Chereads / MY BADBOY HUSBAND / Chapter 21 - haruskah percaya?

Chapter 21 - haruskah percaya?

"...mending kita pisah hiks gak usah dilanjutin pernikaha ini" jelas Syifa

"gue gak mau pisah sama lo" sangkal Angkasa

"kenapa kak? kenapa kakak gak mau pisah?" tanya Syifa

"karena gue cinta sama lo" jawab Angkasa

"nggak bisa kak, kakak harus tanggung jawab sama Aletha" ucap Syifa

"tapi gue gak ngelakuin apa apa sama Aletha Syif" sangkal Angkasa

"kenapa kakak nyangkal apa yang udah terbukti kak?" tanya Syifa

"karena semua itu palsu Syif" jawab Angkasa

"dengerin penjelasan gue dulu ya" pinta Angkasa seraya mengelus rambut Syifa dengan kelembutan

"iya"

"lo pingsan dan gue bawa lo pulang. setelah itu gue kompres dahi lo, gue kasih minyak kayu putih ke perut lo. udah berjam jam gue nunggu lo, tapi lo gak sadar sadar akhirnya gue mutusin untuk beli obat di Apotek. pas dijalan ada preman yang ngehadang jalan gue. gue lawan mereka karena gue pengen cepet cepet beliin lo obat terus pulang tapi gue kalah saat preman itu tiba tiba mukul bagian belakang kepala gue" jelas Angkasa

"gimana Syifa bisa percaya sama kakak disaat kakak itu adalah ketua geng Lion, geng besar yang terkenal dengan kekejamannya bisa kalah cuma sama preman aja kak" sangkal Syifa

"salah satu preman itu tiba tiba ada dibelakang gue Syif jadi gue gak sempet ngehindar" balas Angkasa

"gue bakal ngebuktiin semua Syif, gue akan buat lo percaya lagi sama gue" ujar Angkasa

"udah lah kak, kakak sekarang tidur aja" seru Syifa

"terus lo?" tanya Angkasa

"Syifa mohon kak, jangan deket deket sama Syifa saat kakak belum bisa buktiin apapun ke Syifa." pinta Syifa

"lo istri gue Syif" ucap Angkasa

"emang Syifa istri kakak, tapi yang kakak sentuh adalah Aletha orang yang kakak  suka dulu, bukan Syifa yang noteban nya adalah istri kakak" kata Syifa

"oiya sama 1 lagi kak, Syifa gak akan bilang sama siapapun. tapi kalo dalam waktu 1 minggu kakak gabisa buktiin apapun, Syifa akan bilang ke bunda kalo Syifa mau pisah sama kakak. Syifa gak akan bilang ke bunda alasannya apa" tambahnya

"Syif gue mohon, jangan ambil keputusan saat lo lagi emosi" mohon Angkasa

"kakak tidur dikamar ya, Syifa masih mau disini" ucap Syifa seraya mengusap lembut rambut Angkasa. jangan lupakan air matanya yang masih terus saja mengalir

tanpa aba aba Angkasa langsung memeluk Syifa dengan erat. Angkasa tidak bisa melihat Syifa menangis apalagi sebabnya adalah dirinya sendiri. hatinya serasa tercabik cabik saat melihat Syifa nya menangis.

"kak, Syifa boleh pinjem hp nya?" tanya Syifa

Angkasa langsung memberikan ponselnya pada istrinya.

"hallo"

"siapa?"

"ini Syifa, Beb. maafin ya tadi gue gak bisa ke rumah sakit, ada problem sedikit"

"iya gapapa Sip, tadi bang Reno sama bunda juga kesini kok tapi mereka pulang sebentar mau ambil ganti katanya mau nemenin gue disini"

"oh yauda kalo gitu, gue matiin ya"

"oke"

tutt tutt

"makasi"

"lo masih marah sama gue?" tanya Angkasa

"nggak kok, cuma kecewa aja" jawab Syifa

"gue mohon maafin gue Syif" pinta Angkasa

"kakak nggak salah, disini Syifa yang salah. Syifa gak bisa berikan hak kakak, tapi semua itu ada alasannya kak. Syifa masih sekolah, sebenernya Syifa akan kasih hak kakak setelah Syifa lulus SMA tapi kakak udah sama kak Aletha, jadi bentar lagi kakak harus tanggung jawab ya sama kak Aletha, jangan sampai nanti kak Aletha hamil dan anak yang dikandungnya nggak punya ayah. Syifa gak mau itu terjadi" jelas Syifa

"gue akan buktiin ke lo kalo gue dijebak sama Aletha" ucap Angkasa

"iya"

"ayo tidur" ajak Angkasa

"kakak tidur duluan aja, Syifa masih belum ngantuk" tolak Syifa

karena geram sendiri, Angkasa langsung menggendong Syifa membuat Syifa refleks mengalungkan tangannya pada leher Angkasa

"kak tur-"

"lo lagi sakit, tolong sekali ini nurut sama gue, gue cuma khawatir sama lo" ucap Angkasa

"tapi yang perlu kakak khawatirin itu kak Aletha bukan aku kak" protes Syifa

Angkasa seakan menulikan pendengarannya dan langsung menidurkan Syifa dikasur. saat Syifa akan beranjak dari kasur, tanggannya dicekal oleh Angkasa membuat Syifa langsung tertidur lagi dan Angkasa langsung memeluk Syifa dengan erat.

Syifa berontak dalam pelukan itu, ia sudah menangis tanpa suara.

"kak lepasin ya" pinta Syifa

"gue gak akan lepasin lo" tolak Angkasa

"hiks kak Angkasa itu egois"

"emang gue egois"

"kak Angkasa jahat"

"emang gue jahat"

"kak Angkasa gak sayang beneran sama Syifa"

"gue sayang sama lo Syif"

Syifa terus meracau dengan memukuli dada bidang Angkasa. namun tak ada respon apapun dari Angkasa. ia tau bahwa gadisnya ini sangat kecewa padanya, namun tak dapat dipungkiri bahwa dirinya juga emosi karena dijebak oleh Aletha

ting tong

bel apartemen berbunyi, Angkasa langsung melepas pelukannya dan berjalan ke arah pintu utama setelah menyempatkan mencium keninga Syifa

"ngapain lo kesini?" tanya Angkasa

"aku mau minta pertanggung jawaban dari kamu" jawab Aletha

"siapa kak?" tanya Syifa saat masih berada ditangga atas

air mata Syifa terjatuh lagi saat melihat Aletha memeluk Angkasa.

Angkasa langsung menghempas kasar tubuh Aletha saat melihat Syifa

"ngapain lo kesini?" tanya Syifa

"gue mau minta pertanggung jawaban ke Angkasa" jawab Aletha

"gue bakal lepasin kak Angkasa buat lo! gue akan pergi dari kehidupan kak Angkasa." ujar Syifa lalu naik menuju kamarnya

"lo ngapain ke sini hah?! gue gak pernag sedikit pun nyentuh lo Tha! gue mohon jangan buat hubungan gue sama Syifa rusak sama kayak lo baut hubungan gue sama Iqbal rusak!" bentak Angkasa

"aku cinta sama kamu Sa, kamu hanya milik aku! emang bener kamu gak ngelakuin apapun ke aku. tapi aku gak mau kalo sampe cewe itu deket bahkan menikah sama kamu" ucap Aletha lirih

"lo gila hah?! lo itu hanya terobsesi sama gue Tha, lo itu orang baik, jangan kayak gini" sahut Angkasa

"gue gak peduli Sa, kalo gue gak bisa dapetin lo maka orang lain juga gak bisa dapetin lo" ucap Aletha

"kak Angkasa" panggil Syifa

"Syifa, lo mau kemana?" tanya Angkasa karena Syifa membawa koper saat ini

"kak Angkasa, Syifa minta maaf karena gak ngasih hak kakak. jujur Syifa belum siap. mulai sekarang, Syifa akan coba menjauh dari kak Angkasa biar kakak bisa tanggung jawab ke Aletha. jangan sampai kakak gak tanggung jawab ya kak, Syifa gak mau anak Aletha nantinya akan lahir tanpa ayah. Syifa minta maaf kalo selama ini Syifa belum bisa jadi istri yang baik buat kakak. Syifa permisi kak, Syifa mau pergi" jelas Syifa

Angkasa yang mendengar penuturan Syifa langsung mencekram bahu Syifa membuat Syifa tersenyum masam

"mungkin cengkraman ini adalah yang terakhir, terus kayak gini sepuas kakak sebelum Syifa bener bener pergi dari sini" ujar Syifa

Angkasa langsung memeluk Syifa sangat erat namun tak dibalas oleh Syifa. tanpa sadar, air mata Angkasa menetes dipundak Syifa

"kak Angkasa jangan nangis, Syifa gak bisa lihat kak Angkasa nangis" lirih Syifa

Angkasa melepas pelukan itu dan menatap lekat wajah istrinya

"jangan pergi ya?" pinta Angkasa

"Syifa harus pergi kak, Syifa gak mau nantinya Aletha sendirian saat melahirkan dan anaknya tidak punya ayah. Syifa masih punya hati kak, Syifa rela ngorbanin perasaan Syifa agar anak yang ada dikandungan Aletha bisa punya ayah" jelas Syifa

Syifa meraih tangan Angkasa dan mencium punggung tangan Angkasa.

"Syifa pergi kak, jangan cari Syifa" ucapnya lalu berlalu dari hadapan Angkasa

"buat lo Tha, gue gak tau yang ada difoto itu bener bener lo sama kak Angkasa ngelakuin itu apa nggak, tapi sebelum kak Angkasa ngebuktiin itu bohong gue akan percaya sama lo karena foto itu udah jelas. dan gue minta sama lo jagain kak Angkasa, jangan sampe buat dia kecewa, seiring berjalannya waktu pasti kak Angkasa bakal nerima lo." ujar Syifa lalu ia benar benar pergi dari apartemen meninggalkan Aletha dan Angkasa