Chereads / A Love That Branches Out. / Chapter 4 - Chapters Four: Bad Day.

Chapter 4 - Chapters Four: Bad Day.

Sepertinya Damian membahas percakapan kami tentang teman Dee yang menyebutkan bahwa dia adalah pria yang suka berkata kasar.

_________________________

_____________________

___________________

_________________

______________

"Hey, sudah lama kita tidak bertemu." Dee bangkit dari tempat duduknya lalu memeluk Damian.

"Jadi benar mengenai gosip-gosip itu." Damian segera melepaskan pelukan.

Gosip apa yang di maksud Damian? Aku, Vee dan Ree saling memandang. Saat tatapan ku berhenti pada Ree, dia hanya mengangkat bahunya.

"Ah, kau masih ingat itu. Itu sudah berlangsung sangat lama. Ternyata kau memiliki daya ingat yang kuat." Dee berkata sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Gosip apa yang tidak kami ketahui? Bukankah selama ini Dee selalu memberikan tahukan apapun kepada kita." Vee bertanya kepada kami bertiga dengan suara yang pastinya dapat di dengarkan oleh kedua orang pria yang sedang berdiri.

"Denny mengajukan cuti kuliah setelah mengerjakan tugas kelompok dengan ku." Damian memberitahukan kepada Vee.

Sontak saja itu membuat aku dan Ree tertawa terpingkal-pingkal. Vee juga ikut tertawa setelah melihat kami berdua. Ternyata Dee adalah seorang teman yang dia ceritakan tadi. Dee tidak pernah mau memberitahukan kepada kami alasannya kenapa dia cuti kuliah.

"Ini, tadi aku menemukan dompetmu di bawah kursi." Damian meletakkan sebuah dompet bewarna pink di atas meja.

Damian pergi begitu saja sebelum aku sempat mengatakan kata terima kasih kepadanya. Dee duduk kembali di atas kursinya. Aku memasukkan dompetku ke dalam tas. Sepertinya ini terjatuh saat aku mengeluarkan telepon seluler ku.

"Apanya yang lucu?" Tanya Vee kepadaku dan Ree.

"Kalau tidak ada yang lucu, lalu kenapa kau ikut tertawa bersama kami, Vee?" Ree menjawab pertanyaan Vee dengan sebuah pertanyaan.

"Vee tertawa karena kalian tertawa. Bukankah kita harus selalu terlihat kompak, Ree? Dulu kau sering mengatakan itu." Vee mengerutkan keningnya.

"Sudahlah, aku masih penasaran tentang gosip yang di katakan Damian tadi." Seketika aku memandang ke arah Dee menunggu jawaban darinya.

"Jangan bilang kau cuti kuliah setelah di maki oleh Damian." Ree kembali tertawa.

"Bukan karena hanya alasan itu aku mengajukan cuti, tapi karena aku tidak suka dengan jurusannya." Dee mengerucutkan bibirnya.

"Lalu kenapa kau bisa mengambil jurusan yang tidak kau sukai?" Tanya Vee dengan bingung.

"Keluarga ku yang memaksaku. Aku lebih menyukai photography." Dee menopang dagunya dengan tangan kirinya.

Aku mulai bangkit berdiri dari kursi ku. Dengan tangan yang masih memegang tas ranselku, aku mengangkat gelas minuman ku. Lalu ku sedot dengan kuat sampai mengeluarkan suara pada gelas ini. Setelah cairan di dalam gelas ini habis aku meletakkan kembali di atas meja.

"Sepertinya aku harus segera ke perpustakaan. Bye guys." Sambil menenteng tasku, aku berjalan menuju perpustakaan.

Kudengar suara Ree mengucapkan kata penyemangat untuk ku. Aku melambaikan tanganku sambil berjalan.

***********

******

****

Akhirnya, hari yang di janjikan Daniel pun tiba. Aku melompat kegirangan. Hari ini Daniel berjanji akan menemaniku seharian. Kebetulan hari Minggu aku dan Daniel memang tidak ada kesibukan. Membayangkan bisa memandangi wajah tampannya selama satu harian membuatku malu. Di depan cermin aku mulai menutupi wajahku menggunakan pakaian yang sedang ku coba. Aku memilih memakai dress berwarna kuning yang panjangnya di atas lututku. Kupoles wajahku dengan berbagai alat makeup. Terdengar suara dari ponsel ku berbunyi. Aku berjalan ke atas ranjang ku. Lalu ku raih benda pipih yang terletak di atas bantal.

πŸ“²Daniel M: Sayang, sepertinya aku terlambat untuk menjemput mu.

πŸ“² Daniel M: Bagaimana kalau kau duluan saja, nanti aku akan menyusul.

πŸ“² Zoey Greyson: Tidak apa sayang, aku akan tetap setia menunggumu :)

πŸ“² Zoey Greyson: Kita akan bertemu di mana, sayang?

πŸ“² Daniel M: Bagaimana kalau kita ketemuan di mall saja.

πŸ“² Daniel M: Jadi kalau kau bosan menunggu ku, kau bisa berkeliling di sekitar mall, sayang.

πŸ“² Zoey Greyson: Okay sayang. I love u <3

πŸ“² Daniel M: Saat aku sudah sampai di sana nanti, aku akan menghubungi mu, sayang. I Love u too Zoey Greyson <3 <3 <3 <3 <3

Aku tersenyum sendiri membaca isi chat dari Daniel. Aku mulai meraih tas yang tergantung di atas pintu kamar kost ku. Saat aku mau masukkan ponselku ke dalam tas, ada suara ketukan dari luar pintu kamar ku. Ku letakkan benda-benda yang ada di tangan ku di atas ranjang.

"Ada apa?" Tanyaku setelah membuka pintu.

"Ini ada kiriman tadi dari kurir." Salah seorang tetangga kost ku menyerahkan sebuah bingkisan.

"Terima kasih." Ucapku padanya.

"Sama-sama." Katanya lalu berjalan masuk ke arah kamarnya.

Ku tutup pintu kamar ku. Ku letakkan bingkisan ini ke atas kursi. Lalu aku mulai membuka bingkisan ini. Ada gaun bewarna merah terang di dalamnya. Ku keluarkan gaun ini lalu aku tempelkan pada bagian depan tubuh ku. Tidak mungkin kan Daniel menyuruhku memakai gaun ini? Gaun ini terlalu mencolok kalau aku pakai ke mall. Ku lipat kembali gaun ini lalu aku masukkan kembali. Aku menemukan note di atas penutup bingkisan ini.

'Kau pasti akan terlihat semakin cantik bila memakai gaun ini, sayang'

From: D.M

Mungkin tadi Daniel bermaksud untuk mengajak ku ke tempat romantis dengan memakai gaun ini. Ku pindahkan bingkisan ini ke atas ranjang. Aku meraih tas ku yang berada di dekat bingkisan yang baru aku letakkan. Aku menatap wajah ku di cermin. Sepertinya riasan ku sudah cukup. Ku sambar parfum, aki semprotkan ke leher dan pergelangan tangan ku. Terakhir aku semprotkan pada tubuhku. Lebih baik aku pergi sekarang.

"Ada yang ingin anda pesan, nona?" Seorang pelayan pria menghampiriku.

Setelah sampai di mall, aku memutuskan untuk menunggu Daniel di cafe ini.

"Saya mau pesan minuman saja." Kataku ke pada pelayan pria ini.

"Silahkan anda pilih minumannya, nona." Pelayan ini mulai menyodorkan daftar menu minuman padaku.

"Yang ini saja satu." Pesan ku pada pelayan ini.

"Baik, di tunggu sebentar ya, nona." Pelayan mengambil kembali daftar menu lalu meninggalkan ku.

Ada sepasangan kekasih yang baru memasuki cafe ini. Si pria tiba-tiba menggandeng tangan pasangannya. Terlihat sang gadis masih malu-malu kepada pasangannya. Pasti mereka baru saja jadian. Dulu aku juga begitu bila Daniel melakukan touch skin padaku. Dan bodohnya aku, aku menumpah kan minuman saat Daniel tidak sengaja menyentuh ujung tangan ku. Itu karena aku memberikan minuman padanya, lalu tidak sengaja Daniel menyentuh jariku saat mengambil minuman itu dari genggaman ku.

"Ini pesanan anda, nona. Selamat menikmati." Seorang pelayan meletakkan minumanku di atas meja.

Dia adalah seorang gadis. Sepertinya pria tadi hanya melayani pemesanan. Ku sedot minuman ku. Karena merasa bosan, aku mulai mencari sesuatu di tas ku. Kenapa aku tidak bisa menemukannya? Kenapa aku tidak menemukan ke dua barang-barang penting ku. Kenapa hanya ada tissue, sisir, bedak, kunci kamar kost ku dan lipstik di dalam tas ini? Tadi saat akan membayar ongkos taxi, aku meletakkannya kembali ke dalam tas ku. Mungkinkah barang-barang ku terjatuh? Aduh, bagaimana ini? Aku tidak mungkin bisa keluar dari tempat ini kalau belum membayar. Adakah seseorang yang bisa menolong ku?

*ToBeContinued*