pagi ini Syifa dan Angkasa sudah siap dengan seragam sekolahnya. mereka sedang sarapan bersama, sesekali Angkasa melirik Syifa yang hanya diam.
"lo kenapa?" tanya Angkasa namun tidak ada sahutan dari istrinya
"Syif" panggil Angkasa kali ini dengan cara menggoyangkan pundak Syifa dengan pelan
"eh iya kak kenapa?" tanya Syifa
"lo kenapa?" tanya balik Angkasa
"gapapa" jawab Syifa
"bohong"
"ih nggak kak" ucap Syifa
"udah ah yuk kak nanti telat" ajak Syifa
"habisin dulu makannya Syif, dari tadi cuma lo obrak abrik makanannya" ujar Angkasa
"Syifa lagi nggak mood kak" balas Syifa
"lo bawa bekal aja kalo gitu, makan dimobil" seru Angkasa
"Tap-"
"gak terima penolakan" sahut Angkasa dengan cepat, ia tau kalau istrinya ini akan memberikan banyak alasan
Angkasa langsung pergi meninggalkan Syifa yang masih mengemasi bekalnya. setelah selesai Syifa langsung menuju mobil menyusul Angkasa.
.
.
selang beberapa menit mereka sampai di sekolah dan berjalan menuju kelas nya beriringan.
"Sipaa!" panggil sahabat sahabat Syifa dari dalam kelas
Syifa hanya bersikap acuh, entah kenapa pikirannya tidak tenang, hatinya menjadi tidak enak.
"lo kenapa Sip?" tanya Zahra
"gaktau" jawab Syifa
"cobak cerita deh sama kita, biar apa yang lo rasain kita juga ikut ngerasain" ujar Natasya
"Beby udah sadar" ucap Syifa
"bagus dong kalo gitu" sahut Amara
"tapi kok lo kayak gak seneng gitu?" tanya Amara
"bukannya gak seneng, malahan seneng banget gue. tapi setelah gue dari rumah sakit kemarin, pikiran gue sama hati gue mendadak gak tenang, kayak mau ada apa apa tapi gue gak tau itu apa" jelas Syifa
"emm lo tenang dulu aja, mungkin itu cuma perasaan lo aja karena lo takut ada sesuatu sama Beby lagi" ujar Natasya
"iya"
bel masuk pun berbunyi dan kegiatan belajar mengajar juga dimulai. dari yang biasanya semangat belajar, namun tidak lagi untuk Syifa kali ini, ia tampak sedang memikirkan sesuatu.
"SYIFA!" teriak pak Agnan
"ehh iya pak" balas Syifa
"kamu gak merhatiin saya?" tanya Agnan
"m-maaf pak" ucap Syifa
"keluar kamu, hormat didepan tiang bendera sampai istirahat nanti" seru pak Agnan dan langsung dituruti oleh Syifa
Syifa sekarang sudah berada didepan tiang bendera. banyak anak anak yang melihatinya dengan tatapan kagum, mungkin karena kecantikannya.
"hai" sapa seseorang yang tiba tiba ada didepan Syifa
"kak Angkasa ngapain disini?" tanya Syifa
"seharusnya gue yang tanya, lo ngapain disini?" tanya Angkasa
"Syifa dihukum kak sama pak Agnan" jawab Syifa
"kok bisa dihukum?" tanya Angkasa
"Syifa tadi gak perhatiin penjelasan pak Agnan" jawab Syifa
"lagian kenapa si lo hari ini ngelamun aja?" tanya Angkasa
"Syifa juga gak tau kak, tiba tiba pikiran sama hati Syifa gak tenang. mungkin karena takut ada apa apa sama Beby lagi" jawab Syifa
"lo gak usah mikirin Beby, dia udah ada yang jaga disana" ujar Angkasa
"maksudnya?" tanya Syifa
"gue udah sewa orang buat jagain Beby diluar ruang rawat sama didalem ruang rawat" jawab Angkasa
"kak Angkasa baik deh" puji Syifa
"lo udahan dulu aja, muka lo pucet banget" titah Angkasa
"kepala Syi-"
Brukk
belum sempat Syifa menyelesaikan omongannya, ia sudah jatuh di pelukan Angkasa. Angkasa yang melihat Syifa pingsan pun langsung menggendong Syifa ala bridal style
Angkasa sudah membaringkan Syifa di brankar. Angkasa menggenggam erat tangan Syifa seolah tidak membiarkan Syifa pergi kemana mana
"Syif, lo kenapa bisa sampe kayak gini?" tanyanya pada dirinya sendiri
dokter yang menjaga UKS masuk dan langsung disuguhi pemandangan Syifa yang memejamkan matanya
"Syifa kenapa Sa?" tanya dokter Shireen
"bu, Syifa kayaknya kecapekan, apa saya boleh anter Syifa pulang?" tanya Angkasa
"yauda kamu antar saja Syifa, untuk surat izin biar ini saya yang urus" jawab dokter Shiree
tanpa berlama lama lagi, Angkasa langsung membawa Syifa ke apartemen. sesampainya di apartemen, Angkasa mengompres dahi Syifa yang sangat panas, mungkin Syifa demam pikirnya.
Angkasa dengan telaten mengompres dan memberikan minyak kayu putih pada perut Syifa agar enakan.
sudah berjam jam Angkasa menunggu namun Syifa tak kunjung membuka matanya padahal hari sudah mulai malam, ia berinisiatif untuk membeli obat agar saat Syifa bangun nanti bisa langsung meminum obatnya
saat dalem perjalanan, motor sport Angkasa dihadang oleh beberapa preman.
"bangsat, lo ngapain ngehadang jalan gue hah?" bentak Angkasa
"turun lo, lawan kita!" seru salah satu preman itu
Angkasa langsung melawan preman didepannya ini agar bisa melanjutkan perjalanannya menuju apotek untuk membelikan obat untuk istrinya.
tapi, keberuntungan tidak berpihak padanya, kepala Angkasa dipukul menggunakan kayu balok oleh salah satu preman membuat Angkasa tidak sadarkan diri.
disisi lain, Syifa terbangun namun tak melihat adanya Angkasa dikamar. dengan perlahan, Syifa bangun untuk mencari Angkasa namun hasilnya nihil, Angkasa tidak ada diapartemen.
tiba tiba bel apartemen berbunyi, Syifa langsung membuka kan namun tidak ada orang. saat Syifa akan masuk, ia melihat sebuah kotak. dengan perlahan Syifa membuka kotak itu, dan Syifa sangat terkejut, ia langsung menangis saat mengetahui isi kotak tersebut.
disana terdapat foto Angkasa yang tidak menggunakan baju bersama...
Aletha batin Syifa
Disana terlihat jelas bahwa Angkasa dan Aletha sama sama tidak menggunakan baju. Syifa masuk dan menangis terus menerus.
kenapa kak Angkasa lakuin semua ini ke Syifa? Syifa ada salah apa sama kak Angkasa? Syifa udah bener bener sayang sama kakak, tapi kenapa kakak malah khianatin Syifa. Syifa bener bener kecewa sama kakak. apa kata kata manis kakak sebelum nya cuma bercanda aja? kak, hati Syifa sekarang terasa ditusuk ribuan jarum kak. Syifa bener bener kecewa sama kakak batin Syifa
setelah beberapa jam kemudian bel apartemen kembali berbunyi, Syifa menuruni anak tangga dengan sangat pelan dan dengan air mata yang masih berlinang.
saat membuka pintu apartemen, terlihat jelas Angkasa dengan penampilan acak acakan
"Syif, lo kenapa?" tanya Angkasa dengan menangkup kedua pipi Syifa, namun segera ditepis oleh Syifa
Syifa langsung menuju kamar nya tanpa berkata apapun pada Angkasa, sedangkan Angkasa bingung dengan perubahan sikap Syifa
"lo kenapa Syif?" tanya Angkasa namun tidak dijawab oleh Syifa
"lo kenapa tiba tiba nangis gini? jawab dong jangan kayak anak kecil" ujar Angkasa yang mulai geram
Syifa menyodorkan foto yang ia temukan di depan pintu tadi pada Angkasa
"aku nangis bukan tanpa sebab kak, aku kecewa sama kakak" ucap Syifa lalu pergi meninggalkan Angkasa yang masih mematung disana
Angkasa tidak tau apa maksudnya, seingat nya dia tidak melepas baju di tempat ini. tadi saat ia terbangun masih menggunakan pakaiannya, disampingnya juga tidak ada Aletha.
ah ya! Angkasa dijebak!
Angkasa langsung mengejar Syifa yang sedang melamun diruang tamu.
"Syif, lo salah paham!" ucap Angkasa
lamunan Syifa buyar, ia menatap Angkasa dengan tatapan sulit diartikan
"dimana salah paham nya kak? disaat udah ada bukti kakak melakukan itu sama Aletha" tanya Syifa
"biar gue jelasin" ujar Angkasa
"gak perlu, udah ada buktinya" tolak Syifa
"Syifa, lo harus percaya sama gue" ucap Angkasa dengan mencekram pundak Syifa
"kak..lepasin, sakit" berontak Syifa namun tak digubris oleh Angkasa
"hiks kak, seharus nya kak Angkasa paham maksud aku hiks. Syifa sakit hati saat kak Angka bener melakukan itu sama Aletha, padahal kakak bilang kalo kakak gak suka kan sama Aletha tapi nyatanya hati dan omongan kaka itu berbeda kak. mending kita pisah hiks gak usah dilanjutin pernikaha ini" jelas Syifa