Ivana sudah selesai mandi dan mengobati luka-Nya. Ia memperban seluruh bagian perut-Nya dan meminum obat secara teratur untuk mengurangi sakit.
Ia kemudian keluar dari kamar dan mendapati Sang kakak nya tengah membantu mommy-Nya menyiapkan makanan. Sedangkan Daddy-Nya duduk dengan monica menonton Tv.
"Sejak kapan kau datang ? Apa jangan-jangan kamu yang masuk ke kamar tadi?". Tanya Avina menatap Ivana dengan keyakinan penuh jika adiknya ini tengah mengerjainya sekarang.
"Hehehe".
"Aiss. Kau membuatku jantungan!! Apa kau mau mati ?!". Ancam Avina kesal karena ulah Ivana.
Ivana lalu hendak duduk ke kuris." Mau duduk ? Bantu sanaa! Ambil semua piring dan taro dimeja. Enak saja kamu ingin duduk saja". desis Avina.
Sedangkan Ivana kesal karena disuruh-suruh. Dia kan juga lelah dengan perjalan-Nya. Apalagi ia juga terluka.
"Biarkan saja dia duduk. Adikmu baru saja datang". Bela sang momy.
Ivana lalu kembali duduk dan memandangi sang kakak lalu mengejek-Nya
"Kemana saja kamu selama ini ?! Hah!". Kesal Avina terhadap sang adik ini.
"Dia sedang mencari informasi mengenai distrik namja".
Avina sontak terdiam. Satu hal yang tidak ia tau dari sang adik. Adalah seorang Mafia.
Kini mereka semua tengah makan malam bersama dan mendengar pengakuan Ivana yang membuat Avina sedikit terkejut.
"Wahhh. Ternyata adikku mafia". Ucap Avina terkagum-kagum.
Terlihat sekali Ivana bangga dengan profesinya itu. "Biasa saja". Ucap Avina lagi lalu membuat Ivana kesal
"Sudahlah. Tidak berguna jika menceritakan apapun kepadamu". Jawab Ivana lagi.
Ivana lalu menatap Monica. Sedari tadi ia hanya diam dan membuat Ivana khawatir. "Monica". Panggil Ivana.
"Iya kak". Jawab Monica menatap sang kakak.
Ivana lalu mendekati Sang adik dan menatap-Nya dalam. "Monicaa kenapa diam aja Hmm". Tanya Ivana sambil mengelus rambut sang adik.
"Monica memikirkan sesuatu"
"Apaa sayang. Cerita sama kakak".
"Aku ingin kembali sekolah".
"Itu saja ? Tentu saja kakak akan memasukan adik kesayangan kakak ke sekolah terkenal nanti. Tapi, tidak saat ini". Jawab Ivana.
"Tapi kenapa ? Bukannya Monica sudah pulang? Monic pengen bersekolah di sekolah kakak di Vanscoll". Jawab-Nya.
"Anak momy belum cukup umur sekolah disana. Tunggu sekitar 10tahun lagi baru bisa bersekolah disana Hmm". Jawab sang mommy.
"Lalu monica sekolah dimana?". Tanya-Nya.
"Hmmm. Kamu pengen dimana?". Tanya Avina juga.
"Aku pengen sekolah seperti di negri dongeng!!". Jawab-Nya.
"Hmmm. Tentu saja ada. Huacachina, Terletak di peru. Kakak akan memasukan kamu disana. Tapi tidak sekarang ya".
"Benarkah? Horeee aku akan menunggu". Jawab Monica kegirangan.
Ivana lalu kembali ke tempat-Nya. Ia bertanya mengenai kondisi monica ke Avina.
"Bagaimana keadaan-Nya? Apa disana dia mendapatkan dokter yang benar-benar bagus". Tanya Ivana.
"Hmm. Kata dokter Monica sudah kembali sehat. Semenjak kejadian yang menimpa-Nya dan membuatnya trauma cukup sulit membuat keadaan mental-Nya menjadi baik. Tapi, lihatlah sekarang. Monica berhasil melalui masa-masa sulit itu".
"Dan apa kau tau saat di korea ? Ia selalu suka melakukan Taekwondo. Sepertinya hobi ku mengakir kedarah dagingnyal". Ucap Avina lalu memakan makananya sambil tertawa.
"Kalau seperi itu baguslah. Jika besar ia bisa melindungi dirinya sendiri nanti".
"Hmm".
Sejak tadi Rakyan tidak mengatakan apapun dan lebih mendengar pembicaraan kedua putrinya. Sedangkan Alvian sibuk mencek ponselnya.
"Kenapa kalian berdua tiba-tiba diam ?". Tanya Ivana saat menyadari bahwa daddy-Nya dan berserta sang adik hanya diam.
"Ahh. Dady hanya memikirkan perusahaan. Saham daddy menurun akhir-akhir ini".
"Benarkah ? Bagaimana bisa ?". Tanya Ivana.
"Seperti-Nya mereka telah mengancam beberapa klien dady. Dan sekarang kami tidak diperbolehkan keluar dari apertemen sama adikmu ini". Kata Rakhan.
Celina lalu mengerti pandangan Ivana yang kini berubah ."Monica sudah selesai kan makan? Masuklah kekamar dulu".
"Iya mom". Monica lalu pergi meninggalkan mereka berlima.
"Aku akan menceritakan sesuatu. Jadi, kami sudah berhasil mendapatkan seseorang pria yang mengetahui sedikit tentang Distrik namja. Pria itu bernama Daniel".
Rakhan yang sepertinya pernah mendengar nama itu mencoba mengingat-Nya.
"Apa dady mengenalnya ?". Tanya Ivana.
"Sepertinya dady pernah mendengar nama-Nya tapi, dady lupa".
"Ah baiklah".
Avina yang tidak mengerti hanya diam mencoba mendengarkan pembicaraan sang adik. Ia cukup tau tentang Distrik namja dan mengerti arah pembicaraan Ivana kemana.
"Saat kami menemui Daniel. Ada beberapa orang yang datang dan mencoba bertemu dengan Daniel. Mereka juga mengetahui jika, akulah yang memegang dokumen dan file-file itu".
"Apaa?! Jika mereka mengetahui itu. Kita semua dalam bahaya'!". Kata Rakhan frustasi.
"Untuk itu , Alvian menyuruh kalian untuk tetap Stay disini . Jangan keluar! Aku dengar ada yang menyusup masion kita. Syukur saja kalian tidak berada disana. Alvian bergegas membawa kalian kesini untuk melindungi kalian. Dan syukur saja tadi, tidak terjadi apa-apa saat menjemput ka Avina dan Monica". Kata Ivana menjelaskan panjang lebar.
Celina yang mendengar itu hanya terdiam. Ia berpikir kenapa keluarganya menjadi tujuan para penjahat iu sekarang.
"Saat kami diperjalan menuju kekota. Kami dihadang beberapa pria. Mereka mengatakan akan menculik kalian. Dan itu membuatku emosi dan melawan mereka sendirian. Tapi, untung saja kalian selamat sampai sekarang".
Mereka berempat lalu menatap satu sama lain. "Kau tidak terluka kan ?". Tanya Avina khawatir.
"Sedikit. Tapi tidak usah dipikirkan. Yang paling penting sekarang adalah keselamatan kalian". Ucap Ivana membuat mereka semua terharu.
"Kenapa kita tidak keluar negri saja?." Tanya Avina.
"Mereka akan tetap menemukan kita hanya dengan berpindah negara".
"Dan untuk saham dady yang menurun. Aku akan menanam saham untuk dady dan meminta semua temanku untuk membantu menaikan kembali saham dady. Aku tau karena beberapa dari bisnis dady angkat tangan karena mereka dipaksa untuk memberhentikan kerjasama kalian". Ucap Ivana.
Rakhan yang mendengar itu hanya diam. Ia sebenarnya merasa lemah menjadi seorang kepala rumah tangga. Ia hanya mengandalkan sang puteri nya.
Sedangkan Ivana menyadari diam nya sang daddy dan memeluknya dari belakang." Tidak perlu khawatir. Dady sudah bekerja keras. Jadi, sekarang giliranku membantu. Umachh". Ucap Ivana lalu mencium sang daddy dengan penuh kasih sayang.
Avina juga tidak mau kalah. Bisnisnya yang sekarang meroket tinggi ingin membantu sang daddy membantu mengembalikan nilai saham. "Aku juga akan membantu dad. Tidak perlu khawatir. Hmm anak-anakmu ini akan membantu selagi bisa". Ucap Avina lalu memeluk sang dady-Nya.
Sedangkan Alvian hanya diam. Sebagai seorang anak dari Rakhan leonard dan satu-satunya pria dalam keluarganya. Ah termasuk sang dady iya juga akan membanti untuk melindungi keluarganya semaksimal
Mungkin.
"Aku akan membantu mengamankan". Ucap Alvian lalu melanjutkan makannya.
"Aiss anak itu". Desis Avina.
Sedangkan Celina terharu melihat anak-anak mereka tumbuh menjadi sosok yang sukses dan kuat. Mereka merasa terlindungi meski, banyak ancaman yang mengintai keluarga mereka.