadis itu cukup kuat untuk setidaknya menyunda wanita penyembah Cthullu –Nyaw.]
Ronald mengerti apa yang dimaksud Zio. Pada dasarnya tak mungkin bagi Ronald untuk menyelamatkan lalu kabur begitu saja. Semua orang disini setidaknya ada pada tingkat lanjutan atau lebih tinggi. Reaksi mereka sangat cepat, sehingga serangan kejutan yang dilancarkan Ronald hanya berdampak sedikit saja. Oleh karena itu, Ronald pasti akan dihentikan ketika ia dalam pase membebaskan Miura. Tetapi jika ia memilih untuk membebaskan dua gadis yang disandra itu, maka Ronald akan punya waktu untuk menyelamatkan Miura sepenuhnya.
Ronald memutuskan untuk mengikuti rencana Zio. Ia kemudian memasang kawat kuda-kuda, siap melompat langsung pada salah satu gadis dan menyelamatkannya.
[Lakukanlah dengan cepat, seperti seekor kucing yang mencuri makanyan –Nyaw]
Seperti seekor kucing yang mencuri makanan. Ronald mengingat Zio terus mencoba menyuruhnya untuk melakukan hal seperti kucing.
Ronald menutup matanya membayangkan bahwa dia adalah seekor kucing. Gadis yang ia akan selamatkan ia bayangkan menjadi makanan. Sementara wanita dari sekte Cthullu, Ronald bayangkan seperti pemilik makanan.
Setelah yakin, Ronald langsung melompat. Lompatan itu sangat cepat bagi orang biasa. Namun, bagi seseorang Mistral tahap Lanjutan seperti Fouler dan Pria misterius, lompatan itu hanya mainan anak-anak.
Namun saat keduanya hendak menghentikan Ronald. Jennifer dan Rock menganggu. Mereka serentak memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang kedua anggota sekte Cthullu tersebut.
Sister Venica yang juga fokus pada ritual menyadari lompatan Ronald. Namun ia tak bisa apa-apa karena tengah fokus pada ritual. Sister Venica tahu, saat ketika Ronald menganggu ritualnya adalah saat dimana Sister Venica bisa bebas menggunakan kekuatannya.
Ronald menembus penghalang yang mengelilingi area ritual. Tubuhnya perlahan turun dan menghantam Leona. Hantaman itu membuat salib tempat Leona digantuk rusak yang juga menyebabkan segel yang menyegel kemampuan Leona rusak.
"Terima kasih," ucap Leona seraya melepaskan rantai yang mengunci tangannya.
Pada saat berikutnya, serangan gravitasi milik Sister Venica diluncurkan. Leona yang merasakan hal itu segera mengeluarkan salah satu kemampuannya.
"Bless Area," kemudian Ronald yang bersebalahan dengan Leona merasakan tekanan gravitasi yang dirasakan sebelumnya hilang.
"Sialan! Beraninya kau mengangguku!" Sister Venica murka melihat ritualnya diganggu. Hal ini menyebabkan prosesnya melambat karena hanya Tiana yang jadi korban sekarang.
Namun, Leona tak membiarkan Venica lepas begitu saja. Ia mengulurkan tangannya pada Tiana. Dengan sihir Freya ia membebaskan Tiana dari segel yang menghalangi kemampuannya.
"Dengan begini semuanya selesai," ucap Leona dengan menyunggingkan senyuman.
"Kalian semua akan ditangkap dan diadili karena menculik Putri dari Tatargona," tambah Tiana.
Fouler menggeretakan giginya menyadari bahwa mereka akan kalah karena bagaimanapun Rock mampu menangani setidaknya Venica, lalu Fouler dan Pria misterius tidak bisa menangani Tiana, Leona, dan Jennifer sekaligus.
"Menyerahlah ... Sekarang kalian tak memiliki kesempatan sama sekali," Rock yang menyadari keunggulan mereka mulai membujuk sekte Cthullu untuk menyerah.
"Hahaha ... Apa kalian pikir kalian sudah menang?" dengan tawa gila, Sister Venica mengirim pertanyaan retoris.
Ronald merasakan firasat yang buruk.
[Cepat! Selamatkan Miura!]
Tanpa basa-basi Ronald berlari menghampiri Miura.
"Sakrifica e plotë: transmetimi i yjeve të shpirtit."
Dari dalam tubuh Venica keluarlah kekuatan jiwa bercampur mana yang besar. Kekuatan itu langsung diberikan pada batu permata hijau. Batu permata hijau yang memiliki jiwa Cthullu di dalamnya segera aktif kembali. Cahaya hijau terpancar terang lalu menyelimuti Miura.
Ronald yang hendak mendekati Miura terlempar hingga menabrak dinding. Tekanan besar menyebar di aula itu. Semua orang hanya mampu diam di tempat.
Tak ada yang mengatakan pada ritual ini penyembah sekte tak boleh menjadi orang yang mengorbankan dirinya. Namun, Venica pada awalnya memang memilih mengorbankan Leona dan Tiana dibanding mengorbankan dirinya sendiri. Tetapi, saat semuanya sudah sampai pada tahap ini, ia memang harus mengorbakan jiwanya.
Teknik pengorbanan jiwa yang dilakukan Venica sangatlah berbahaya. Alasannya jelas karena jiwa yang dikeluarkan sangat banyak sehingga pengguna akan mati dalam beberapa detik. Namun, Venica telah siap untuk mati.
Beberapa saat kemudian aura kehidupan menghilang dari tubuh Venica. Tubuhnya yang sudah tak bernyawa langsung ambruk.
Saat itu aura hitam pekat keluar dari Miura.
Ronald berteriak memanggil nama adiknya itu, seraya mendekatinya.
"Miura!"
Leona mengerutkan dahinya ia merasa ada hal yang sangat jahat bersemayam pada tubuh gadis kecil itu.
"Bocah! Jangan mendekatinya!" Leona memperingati Ronald. Tetapi, Ronald tetap berlari mendekati Miura.
Miura yang tengah di salib kemudian dengan santainya melepaskan diri dari rantai yang mengikatnya.
Ronald mendekati Miura dan bertanya, "Miura! Apa kau baik-baik saja?"
Bukan jawaban yang diterima remaja itu melainkan rasa sakit mendalam pada perutnya. Ronald perlahan menurunkan pandangannya. Ia melihat tangan mungil Miura telah melubangi perutnya. Ronald kemudian terjatuh pada posisi berlutut seraya memegang perutnya.
Miura mengangkat wajahnya. Terlihat dengan jelas wajah Miura dihiasi oleh simbol-simbol aneh yang menyeramkan. Perlahan gadis kecil itu membuka katanya mengungkapkan mata hitam kelam tanpa warna.
Pada saat itu, semua orang kecuali penyembah Cthullu tak mampu bergerak sedikit pun.
Fouler tersenyum gembira melihat Miura. Walau pengorbanan Venica sangat disayangkan, namun akhirnya ritual berhasil.
Pria misterius yang sampai saat ini identitasnya belum diketahui segera berbicara.
"Tuan Cthullu ... Apa anda sudah mengendalikan tubuh itu?" tanya pria itu dengan nada sesopan mungkin.
"Jangan panggil aku dengan nama itu, ada terlalu banyak Cthullu. Panggil saja aku Millu. Tugas kalian sudah selesai. Sebaiknya kita pergi dari sini segera." Terdengar suara serak yang sangat tidak cocok sengan tubuh seorang gadis imut.
"Baik, Nona Millu. Apa kita akan membunuh mereka semua?" tanya Fouler.
"Tidak, anggap saja itu berkah untuk mereka."
Millu mengangkat tangannya dalam sekejap mata, sebuah robekan ruang muncul di hadapannya.
Saat Millu hendak melintasi sobekan ruang tersebut. Suara lemah terdengar di telinganya.
"M-miura ... k-kau masih disana kan?"
Namun, Millu mengabaikan pertanyaan Ronald.
"Kalian berdua apa yang kalian lakukan?! Ayo kita pergi," perintah Millu pada Fouler dan Pria misterius.
Fouler mengangkat tubuh Venica dan membawanya melintasi sobekan ruang. Kemudian Pria misterus mengikuti Fouler dari belakang. Yang terakhir adalah Millu, ia melangkahkan kakinya masuk ke sobekan ruang tersebut.
Namun, Ronald mendengar suara kecil yang dibisikan oleh Millu.
"Adikmu masih hidup, ia berada dalam diriku."
Hal itu merupakan hal terakhir yang Ronald ingat sebelum ia pingsan.