"Tentu saja boleh," Alekta berkata dengan nada lirih.
Namun, Alekta memiliki hal lain yang ingin dilakukan bersama dengan Elvano karena hari masih siang. Dia hanya ingin menggoda suaminya yang sangat menginginkan bermesraan dengannya.
Elvano menghentikan mencium setiap inci dari tubuh istrinya karena mendengar suara dari dalam perut Alekta. Dia terkekeh sembari menghempaskan tubuhnya tepat di samping sang istri.
"Apa kau lapar, Sayang?" Elvano bertanya setelah menghentikan tawanya.
Alekta menganggukkan kepalanya karena rasa lapar terlalu cepat menghampirinya. Namun, dia menginginkan sang suami yang memasak untuk makan siangnya.
"Tentu saja aku yang memasak. Apa kau sudah lupa kalau di sini tidak ada orang lain selain kita berdua?" ucap Elvano sembari beranjak dan berjalan menuju pantry.
Elvano membiarkan Alekta untuk berbaring di tempat tidur dan tidak menyuruhnya untuk membantu. Karena dia ingin memasakkan sesuatu yang spesial untuk wanita yang sangat dicintainya itu.
