Ivana sudah sampai. Kini ia tengah berada dikantornya. Ia mendapatkan kabar bahwa rekan bisnis-Nya menunggunya. Saat ia masuk ke dalam kantor. Para pegawainya lalu memberi salam dan menunduk hormat kepadanya.
"Selamat siang Nyonya". Sapa salah satu pegawai.
"Ya. selamat siang". Jawab Ivana sambil tersenyum.
Seluruh pegawai kantor sudah mengetahui bahwa, Ivana adalah pemilik perusahaan-Nya. Sepertinya ia akan go publik sebentar lagi.
Ivana lalu masuk ke ruangannya dan mengganti bajunya menjadi pakaian Formal. Tidak mungkin ia memakai pakaian sekolah untuk menemui seseorang.
"Nah. Sudah". Gumamnya melihat pantulan dirinya dicermin.
Ivana lalu keluar dan mendatangi dimana Nicho menunggunya.
Tok ttok tokk
Cekrekk
Ivana langsung saja masuk dan menampilkan senyum ramahnya dengan tamu yang sudah menunggunya ." Apa yang membuatmu kemari ? Apa ada hal yang mendesak?". Tanya Ivana lalu menghampiri dan duduk disamping Ducsha.
"Tidak ada. Pemotretan sedang berjalan dengan lancar. Dan, aku hanya mengunjungi perusahaanmu saja".
"Aahh. Begitu rupanya". Kata Ivana lalu menatap Nicho ." Dimana Tony?". Tanya Ivan karena sedari tadi ia tidak melihat-Nya sam sekali.
"Tony sedang keluar sebentar". Jawab Nicho terlihat memberikan sesuatu kode ke Ivana.
"Benarkah?! Ah Baiklah".
"Siapa Tony?".
"Tony orang yang menggantikan ku saat ini diperusahaan ini. Sebenarnya, aku tidak terlalu aktif dalam mengurus pekerjaan ini". Jawab Ivana.
_
_
_
_
_
Ivana sudah membereskan beberapa pekerjaan dan kembali pulang. Ia memilih untuk tinggal diMasion keluarga-Nya.
"Ivanaaa pulangg!!". Teriak-Nya membuat seisi rumah bergema dengan suara-Nya.
Rakhan dan Celina yang sedang bersantai menonton acara Tv dan Alvian yang kini tengah sibuk mengotak-atik leptop-Nya dan mengurus beberapa pekerjaan.
"Lama sekali anak Momy tidak kemari". Kata Celina.
"Ahh. Banyak sekali pekerjaan yang perlu diurus. Jadi, begitulah". Jawab Ivana santai.
Ivana lalu mendekati Alvian dan meneriakinya. "Yaa!! Apa kau menyukai hadiah yang ku kirimkan?!".
"Aghh!! Telingakuuu!". Teriak Alvian.
Ivana kemudian tertawa lepas. Ia senang menggangu adiknya ini. Ivana yang banyak orang kenal yang memiliki Sifat dingin dan datar. Tidak akan melihat sisi lain Ivana jika tidak mengenalnya lebih dekat.
"Seharusnya kau membelikanku 3! Hanya 1 tidak cukup untukku!".
Plakk
Ivana memukul dahi Alvian ."aghhh! Yaa!".
"Kau ini tidak bersyukur! Keterlaluan!!". Teriak Ivana.
"Sudah-sudah. Kalian ini suka sekali bertengkar". Ucap Celina.
"Kau. Ivana pergilah kekamar mu. Mandi". Suruh Celina.
"Pergilah! Kau bau sekali!". Teriak Alvian sambil memegangi hidung-Nya.
Ivana lalu memeluk Alvian dan membuat-Nya berteriak karna bau badan Ivana. "Aaaaaa! Bauu! Ya!". Teriak Alvian melepaskan pelukan Ivana.
Sedangkan Ivana ia tertawa kencang karna berhasil mengerjai adik-Nya. Ia lalu menuju kamar-Nya dan segera mandi.
Sedangkan Rakhan dan Celina melihat mereka menggeleng-gelengkan kepala-Nya melihat tingkah mereka berdua.
"Avina dan Monica kapan datang ? Ahh. sudah lama tidak melihat kedua anakku itu". Kata Celina.
"Sepertinya lusa. Dan, kenapa kau banyak mendesah akhir-akhir ini? Hmm. Kau ingin membuat adek lagi buat monica ?". Ucap Rakhan membuaat Celina langsung memukul Rakhan.
Plak
"Kau ini!".
"Ahh iya. Kita harus menyambut-Nya". Kata Celina.
"Tentu saja kita harus menyambut kedua putri kita itu. Aku akan membelikan mereka sesuatu nanti". Ucap Rakhan mendapatkan Ide untuk memberikan kejutan.
Avina yang sibuk mengurus pekerjaannya yang berada di Korea dan sekaligus membuat Kondisi mental Monica membaik. Avina sudah menyelesaikan semua pekerjaan-Nya dan membuat saham-Nya kembali meroket. Kini, perusahaanya menjadi perusahaan terkaya no 23 dalam daftar dunia.
Brand yang dimiliki Avina mencapat kedudukan no 10 dalam daftar brand terlaris dalam seluruh dunia.
Sedangkan Monica yang kondisi mentalnya membaik akan segera pulang bersama sang kakak.
Ivana yang sedang mengeringkan rambut-Nya dan mendapat panggilan dari sang kekasih.
"Dimana?". Tanya Marvel.
"Dirumah".
"Iya. Maksudku dirumah mana?".
"Dirumah Keluargaku".
"Baiklah".
"Percakapan yang singkat. Benar bukan?". Tanya Marvel terdengar suara tertawa kecil dari seberang sana.
"Tak apa".
"Kau sangat singkat Sayang".
"Kau juga sayang". Jawab Ivana membuat Marvel tertawa.
"Ahh. Aku ingin bertemu denganmu segera dan menciumi mu".
"Tidak boleh".
"Kenapa? Kau berani menolakku? Oh tidak bisa".
Begitulah percakapan singkat mereka. Jujur saja mereka masih terlalu canggung dalam hubungan yang mereka jalani .
Sangat berbalik dengan Kedua teman-Nya yaitu Mark dan Clarissa. Kini mereka sering menghabiskan waktu bersama diluar. Sifat romantis yang dimiliki Mark membuat Clarissa semakin mencintainya.
Meski mereka dikenal dengan pasangan dingin. Tetap saja Ivana&Marvel kalah jauh dibanding dengan mereka berdua.
_
_
_
_
Pagi hari Ivana tidak masuk sekolah bersamaan dengan yang lain-Nya. Mereka berencana melakukan rencana mereka untuk menemui seseorang yang tau tentang distrik namja.
"Kau mau kemana sayang. Hmm". Tanya Rakhan ke Ivana.
"Ada yang harus aku urus dad".
"Tapi apa?".
"Ini mengenai Distrik n-namja". Ucap Ivana gugup.
Rakhan dan Celina lalu terdiam. Mereka langsung teringat akan anak mereka yang meninggal akibat kejadian tragis itu. "Kenapa kau membicarakan ini?!". Bisik Alvian.
Celina tiba-tiba meneteskan air mata-Nya. "Apa yang terjadi Sayang?. Kenapa kau tiba-tiba mencari tau tentang kejadian itu?". Tanya Rakhan sambil memeluk isteri-Nya.
"Aku ingin mencari dalang dibalik kejadian itu. Aku tidak terima. jika, orang itu masih bernafas sekarang". Kata Ivana mencoba menahan kesedihan-Nya.
Memang Dari dulu Ia sedang menyelidiki siapa dibalik terjadi-Nya insiden yang menewaskan sang adik. Butuh bertahun-tahun untuk mendapatkan bukti-bukti.
Dan ia baru-baru ini mendapatkan sedikit informasi mengenai hal ini.
"Siapa?! Siapa dalang dibalik ledakan itu?!". Kata Rakhan.
"Aku juga tidak tau dad. Tapi, yang pasti aku akan mencari tau sampai keakar-Nya".
Ivana lalu pergi kesuatu tempat bersamaan dengan Marvel Dll. Mereka sudah berkumpul disuatu tempat untuk mencari informasi.
"Baiklah. Kita akan naik kereta". Kata Ivana.
"Kenapa ? Mengapa tidak pakai mobil saja?". Tanya Gibrella.
"Untuk pergi ketempat tujuan kita. Kita harus menaiki kereta".
"Memang-Nya kita mau kemana ?".
"Ke desa alaska". Jawab Marvel.
"Kita akan menemui seseorang yang pernah bekerja dengan adik ku. Dia orang kepercayaan-Nya". Jawab Marvel.
"Masih hidup?". Tanya Zaen.
Marvel menatap tajam atas pertanyaan Zaen ."tentu saja hidup! Jika dia mati. Siapa yang kita temui sekarang!". Jawab Marvel kesal.
"Bukan seperti itu maksudku. Apa dia satu-satunya yang selamat waktu itu ?". Tanya Zaen lagi.
"Menurut data dan informasi yang aku dapat. Dia waktu itu berada di luar kota. Jadi, kita sekarang mau mencari tau sedikit informasi mengenai data Distrik namja. Meski kita mempunyai file atau dokumen itu. Kita harus meneliti lagi dengan omongan yang lebih rinci dan jelas". Kata Mark.
Mereka semua mengangguk paham. Marvel lalu menatap Ivana dan menggengam tangan mungil itu ."apa?". Ucap Sinis Ivana.
"Kau ini suka sekali menguji kesabaranku". Ucapnya lalu mencubit pipi Ivana dihadapan yang lainnya.
"Bisa-bisanya mereka melakukan itu dalan keadaan seperti ini! Dan parah-Nya lagi. Dihadapan kami". Kata Lorenzo kesal.