Chereads / Astral : Seed of Chaos / Chapter 12 - Penghinaan

Chapter 12 - Penghinaan

Semangat.

Darah mengalir melewati pembuluhnya dengan cepat. Debaran jantung terus berdetak kencang. Rasa senang, gugup, tercampur bahagia dapat Ronald rasakan.

Shou Kazuma.

Bukan hanya terkenal di kalangan Mistral saja, dia juga sangat terkenal di kalangan orang awam sekali pun. Mungkin dia bukan yang paling berbakat di Grenomia, namun ketika menyangkut popularitas dia adalah salah satu generasi muda paling terkenal.

Ia memiliki sosial media pada platform Sink yang pengikutnya telah mencapai satu jutaan. Ia juga pernah tampil beberapa kali di acara televisi dan juga pernah berkolaborasi bersama beberapa creator terkenal.

Banyak sekali perusahaan yang memiliki usaha di bidang Mistral mengendorsenya.

Di depan pintu gerbang kantor Guardian cabang Vandrechia Timur. Keseluruhan guardian yang bekerja di kantor cabang ini berbaris menyambut kedatangan Ketua Guardian Vandrechia, Rock de Jong bersama ketiga orang dari Akademi Mistral Vandrechia.

Jumlah keseluruhan guardian cabang Vandrechia Timur cukup kecil, yaitu 20 orang Mistral tahap Amatir, dan 5 tahap Mistral Lanjutan termasuk Frans dan Serena di dalamnya.

Sebenarnya jumlah itu sudah cukup banyak. Karena masalah yang berkaitan dengan Mistral di sebuah kota biasanya hanya melibatkan Mistral kategori bawah, yaitu antara pemula sampai lanjutan.

Sementara itu pertahanan luar kota dan lainnya merupakan tanggung jawab Spesial Force.

Agar tidak bingung. Guardian bisa disebut versi polisi dari Mistral sedangkan Spesial Force merupakan versi tentara dari Mistral.

Kebanyakan Guardian juga adalah seorang Mistral yang gagal masuk Akademi Mistral. Sementara kebanyakan Spesial Force adalah lulusan Akademi Mistral.

"Selamat datang, Ketua."

Dengan senyuman Frans mengulurkan tangannya menyambut Ketua Guardian Vandrechia, Rock de Jong yang baru sampai. Seragam guardian sang ketua itu terlihat sangat sempit sehingga menonjolkan otot-ototnya yang perkasa. Ronald bahkan mengira jika Rock menggerakan tubuhnya sedikit maka seragam itu akan langsung robek.

Sementara Rock menerima jabatan tangan Frans. Tiga orang remaja berusia sekitar 17-18 tahun keluar dari mobil juga. Mereka bertiga memakai seragam Akademi Mistral Vandrechia.

Seorang remaja berparas rupawan, Shou Kazuma. Remaja dengan tato yang menutupi tangan dan lehernya, Robby. Terakhir adalah mantan nomor satu, Jennifer Hawlink.

Ronald dan Yuna sangat mengenal ketiga orang yang sering disebut The Big Three itu.

Shou melihat ke sekeliling. Ia kemudian mengunci tatapannya pada seorang gadis.

Ronald yang melihat Shou berjalan mendekatinya langsung merasa gembira. Ia menjulurkan tangannya seraya berkata, "Perkenalkan namaku Ronald Dreviosch aku fans–"

Shou berjalan melewati Ronald.

Seketika pikiran Ronald menjadi kosong.

'Dia ... mengabaikanku?!' Rasa gembiranya berubah menjadi rasa marah. Jika Shou mengatakan bahwa dia tak ingin bersalaman dengan Ronald mungkin Ronald akan sakit hati namun dia tak akan marah. Tetapi untuk diabaikan layaknya sebuah debu ... Bagaimana mungkin Ronald marah.

Sesaat ketika Ronald hendak meluapkan amarahnya sebuah tangan menepuk bahunya. Dia melihat sosok Robby yang tersenyum kecil padanya, "Shou itu orang yang sangat angkuh, apalagi terhadap orang yang lebih lemah dibanding dirinya. Jadi mohon maafkan perilaku dia."

Ronald kemudian menangkan dirinya. Dia sadar bahkan jika dia marah Shou hanya akan mengabaikan atau bahkan menghajarnya. Apalagi fakta bahwa dia tak bisa mengalahkan Shou.

Ia melirik ke arah Shou, ternyata Shou pergi mendekati Yuna.

"Apa kau Yuna? Rumor beredar bahwa kau diterima langsung tanpa Ujian Masuk di Akademi Mistral Avania, apa itu benar?" kata Shou seraya menatap datar pada Yuna.

Yuna juga menatap dingin pada Shou. Perlakuan Shou pada Ronald terlihat dengan jelas oleh Yuna.

"Benar. Apa kau Shou? Orang yang masuk ke Akademi Mistral Vandrechia karena ditolak Akademi Mistral Avania?" ucap Yuna dengan nada sinis.

Wajah Shou gelap. Ia kemudian terkekeh seraya menyeringai kecil pada Yuna. "Apa kau mengatakan itu padaku karena pria kecil itu?"

Tentu, pria kecil itu merujuk pada Ronald.

Yuna mengabaikan perkataan Shou dan berjalan ke arah Ronald. Ia tersenyum pada Ronald dan berkata, "Ayo ... Kita pergi ke tempat Pak Frans."

Ronald menerima ajakan Yuna.

"Orang yang berbakat itu ... Selalu lebih pantas dengan yang berbakat lainnya. Bagaimana pun itu adalah usaha untuk memperbaiki gen keduanya," kata Shou tiba-tiba membuat Yuna dan Ronald berhenti.

Yuna berbalik menghadap Shou dengan senyuman, "Kau benar ...."

Shou yang mendengarnya tersenyum.

" ....karena itulah aku bersama Ronald. Dia lebih berbakat dibanding siapapun," ucap Yuna dengan percaya diri. Tanpa memikirkan reaksi Shou ia menarik Ronald untuk meninggalkan tempat tersebut.

Shou membeku. Ia tak menyangka akan menerima penghinaan sejauh ini. Dari awal dia masuk ke Akademi Mistral Vandrechia, tak ada siapapun yang pernah meremehkannya. Dia memecahkan rekor setiap orang. Dia adalah seorang jenius walaupun bukan yang terhebat, setidaknya di kota ini dia adalah yang terbaik.

"Hahaha, ini sangat memuaskan, sepertinya pesonamu tak berhasil, tuan nomor satu," Jenny tertawa terbahak-bahak melihat Shou.

Sementara itu Shou mengabaikan ejekan Jenny, dia bergumam, "Jenius lebih daripada siapapun? Bahkan aku sendiri dapat merasakannya ... mana yang dimilikinya cukup lemah dibanding Mistral Pemula pada umumnya. Artinya belum lama dia resmi menjadi seorang Mistral ... Itu yang kau sebut jenius? Penghinaan ini ... pasti akan kukembalikan pada mereka."

Sementara itu, Ronald yang diseret Yuna mengangkat suara setelah diam tak bicara pada insiden tadi.

"Maaf," ucap Ronald pelan. Jika saja ia berbakat dan kuat, mungkin Shou tak akan meremehkannya. Yuna tak perlu bertengkar dengan Shou. Ronald membenci dirinya yang lemah sampai dilindungi oleh seorang wanita.

Yuna berhenti menyeret Ronald. Ia kemudian bertanya, "Kenapa kau minta maaf padaku?"

"Karena ... Aku ...." Ronald tak bisa menyelesaikan kalimatnya. Ada berbagai perasaan yang bercampur dihatinya. Ia tak bisa menyelesaikan kalimatnya.

"Apa kau berpikir bahwa kau membebaniku?" tanya Yuna.

"Apa kau berpikir bahwa kau mungkin mengecewakanku?" Tanpa membiarkan Ronald menjawab, Yuna terus berbicara.

"Apa kau berpikir bahwa ... Seharusnya kau yang berdiri dan melindungiku tadi?"

"Apa kau berpikir bahwa kau harusnya kuat, dan membalas perlakuan Shou tadi?"

Ronald terdiam, semua ucapan Yuna benar. Ada terlalu banyak kata 'jika' yang muncul di kepalanya saat ini.

"Kau tak perlu minta maaf padaku. Hal yang sebenarnya penting kau lakukan adalah menepati janjimu," ucap Yuna dengan senyuman. Saat itu Ronald merasa bahwa senyuman Yuna merupakan senyuman yang paling indah yang pernah dia lihat.

Ronald merasa beban di hatinya hilang seketika. Ia tersenyum tulus lalu berkata, "Kau benar. Aku pasti akan mengejarmu. Aku pasti akan mengejarmu hingga aku bisa berdiri di sampingmu ... Tidak! Aku tak hanya akan berdiri di sampingmu tapi aku juga ingin melampauimu."

Hingga akhirnya aku bisa melindungimu, ucap Ronald dalam hatinya. Hal ini membuat Ronald merasa tujuannya untuk menjadi Mistral terkuat semakin kokoh. Dia ingin menjadi kuat bukan hanya untuk dirinya dan cita-citanya, tapi juga untuk Yuna.

"Kalau yang itu mustahil," ucap Yuna datar.

"Ronald mengerutkan dahinya heran, Apa maksudmu?"

"Melampauiku? Apa kau meremehkanku?"

"B-bukannya kau tadi bilang bahwa aku lebih berbakat dibanding siapapun?" Ronald menyanggah tuduhan Yuna. Ia tidak bermaksud meremehkan gadis itu.

"Jangan bilang kau benar-benar percaya, bualanku?" tanya Yuna dengan wajah tak percaya.

"T-tunggu ... Apakah tadi itu hanya bohong? Kau tak percaya aku bisa menjadi Mistral terkuat? Nee, apa bahkan percaya pada janjiku?" Ronald terus berkata pada Yuna yang mulai mengabaikannya.

'Gadis itu!' ucap jengkel Ronald dalam hati. Ia merasa bahwa mungkin Yuna tak pernah percaya pada dirinya.

Akhirnya Ronald menyerah. Ia menghembuskan nafasnya membuang rasa kesal dalam hatinya.

"Kalian berdua! Kemarilah!" Frans melambaikan tangannya pada Yuna dan Ronald.

Kedua remaja itu berjalan pelan menghampiri sang guardian.

"Bersiaplah sebentar lagi kita akan menyerang markas sekte Cthullu," ucap Frans pada mereka berdua.

"Pak Frans, apa kita akan melakukannya sekarang juga?" tanya Ronald.

"Iya, semakin lama mereka dibiarkan akan semakin berbahaya. Jadi kita perlu menyelesaikannya secepat mungkin," jawab Frans.

Ronald dan Yuna menganggukkan kepala mereka. Ini akan menjadi pertarungan pertama mereka sebagai Mistral.