Chereads / MY ROSE / Chapter 5 - 5. Minuman Kecebong

Chapter 5 - 5. Minuman Kecebong

Dress berwarna putih di atas lutut membalut tubuh indahnya. Dia sering menginap di rumah Darren sehingga memiliki banyak pakaian di sini. Dia lebih suka menginap di sini daripada di tempat Alaric. Pernah suatu ketika Rosea tengah menginat di tempat Alaric,dan pria kekanakan itu malah membawa seorang wanita bayaran dan bercinta seeenaknya di atas sofa ruang keluarga. Rosea merasa sangat jijik mendengar desahan keduanya,belum lagi Alaric yang mendesahkan namanya terus menerus.

Semenjak kejadian itu Rosea jadi was-was jika menginap di rumah Alaric.

"Ayo kita ke gereja!"ajak Darren yang sudah siap dengan setelan formalnya. Darren sangat berbeda dengan Alaric,dia selalu rapi mengenakan pakaian formal dibanding Alaric yang selalu mengenakan kaos. Bahkan pria itu pernah meeting di kantor hanya dengan balutan kaos hitam dan celana pendek.

"Aku tidak mau menikah sekarang Darren,"tolak Rosea sambil melangkah menuruni tangga. Keduanya hendak menyusul Alaric yang sedang menangis di bandara seperti anak kecil.

"Kau menerima lamaranku tadi,"balas Darren dengan nada sedikit kesal. Sepertinya pria itu menganggap serius perkataan Rosea.

"Kau tidak mati,artinya lamaran itu hanya tipu-tipu."kata Rosea.

Keduanya sudah memasuki mobil milik Darren dan melaju menuju bandara. Sepanjang jalan,Rosea tak henti-hentinya tertawa saat membaca pesan dari Alaric melalui ponsel Darren. Alaric benar-benar hanya mengenakan boxernya di sana. Pasti dia akan kewalahan setelah ini mengurus berita mengenai dirinya sendiri.

"My Rose,"panggil Darren. Kacamata hitam bertengger pada hidungnya menambah kesan cool pada wajah Darren.

"Yes Daddy?"jawab Rosea sedikit nakal. Gadis itu suka sekali menggoda Darren.

"Diamlah atau keperwananmu akan hilang di dalam mobil,"oceh Darren.

Rosea tertawa terbahak-bahak. Darren dan Alaric sama-sama lemah syahwat.

"Tanggal berapa kau akan pergi?"tanya Darren. Dia sedang mencoba ikhlas atas kepergian Rosea untuk menuntut ilmu.

"Lusa,"jawab Rosea membuat Darren terkejut. Pria itu sampai mengerem mobilnya secara mendadak membuat kendaraan di belakangnya terkejut. Untung saja tidak terjadi kecelakaan beruntun.

"Kenapa harus secepat itu?"tanya Darren.

Rosea mengendikkan bahunya. Ini sudah sebuah ketentuan yang tidak bisa Rosea ubah seenaknya,jadi mau tidak mau Rosea akan pergi besok.

"Tidak bisakah kau tidak pergi,My Rose?"rengek Darren sambil tancap gas kembali menjalankan mobilnya.

"Tidak,"tegas Rosea.

Tak terasa keduanya telah sampai di bandara,Rosea tidak bisa turun karena menghindari berita miring yang akan di dapatkan sahabatnya. Berita itu bisa saja berpengaruh pada saham perusahaan.

"Aku akan turun dan menjemput Alaric,"Darren melepaskan sabuk pengamannya lalu turun dari mobil mencari Alaric.

"Andai kalian tau bahwa aku juga tidak ingin pergi,"guman Rosea.

***

Seorang pria berkepala 4 tengah duduk di kursi kebesarannya. Dia baru saja keluar dari rumah sakit setelah hampir 24 jam dirawat karena luka-luka bekas pukulan Darren dan tendangan Rosea. Pria itu merasa tidak terima harga dirinya di jatuhkan begitu saja oleh seorang gadis kecil yang memiliki usia mirip dengan anaknya.

"Cari tau semua hal tentang Rosea,"pinta Bara Darmawan.

Bara Darmawan adalah seorang pengusaha fashion yang sedang melejit namanya akhir-akhir ini. Banyak pencitraan yang Bara lakukan sehingga namanya menjadi trending nomor satu dalam pencarian. Dia beberapa kali menyumbang untuk rumah yatim piatu dan panti jompo. Hal itu tentu dilakukannya untuk sebuah citra baik semata agar brand fashion yang dikelolanya semakin berkembang pesat.

"Maaf tuan,tapi lawan kita adalah Darren Gale. Saya rasa lebih baik untuk tidak bermain-main dengannya."asisten pribadi Bara mencoba menasehati.

Walaupun Darren rugi cukup besar saat kontrak kerja itu berakhir,tetapi hal itu tidak berpengaruh besar terhadap usahanya. Banyak sekali tawaran kerja sama dari banyak pihak asing yang membuat Darren dapat menutup uang kerugian akibat insiden tersebut.

"Turuti saja perintah saja,kita bisa membunuhnya atau menculiknya untuk menjatuhkan Darren!"bentak Bara membuat asisten pribadinya ciut.

"Jalang itu harus diberi sedikit pelajaran karena membuatku mimisan,"Bara menggeratkan bibirnya.

Dia masih mengingat rasa sakit yang ia dapatkan akibat tendangan dari Rosea,dan Bara akan memastikan bahwa gadis itu akan mendapatkan hal yang setimpal dengannya.

***

Mata Darren menelisik ke seisi bandara yang sangat luas sampai netranya menemukan sahabat kecilnya tengah duduk di kursi sebelah pot dengan tanaman hias. Alaric benar-benar hanya mengenakan boxernya tanpa apapun lagi membuat Darren tak bisa berhenti tertawa. Dia menghampiri Alaric yang sedang mengusap air matanya,untungnya tak terlalu banyak yang mengenali pria itu.

"Cengeng sekali kau!"ejek Darren lalu mengulurkan tangannya.

"My Rose... hiks...."Alaric sesenggukan membuat Darren semakin tertawa lepas. Dia merasa puas dan kasihan sekaligus melihat Alaric terlihat seperti gembel,miris sekali.

"Apa kau tidak diusir oleh satpam?"tanya Darren lalu mendaratkan pantatnya di sebelah Alaric.

"Ya,sudah tiga kali aku hampir diusir. Untung saja aku membawa kartu namaku,"balas Alaric sambil berusaha meredakam tangisnya.

Sesaat Alaric sadr bahwa Darren terlalu santai saat ini. Tidak ada tanda-tanda panik ditinggal oleh Rosea dari Darren. Alaric menatap Darren dalam-dalam dan mencoba mencerna keadaan.

"Apa yang sedang dia lakukan sekarang?"tanya Alaric setelah menyadari bahwa ia tengah dijadikan bahan lelucon oleh kedua sahabatnya.

"Meminum kecebong di dalam mobilku,"jawab Darren.

Kecebong yang Darren maksud adalah minuman boba yang sedang viral akhir-akhir ini. Darren menyebutnya kecebong karena merasa bentuk boba tersebut seperti anak katak. Dia bahkan merasa heran bagaimana bisa Rosea sangat menyukai minuman hidup tersebut?

***

Alaric menatap dengan mata melotot kepada gadis yang tengah melambaikan tangan kepadanya dari dalam mobil mewah milik Darren. Bibir Alaric terbuka lebar menyadari dirinya benar-benar sudah dibutakan cinta oleh gadis anak sahabat ayahnya itu.

Di sebelah Alaric,Darren berdiri sambil mengusap punggung sahabatnya itu. Dia berusaha menenangkan sahabatnya yang hampir meledak. Meskipun Darren tau betul jika Alaric tak akan memarahi Rosea karena dibutakan oleh cinta.

"Apa yang akan kau lakukan kepadanya?"tanya Darren.

Alaric masih memandangi Rosea yang tengah tersenyum senang dengan minuman kecebong di tangannya. Dilihatnya gadis itu menikmati minuman tersebut tanpa rasa bersalah. Alaric merasa geram sekali.

"Akan kubuat dia meminum spermaku!"kesal Alaric lalu memasuki mobil Darren di ikuti pemiliknya.

"My Rose,My Baby,My Honey, apa kau tidak ingin meminta maaf sekarang?"tanya Alaric dengan amarah yang tertahan.

Rosea mengecup singkat pipi Alaric membuat pipinya langsung bersemu merah. "Maafkan aku Daddy,"Rosea berkata dengan mata berbinarnya.

Alaric mengacak rambutnya frustasi,dia benar-benar tidak bisa marah sekarang kepada Rosea. Yang ada malah jantungnya berdebar sangat cepat karena jatuh cinta.

Sedangkan Darren yang melihat itu geram dan memajukan pipinya berusaha mendapat kecupan dari Rosea. Dia merasa kalah dibandingkan Alaric!

"Kau harus ke bandara menggunakan boxer dulu agar ku kecup,Darren."tolak Rosea.

"Benarkah?"tanya Darren dengan mata berbinar. Dia sudah hampir melepaskan celanannya,tetapi Rosea segera menahannya. Hari ini biarkan Alaric saja yang gila,besok bisa giliran Darren. Dia sudah tidak sanggup tertawa lagi.

"Besok saja,besok saja."kata Rosea.

"Kau tau My Rose?aku sudah menangis seperti anak kecil di tengah bandara! Bukankah kau harus bertanggung jawab akan hal itu?"kesal Alaric.

Rosea sedikit berpikir,"bagaimana jika kita tidur bersama nanti malam sebelum aku benar-benar pergi besok?"Rosea bertanya.

Alaric terkejut,dia tidak menyangka Rosea akan pergi secepat itu.

"Haruskah aku memblokir namamu dari semua penerbangan agar kau tidak bisa pergi,My Rose?"tanya Alaric.

Rosea menggeleng,"aku di sana hanya beberapa tahun. Dan aku akan tetap menepati janjiku yang hanya akan menikah dengan pria antara kau dan Darren."