Sudah 3menit mereka saling bertautan. Marvel menghentikan aksinya lalu menatap penuh arti untuk Ivana.
Ivana memberikan sebuah senyuman tulus untuk pria yang baru saja menjadi kekasihnya itu. Jujur saja, ia telah lama memikirkan ini. "Kau lumayan juga". Goda Marvel lalu membersihkan bibir Ivana yang terlihat basah akibat ulahnya.
"Apa aku menjadi kekasih sekarang ?". Tanya Marvel.
"Menurutmu ?". Ucap Ivana terlihat kesal.
Marvel tertawa. Ia lalu mengusap kepala Ivana . "Kau terlihat seperti bayi. Apa kita bisa membuat Bayi sekarang ?". Tanya Marvel lalu mendapatkan tatapan kesal Ivana.
"Kenapa kau menatapku seperti itu. Hm".
"Apa kau gila ?!".
"Sutt. Bibir manismu tidak boleh mengucapkan hal seperti itu". Ucapnya lalu memberikan kecupan singkat.
"Aku tidak terima penolakan. Jika kekasihku masih saja mengatakan hal seperti itu. Maka, aku tidak segan-segan mencium mu tanpa jeda". Kata Marvel sukses membuat Ivana membulatkan matanya.
"Jangan mengatakan itu. Agh! Terlingaku sakit mendengarnya!".
"Dan. Kenapa tadi diam saja ? Apa ada sesuatu ?". Tany marvel tiba-tiba.
"Ah. Itu, Tidak serius. Masalah itu sudah selesai".
"Begitukah ? Baiklah jika sudah selesai".
Mereka berdua menikmati angin malam dengan berjalan-jalan menelusuri taman. Mereka menghabiskan waktu 1jam berada diluar dan meluapkan isi hati mereka.
Saat mereka ingin kembali kekamar masing-masing. Marvel menolak untuk pergi. "Apa ?! Tidak boleh. Kau akan macam-macam denganku jika kita satu kamar lagi". Tolak Ivana.
"Tidak ada penolakan. Aku tetap akan tidur bersama mu. Dan aku janji tidak akan melakukan apapun selain tidur".
"Tidak boleh !". Tolak Ivana lagi. Sebenarnya ia takut jika bersamanya dalam satu ranjang lagi. Karena status mereka menjadi sepasang kekasih sekarang. Ka harus berjaga-jaga untuk melindungi dirinya dari singa kelaparan ini.
"Iya. Atau kau kucium lagi!". Ucap Marvel memaksa.
Ivana tampak menimbang Perkataan Marvel. "Baiklah. Ada beberapa syarat". Ucap Ivana mengajukan beberapa syarat.
Marvel mengkerutkan alisnya ." Syarat ? Kenapa memakai syarat ?!".
"Jika tidak setuju. Maka, Pergilah!".
"B-baiklah. Cepat katakan!".
"Syarat pertama kau tidak boleh melakukan apapun. Hanya tidur! Ingat!. Dan syarat kedua. Pihak pertama tidak boleh merugikan pihak kedua. Dan syarat ke tiga adalah A-"
"Tunggu dulu. Persyaratan apa itu ?! Jika pihak pertama melakukan apapun yang merugikan pihak kedua. Jika pihak kedua menikmatinya gimana ?". Tanya Marvel terdengar sedikit mesum.
"Apa maksutmu ?! Dengarkan syarat terakhir ini!". Ucap Ivana kesal.
"Ah. Cepat katakan".
"Ketiga adalah. Kau harus bangun jam 5 pagi!".
"Ya! Bagaimana bisa aku bangun jam 5. Malam ini aku akan berolahraga".
"Jika pikiranmu terus seperti ini. Maka keluarlah!!". Teriak Ivana sudah mulai kesal dengan pikiran Marvel.
Marvel hanya tertawa. "Aku cuma bercanda. Kau ini". Ucapnya mengacak-acak rambut Ivana.
Mereka berdua memilih tidur dikamar lain. Lagipula Ivana sudah menyewa seluruh kamar hotel. Sayang bukan hanya menggunakan kamar itu-itu saja.
"Kau tunggu disini. Aku akan memberihkan diri dulu". Kata Ivana.
"Apa kau ingin aku menemanimu?". Tawar Marvel:
"Tidak! Yaaaa!! Kenapa isi otakmu mesum!". Teriak Ivana kesal.
"Tidak semua. Masih ada beberapa bagian yang kosong". Jawab Marvel santai.
Ivana lalu masuk kekamar mandi dan melakukan ritual mandinya. Sedangkan Marvel sedang mengeluarkan sesuatu di dalam celananya.
Ia membeli sebuah kalung untuk diberikan ke Ivana. Ia memesannya dari brand perhiasaan mewah dunia yaitu Brand Tiffany & Co.
Marvel sengaja memesan kalung itu khusus untuk Ivana. Yang hanya dirancang khusus. Dan, hanya satu didunia.
Kalung itu terbuat dari rantai berlapis emas murni. Di tambah dengan hiasan berlian ditengah-tengah kalung. Ada ukiran bertulisan Regina dalam bahasa Italia yang artinya Ratu.
Harga dari perhiasaan itu hampir mencapai 800Trlliun. Harga yang begitu fantastis hanya dengan sebuah kalung yang terlihat simple namun mengandung banyak makna.
Ivana sudah selesai dengan ritual mandinya. Cukup lama Marvel menunggunya. Ivana yang membutuhkan waktu 20menit hanya dengan mandi saja. Saat ia Keluar Ivana sudah menggunakan baju . Untuk Menghindari tatapan laper seorang pria mesum yang sedang duduk di tempat tidur.
"Kau lama sekali".
Ivana mengekerutkan alisnya ."jika ingin tidur tidak perlu menungguku".
"Kemarilah". Panggil Marvel untuk mendekatinya.
Ivana langsung mendatangi Marvel dan duduk di sampingnya. Marvel lalu memberikan sebuah kotak berwarna hitam dan memberikannya ke Ivana.
"Apa ini?". Tanya Ivana mengambil benda itu.
"Kotak".
"Ya. aku tau itu. Tapi, apa ini ?".
"Apa kau bertanya tentang bagian luarnya atau dalam?".
"Tentu saja didalamnya". Jawab Ivana yang masih memperhatikan benda itu.
"Seharusnya kau bertanya apa isi kotak itu. Bukan apa ini ". Kata Marvel.
"Bukalah". Ucap Marvel lagi.
Ivana langsung membuka kotak berwarna hitam itu. Ia membulatkan matanya sambil tersenyum manis." Apa iniii". Kata Ivana semangat.
"Apa kau tidak melihat ?".
"Yaaa!!".
Marvel lalu tertawa sambil memegang perutnya yang keram akibat tertawa. Sungguh, ia tadi tadi menahan tawanya akibat Kekasihnya yang begitu loading.
Ekspresinya yang dibuat Ivana sukses membuat Marvel suka mengerjainya. "Apa kau menyukainya baby". Ucap nya sambil memegang pipi Ivana.
"Aku suka. Terimakasih". Ucap Ivana lalu memberikan pelukan hangat ke Marvel.
"Tunggu dulu. Apa ini ? owh. Ada tulisan R E G I N A. Wah". Ucap Ivana.
"Kenapa ekspresiku tampak Biasa saja?". Tanya Marvel.
"Kenapa? Memang aku harus seperti apa ? Apa aku harus berteriak?".
"Tentu saja".
"Baiklah. Ekhem. Yeayy. Wah, Aku menyukainnya!! Terimakasih! Cup". Teriak Ivana menuruti permintaan Marvel dan memberikan kecupan singkat dipipi.
"Kau ini bisa seperti ini juga ternyata".
"Tentu saja".
"Sini. Aku akan pasangkan". Ucap Marvel ingin memesangkan kalungnya.
Ivana lalu memberikan kalung itu untuk dipasangkan untuknya. Ivana lalu membelakangi Marvel dan mengangkat Rambutnya untuk mempermudahnya memakainkannya.
Marvel tidak diam. Ia terus saja menciumi leher Ivana dan membuat Ivana geli. "Tetap diam!! Ya!!". Teriak Ivana tidak didengarkan marvel.
"Selesai". Gumam Marvel.
"sudah dari tadi!! Kau mengambil kesempatan!".
Ivana lalu menghadap kecermin untuk melihat kalung yang sudah ia kenakan. "Kau suka?". Tanya Marvel yang tiba-tiba memeluk Ivana dari belakang.
"Ya. Aku suka. Terimakasih". Jawab Ivana.
Mereka berdua melewati malam romantis. Tidak melakukan apapun. Hanya mendengarkan cerita satu sama lain dan membuat mereka terlelap.
Sedangkan dilain tempat. Mereka menunggu 2manusia yang sedari tadi tidak muncul-muncul.
"Huaaaah. Kemana mereka ? Kita sudah menunggunya 4 Jam. Dan sekarang hampir pukul 11 malam". Gumam Zaen sambil menguap.
"Kemana mereka ? Mengapa belum kembali dari tadi ? Apa ada sesuatu ?". Ucap Clarissa Khawatir.
"Tidak usah mengkhawatirkannya. Mereka berdua itu kuat. Jika Marvel macam-macam dengannya. Maka, aku yakin Ivana tidak bakal diam". Jawab Tasya.
"Menurut kalian kemana mereka ?". Tanya Arkan lagi.
"Lebih baik kita tidur saja. Kita seperti manusia kekuranngan informasi". Gumam Lorenzo lemas.