Alekta merasa ada yang aneh dengan suasana rumahnya dan ini sudah satu bulan setelah kembalinya Miriam ke rumah. Dia juga merasa jika akan ada hal yang terjadi setelah ketenangan itu dan dia tidak tahu apa badai itu bisa menghancurkannya atau tidak.
"Ada apa? Mengapa kau melamun?" tanya Elvano pada Alekta yang selama beberapa hari ini seriang melamun.
Elvano berpikir mungkin yang dipikirkan Alekta adalah hari kelahiran bayinya yang tinggal menunggu hari. Alekta hanya diam dan tidak menjawab apa yang sudah ditanyakan oleh Elvano.
"Sayang, apa kau akan mengabaikan aku lagi?" Sekarang Elvano kembali bertanya dengan nada manja sembari menyandarkan kepalanya ke atas paha Alekta.
Alekta menatap wajah Elvano yang memperlihatkan kemanjaan seorang pria yang bisa membunuh orang tanpa mengedipkan kedua matanya. Dia pun tersenyum sembari menyentuh kening Elvano dengan jarinya dan memainkannya.
"Aku tidak akan pernah bisa mengabaikanmu," ucap Alekta.