Ronald segera menangkap tubuh Zack yang terlempar.
"Terima kasih, Bro."
Dalam keadaannya yang babak belur, Zack masih menyimpan kesadaran. Ia membenarkan posisinya hingga berdiri tegak.
"Apa kau baik-baik saja?"
"Tenanglah, ini belum seberapa. Sepertinya Han telah kalah ... kau memang hebat Bro," ujar Zack yang menyadari Ronald telah mengalahkan Han.
"Sekarang kita bisa bekerja sama untuk mengalahkan orang itu," kata Ronald menatap nyalang Rhinos.
"Dua lawan satu? Heh, jangan kan berdua, bahkan jika ada 10 orang seperti kalian menyerangku, aku tak akan kalah!" sahut Rhinos yang menatap remeh Zack dan Ronald.
"Kau mungkin bisa berlagak sombong sekarang tapi lihatlah, kami akan mengalahkanmu!" ucap Zack seraya menunjuk Rhinos.
'Aku ragu kami bisa mengalahkannya ... tapi kalah atau menang ini akan menjadi pengalaman yang berharga,' ucap Ronald dalam hatinya. Ia mulai menyiapkan kuda-kuda.
"Majulah!" teriak Rhinos pada kedua remaja itu.
Ronald dan Zack segera berlari bersama menuju Rhinos. Zack melayangkan pukulan terlebih dahulu. Rhinos menahan pukulan itu dan mendorong Zack menjauh. Ronald segera mengambil kesempatan untuk menyapu kakinya.
Rhinos melompat mundur. Zack menyerang dari kejauhan menggunakan kekuatan Astralnya.
"Lightning Shock," dari ujung jarinya terpancar sinar kuning yang menghantam Rhinos.
Rhinos merasakan sengatan listrik yang cukup kuat. Tubuhnya terasa kaku untuk beberapa detik. Namun, ia dengan cepat kembali pulih.
Ronald segera menyerang Rhinos yanv baru pulih dari serangan Zack. Ia mengumpulkan api biru pada tangan kanannnya. Ronald melompat pada Rhinos hendak memukul Rhinos. Namun, tanah bergetar tiba-tiba. Dinding yang sepenuhnya terbuat dari tanah muncul menghalangi pukulan Ronald.
"Ini adalah kekuatanku! Elemen tanah dari Badak bercula hitam," ujar Rhinos dengan lantang.
Ronald mengerutkan dahinya. Rhinos memiliki pertahanan yang sangat kuat sekarang. Ia harus memikirkan cara untuk mengalahkan Rhinos.
Zack tiba-tiba berlari dengan kecepatan tinggi, ia melompat melewati dinding tanah. Kedua tangannya diliputi kerlipan listrik.
"Lightning Ball," Zack menyatukan kedua tangannya dan perlahan memisahkannya. Di antara tangan itu sebuah bola listrik muncul. Ia kemudian melemparkan bola itu pada Rhinos.
Rhinos yang melihat serangab itu datang. Melompat-lompat menghindari bola listrik yang terus menerus dilemparkan Zack.
Rhinos terlihat masih tenang menghindari serangan Zack. Ia kemudian membentuk tombak tanah dan melemparnya pada Zack.
Zack menghindark tombak itu, namun sebagai akibatnya ritme serangannya terganggu. Sekarang giliran Rhinos yang menyerang.
Rhinos melompat tinggi ke arah Zack hendak menyerang Zack. Ronald segera melindungi Zack dan menyilangkan tangannya.
Sayangnya, serangan Rhinos terlampau kuat sehingga Ronald terpental ke belakang. Lalu, Zack beradu pukulan dengan Rhinos.
Pertarungan berlanjut dengan sengit. Ronald dan Zack secara bergantian menyerang Rhinos namun aroma kemenangan masih tercium pada Rhinos. Pertahanan Rhinos terlalu kuat untuk mereka kalahkan.
Luka yang ada pada mereka juga semakin bertambah. Pada awalnya cuma goresan belaka namun semakin lama luka tersebut semakin terbuka dan darah mengalir dari luka tersebut. Keringat membasahi baju, sementara lelah menyerang raga. Zack dan Ronald mulai ragu apakah mereka bisa mengalahkan Rhinos.
"Ada apa? Apa hanya itu yang kalian punya? Menyedihkan," Rhinos berpose sombong selagi menatap Zack dan Ronald yang penuh luka.
"Kami belum kalah!" teriak Zack seraya menyerang kembali Rhinos. Namun, Rhinos dengan santai mengetuk kembali Zack ke belakang.
"Sial, apa tak ada cara lain untuk mengalahkannya!" Ronald mengeluh seraya memegang tangannya yang terluka.
[Kucing ini tidak pernah tahu kau sebodoh itu, manusia –Nyaw.]
Layaknya air di padang pasir. Suara Zio langsung membangkitkan semangat juang Ronald. Remaja itu tahu, jika Zio bersuara maka artinya ia ingin menolongnya.
'Apa caranya? Mengalahkan dia?' tanya Ronald dengan semangat pada Zio.
[Kenapa kau terlihat sebahagia itu? Kucing ini menolongmu membuktikan kau tidak kompeten. Apa kau begitu senang menjadi tidak kompeten? sungguh manusia menyedihkan –Nyaan.]
Walaupun Zio mengatakan sesuatu gang menyakiti hati Ronald. Tetapi Ronald tidak memikirkannya, bagaimanapun pertolongan Zio lebih penting dari harga dirinya sekarang.
'Cepatlah, katakan saja caranya!' desak Ronald pada Zio.
[Kau memang menjengkelkan, manusia –Nyaaw. Tetapi aku memang akan tetap membantumu. Kau dan bocah disampingmu itu payah. Rhinos hanya Mistral tingkat pemula, walau dia lebih kuat dibanding kalian tetapi tak seharusnya tetapi dia tidak unggul jauh dari kalian.]
'Apa maksudmu?'
[Maknanya, gaya bertarung, trik, teknik, strategi, hal hal itulah yang membuatnya unggul dibanding kalian berdua. Yang harus kau lakukan sekarang adalah menganalisa kekuatan dan kelemahan Rhinos –Nyaw.]
Ronald kemudian merenungkan perkataan Zio seraya menyaksikan pertarungan Rhinos dan Zack.
Rhinos lebih ahli menyerang dari jarak dekat.
Ronald kemudian sadar Rhinos selalu membiarkan mereka menyerangnya atau menyerang balik. Rhinos jarang sekali menyerang dari jarak jauh.
Elemen tanah Rhinos kuat untuk dipakai bertahan namun lemah untuk dipakai menyerang.
"Zack! Fokuslah pada serangan jarak jauh!" teriak Ronald dengan keras.
Zack menoleh pada Ronald dan mengacungkan jempolnya. "Baiklah, Bro!"
Ia kemudian mundur beberapa langkah. Kemudian, Zack fokus melempar bola listrik. Rhinos menghindari bola-bola listrik itu dengan mudah.
"Heh, apa kau tidak ingat? Serangan seperti ini tidak bisa melukaiku!" ucap Rhinos sombong.
"Kalau begitu, bagaimana jika ditambah ini!" Ronald ikut menyerang Rhinos dengan bola api.
Akhirnya Rhinos kewalahan menghindar dari dua serangan. Tangannya terkena serangan bola api Ronald. Ia menjerit kesakitan. Baru beberapa saat, ia terkena lagi bola listrik Zack.
"Aargh!" Rhinos menjerit saat ia merasakan serangan demi serangan menghantamnya.
Ronald yang merasa Rhinos tidak bisa bergerak kemudian berlari mendekatinya dengan kedua kepalan tangan yang diliputi api biru.
"Terimalah ini!" Ronald memukul Rhinos berturut-turut pada pukulan terakhir ia mementalkan Rhinos ke atas.
Zack muncul diatas Rhinos kaki kananya telah terbungkus listrik. Ia kemudian melakukan salto seraya menendang Rhinos menghantam dinding.
Suara tabrakan terdengar. Pecahan-pecahan dindung terpental ketika tubuh Rhinos menabrak dinding sehingga menyebabkan retakan besar muncul pada dinding itu.
Sorakan terdengar, semua orang tampaknya terkejut sekaligus gembira melihat pertarungan yang cukup seru. Namun, Ronald dan Zack tak bisa menikmati sorakan karena mereka harus segera mengobati luka yang ada pada tubuh mereka. Alhasil mereka berjalan menepi.
Saat mereka diobati oleh tim medis. Seorang pria mendekati mereka berdua seraya bertepuk tangan.
"Pertarungan yang hebat, Ronald Dreviosch dan Zack Storm."
Ronald dan Zack mengalihkan perhatian mereka pada sosok pria tersebut.
"Siapa kau?" tanya Ronald.
"Namaku George Roshlev, aku penyelenggara turnamen Red 46 Area. Aku disini menawari kalian untuk mengikuti turnamen itu, bagaimana?" George tersenyum pada kedua remaja itu seraya mengulurkan tangannya.
Ronald dan Zack terkejut. Mereka berdua hanya rata-rata dibanding Mistral tahap Pemula lainnya. Rhinos sendirian saja hampir mengalahkan mereka berdua yang bekerja sama. Bagaimana jika mereka memasuki turnamen itu sebagai individu? Tak bisa dipungkiri, mereka pasti akan kalah.
"Aku tahu apa yang kalian pertimbangkan. Maka dengan itu aku akan memberi kalian kemudahan," seolah mengetahui apa yang dipikirkan mereka berdua, George segera memberitahu bahwa Ronald dan Zack akan diberi kemudahan jika mereka bersedia ikut turnamen itu.
"Kemudahan macam apa?" tanya Zack.
"Kalian berdua boleh ikut sebagai tim," ucap singkat George yang mengejutkan Zack dan Ronald.
"Tim?"
Ronald dan Zack saling bertatap muka. Mereka berdua memiliki pemikiran yang sama.
Ada peluang untuk menang!