Chereads / Queen mafia / Chapter 43 - Bab 43

Chapter 43 - Bab 43

Marvel lalu pergi kesisi sebelah mobilnya dan membuka pintu mobilnya. Semua murid yang melihat tampak bertanya-tanya siapa yang bersama dengan pria no satu di sekolahnya itu.

Ivana lalu keluar dari mobil itu dan membuat semua orang terkejut. Ada yang berteriak histeris dan adapula yang tidak tahan lalu menangis. Adapula yang tidak menyukai keberadaan Ivana dan mengatakan hal yang tidak pantas.

"Ngapain Dia satu mobil dengan Marvel ?". Bisik-bisik murid lain yang bisa didengar Ivana.

"Apa Dia kekasihnya ?". Ucap Murid yang lainnya.

"Aku yakin dia pacarnya. Agh! Aku harus kuat menerima kenyataan ini. Hiks". Ucap Murid satunya lagi sambil menangis.

"Aku tidak sudi mereka berpacaran! Tidak cocok sama sekali. Marvel seharusnya bersamaku saja". Kata murid yang lain yang tidak menyukai Ivana.

Ivana tidak mengambil pusing dengan bisikan-bisikan ghoib yang didengarnya. Marvel lalu mengenggam tangannya lalu membuat para siswi berteriak histeris.

Sedangkan para lelaki hanya bisa menggigit bibir melihat wanita yang mereka incar sudah dimiliki sang lelaki no 01 disekolah nya itu.

Sedangkan Marvel yang menggandeng Ivana menuju ke ruangan kelas mereka. lain halnya dengan pasangan yang baru saja resmi berpacaran ini.

Mereka adalah Mark dan Clarissa yang baru saja turun dari mobil secara bersamaan. Mereka berdua sama hal nya dengan Marvel dan Ivana. Yang dikagumi banyak murid karena sifat cuek dan dingin.

Sifat mereka yang dingin dan tidak peduli apapun menambah kesan misterius dan cukup terlihat menakjubkan bagi sebagian orang yang menyukai tipe seperti mereka ini.

Sifat dingin dan cuek biasanya mempunyai hati yang hangat dengan pasangannya.

"Bolehkah ?". Tanya Mark sambil menawarkan tangannya meminta izin untuk menggengam tangan kekasihnya ini.

Risa mengangguk dan memberikan senyuman manis dan meletakan tangan-Nya.

"Aghhh! Aku tidak sanggup!!". Teriak murid melihat senyuman Mark yang jarang terlihat. Ditambah lagi kini kedua manusia dingin itu sepertinya berpacaran.

"Kau lihat tadi? Senyuman yang begitu indah mengalahkan semuanya". Ucap Salah satu pria yang hatinya tersakiti.

"Kenapa begitu banyak hal mengejutkan terjadi? Hiks". Tangis para murid melihat kejadian yang baru saja mereka lihat.

Sedangkan yang lainnya keluar dari mobil dengan raut wajah kesal. "Sepertinya kita harus berpacaran". Ucap Arkan menawari Clara.

"Jangan mimpi!". Ucap Stella berteriak diwajah Lorenozo lalu meninggalkannya.

"Galak sekali". Gumam Lorenzo lalu menyusul Stella.

Mereka semua lalu segera pergi ke ruang kelas.

Tidak peduli para murid sudah menunggu mereka.

_

_

_

_

_

Jam pelajaran sudah selesai. Kini Ivana berserta yang lain-Nya pergi kekantin untuk makan. "Kau ingin makan apa?". Tanya Marvel ke Ivana.

"Hmm. Aku ingin nasi goreng. Cukup lama aku tidak memakan itu". Kata Ivana.

"Baik tuan putri". Ucap Marvel sambil mengacak-acak rambut Ivana.

"Yaa! Ramputku akan kusut!". Teriak Ivana kesal.

"Yaa! Apa kau dengar ?! Pesan cepat". Suruh Marvel ke Arkan.

"Me?". Tunjuk Arkan kedirinya sendiri.

"Iya,kauu".

Arkan lalu bangkit dan dengan terpaksanya ia yang memesan makanan. "Aku ikut". Tawar Clara ingin membantu Arkan.

Sedangkan Arkan tampak tersenyum lebar atas kebaikan hati Clara untuk menemaninya ." Aku tidak berniat menemani mu! Aku ingin memesan sesuatu". Kata Clara.

Sebenarnya Clara memang berniat membantu Arkan. Entah kenapa. Saat melihat wajah Arkan membuatnya merasa iba. Sedangkan wajah Arkan saja cukup tampan. Bagaimana bisa ia merasa iba dengan nya hanya dengan melihat wajahnya saja?.

"Bilang saja kau ingin menemaninya". Ucap Stella.

"T-tidak!". Gugup Clara.

"Kan benar. Kau saja gugup sekarang". Kata Stella lagi lalu tertawa.

"Berhentilah menggodanya! Ayo La". Ucap Arkan lalu menarik tangan Clara menjauh dari meja manusia yang tidak tau diri itu.

Mereka berdua kini sedang memilih-milih makanan." Kau mau pesan apa ?". Tanya Arkan sambil melihat-lihat menu makanan yang lain.

"A-aku mau Mie goreng". Jawab Clara.

"Kenapa aku gugup! Kau memalukan Clara!". Batinnya berteriak.

"Baiklah".

Saat mereka berdua memesan makanan. Vany dan teman-temannya mendorong Clara dari belakang dan membuat Arkan dengan sigap memengannya.

"Apa yang kau lakukan?!! ". Teriak Arkan.

"Owh. Arkan ? Kau sudah kembali? Dimana Marvel?". Tanya Vany tidak merasa bersalah sedikitpun.

Clara lalu bangkit dan mendorong bahu Vany ." Kenapa kau mendorongku?! Hah!". Teriak Clara.

Lauren dan Vian lalu mendorong Clara secara bersamaan dan tidak membuat Clara terjatuh .

Clara langsung saja memasang raut wajah kesal. Ia menatap tajam kearah mereka bertiga. Lalu tersenyum smrik.

"Kau berani bertiga ternyata". Gumam Clara.

Arkan lalu memegang tangan Clara agar tidak melakukan apapun. Tetapi Clara sudah cukup

Muak dengan prilaku Vany dan teman-temannya ini.

"Apa ?! Kau berani denganku ?! Hah!!". Teriak Vany tepat di wajah Clara.

Brakk

Dengan tiba-tiba Clara kehilangan kendali. Ia memukul wajah Vany. Ia tidak menggunakan seluruh tenaganya dan hanya membuat hidung-Nya berdarah saja.

Seluruh kantin langsung heboh dan menghampiri mereka.

"Aghhh!!". Ringis Vany yang terjatuh dilantai. Ia lalu merasa hidung-Nya mengeluarkan sesuatu cairan kental.

"Kau tidak apa? Yaa! Apa yang kau lakukan!". Tanya lauren ke Vany lalu berteriak ke Clara.

Sedangkan Arkan dia mencoba menenangkan Clara yang sudah hilang kendali dan memukul Vany hingga terjatuh dan berdarah di hidungnya.

"Tenanglah". Ucap Arkan mencoba menenangkan Clara.

"Dia yang sudah memulainya!! Lepaskan aku !!". Teriak Clara sambil menunjuk Vany yang sudah terjatuh. Sedangkan Arkan mencoba menenangkan Clara yang sedang mengamuk.

"Akan ku laporkan kau ke ayahku!! Lihat saja!!". Teriak Vany di bantu kedua temannya untuk berdiri dan menuju Uks untuk mengobati lukanya.

"Apa kalian!!". Teriak Clara menjadi pusat perhatian. "Jika kalian dibully atau dengan mereka! Lawan! Jangan diam saja!! Mereka akan terus menggangu kalian jika kalian hanya diam saja!". Teriak Clara dengan nafas naik turun.

"Tarik nafas.. lalu keluarkan". Ucap Arkan mencoba menenangkannya.

Clara memejamkan mata-Nya dan menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkan-Nya.

"Hampir saja aku ingin menusukan pisau ini tadi". Gumam Clara.

"Jangan sampai itu terjadi!". Jawab Arkan merinding saat Clara mengatakan hal itu.

Kini mereka berdua kembali ketempat duduk mereka. Dan menunggu pesanan mereka diantarkan. "Sudah puas?". Tanya Ivana tiba-tiba.

"Apa maksudmu?". Tanya Clara khawatir.

"Kau pikir aku tidak mengetahui apa yang terjadi barusan? Kau menjadi bahan pembicaraan mereka satu sekolah. Kau tau itu". Kata Ivana.

"Dia yang memulainya duluan Van". Kata Clara takut jika ia melakukan kesalahan yang membuat Ivana marah kepadanya.

"Iya. Aku tau. Kau melakukan-Nya dengan sangat benar". Kata Ivana lalu mengajukan jempolnya untuk Clara.

"Tidak lama lagi. Kau akan dipanggil keruangan ayahnya". Ucap Ivana lalu tertawa.

"Tidak perlu khawatir. Kau teman-Nya pemilik Vanscoll bukan ?". Ucap Ivana sambil smrik.