Chereads / Change To Life / Chapter 36 - 36. Yolanda 17+

Chapter 36 - 36. Yolanda 17+

Manda dan Erlan tak bisa lepas, disitu ada Erlan disitu juga ada Manda. Erlan yang notabenya terkenal selalu saja ada orang yang datang menanyainya, tak terkecuali Yolanda. Erlan yang sudah mendengar apa yang dilakukan Yolanda pada Manda dari Gani langsung menatap tak suka Yolanda.

"Hai Erlan apa kabar?" Manda menghentikan suapannya pada Erlan ketika mendengar panggilan dari Yolanda untuk Erlan.

Erlan memegang tangan Manda yang sedang memegang sendok agar kembali menyuapinya. "Ini terlalu pedas, kamu jangan makan ini," ucap Erlan pada Manda dan mengabaikan Yolanda.

Tahu Erlan yang tak menganggap kehadiran dirinya, Yolanda berdecih ia menghentakkan kakinya lalu pergi dari Manda dan Erlan. "Kenapa kayak gitu?" tanya Manda.

"Kayak gitu gimana?" tanya balik Erlan membuat Manda berdecak. Erlan mengelus rambut Manda, "Is jadi berantakan nanti, lama tahu aku rapihinnya!" decak Manda. Erlan terkekeh lalu membuka mulutnya meminta Manda kembali menyuapinya.

"Mesranya Pak Bu, haduh.. sampai yang punya acara aja kalah," kata Hanin menggoda Manda dan Erlan. Manda tersipu malu mendengar ejekan itu kembali, sudah banyak orang yang mengatakan itu dan Manda malu rasanya.

"Dari mana aja Lo?!" tanya Salsa dengan garang pada Erlan. "Untung datang Lo kalau engga udah Gue umpetin Manda dari Lo, biar kapok Lo buat orang kepikiran mulu!" tambah Salsa dengan garang.

Erlan mengabaikan Salsa membuat Salsa mengeluarkan umpatannya pada Erlan. Manda dan Hanin tertawa melihat mereka berdua, Salsa memang cukup galak kalau urusan begini dengan siapapun itu. "Kamu mau ambilin makan apa? yang berkuah?" tanya Erlan mengabaikan Salsa yang masih menggerutu dirinya. Manda tertawa lalu mengangguk.

"Kurang ajar banget sih Lo! awas ya Lo Lan!" ucap kesal Salsa sebelum Erlan pergi. Manda mengelus tangan Salsa memintanya sabar, mereka sudah dilihati banyak orang. Salsa mengela nafasnya, "Ngeselin sih suami Lo."

.

.

.

.

Erlan ke toilet sebentar, toilet ini cukup sepi ya wajar mengingat semua orang berada di tempat acara diselenggarakan. Setelah selesai Erlan mencuci tangannya lalu keluar dari toilet.

"Hai Erlan," kata Yolanda yang datang tiba-tiba dan menghadang jalannya. "Ck, minggir," kata Erlan dengan malas. Yolanda menggeleng, ia justru mendekatkan dirinya ke Erlan sampai Erlan dan Yolanda masuk kedalam kamar mandi khusus laki-laki.

Erlan menyatukan kedua alisnya, Erlan berdecak ini yang paling tidak disukai Erlan dari Yolanda. Dia pasti akan menggoda kembali Erlan seperti dulu jaman SMA. Bitch!

Benar saja, Yolanda menurunkan tali tipis dibahunya, "Ayolah Erlan, bukankah semua laki-laki suka ini," kata Yolanda sambil mempertontonkan asetnya yang masih tertutupi kain berwarna senada dengan gaunnya.

Yolanda semakin memojokkan Erlan, Yolanda tahu tidak ada laki-laki yang menolak tubuhnya. "Mungkin kamu bisa mencoba dulu Erlan."

Erlan menatap Yolanda dengan tatapan merendahkan, "Udah berapa orang yang Lo giniin jalang?"

Yolanda terkekeh, ia tak menampik kata Erlan yang mengatakan dia jalang, yang terpenting Erlan mau dengannya. "Kenapa tanya begitu Erlan? ingin mencobanya? kujamin kamu akan puas," kata Yolanda dengan genit.

Yolanda menempelkan tubuhnya pada tubuh Erlan yang sudah tak bisa kemana-mana. "C'mon Babe Kau butuh sesuatu?" tanya Yolanda dengan suara rayuannya. Erlan mengangkat satu sudut bibirnya, Erlan memutar tubuhnya menjadi menghimpit Yolanda yang sudah bergaun setengah terbuka ke tembok.

Yolanda jelas senang mengetahui Erlan yang terpancing olehnya. "Sentuhan dan suara seperti itu dulu pernah hampir membuat diriku lepas kendali tapi itu dulu sekarang hanya suara Manda yang membuatku bergairah. Dan ingat jalang, aku orang yang terhormat dan tak akan pernah mencoba orang rendahan sepertimu! camkan itu dalam otakmu!"

Yolanda melunturkan senyumnya, Erlan memunculkan smirk andalannya yang jelas membuat siapa saja takut. "Lo lihat CCTV diluar? sekarang CCTV bisa merekam suara Yolanda. Dan Gue dengar Lo baru saja mengikuti ajang model yang ditayangkan di televisi."

Yolanda menggeleng dengan cepat, ia tahu maksud Erlan, dia akan merusak citranya. Kekuasaan Erlan dan keluarganya cukup bersangkutan dengan ajang yang sedang ia jalanani apalagi image keluarga Erlan yang tak main-main. "Kenapa jadi lemah Yolanda? mana dirimu yang baru saja menggodaku?" tanya Erlan meremehkan Yolanda. "Aku mohon jangan Lan, aku mohon."

Erlan menjauh dari Yolanda sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Tak semudah itu Yolanda. Gue tahu Lo baru saja menghina Manda," kata Erlan. Yolanda berlutut dihadapan Erlan, "Aku akan minta maaf langsung pada Manda, aku mohon Erlan jangan hancurkan karirku."

Erlan mengangkat dagu Yolanda dengan telunjuknya, melihat bagaimana raut ketakutan dan wajah melas Yolanda, "Gue hanya menerima aksi Yolanda harusnya Lo tahu itu. Lakuin yang bagus dan pastikan Lo berlutut didepan Manda!" ucap Erlan.

Erlan meninggalkan Yolanda yang terdiam didalam toilet. Yolanda memandang benci kepergian Erlan, bukankah ini sama saja menjelekkan dirinya di depan para tamu undangan! sial! "AAAKHH!!"

Erlan berjalan ke Gani, lalu meminta parfume karena biasanya dia yang suka membawa parfume. Indra penciuman Manda menjadi lebih sangat kuat semenjak hamil, ia yakin jika ia tak menambahkan parfum Manda akan dapat mencium bau Erlan yang bercampur dengan parfum lain akibat dekat dengan orang lain seperti dulu.

"Abis dong tolol!" gerutu Gani melihat parfumnya habis padahal tadi masih setengah botol. "Gue ganti," kata Erlan sambil membuang botol parfum itu lalu pergi dari kumpulan laki-laki itu. Gani berdecak, mana mungkin Erlan akan mengganti parfumnya, kecuali Gani menagihnya.

Erlan mengambil semangkok bakso untuk Manda. Ia kembali lagi ke Manda yang sedang bersama dengan Hanin dan Salsa. "Astaga nyengat banget bau Lo Lan!" gerutu Salsa. "Abis mandi parfum Lo?!" teriak kesal Hanin sambil menutup hidungnya.

Manda menatap tanya Erlan, "Kamu pakai parfum kenapa banyak-banyak sih? Ini juga bukan parfum kamu," ucap Manda.

Erlan menghela nafasnya, ia sudah duga padahal merek dan varian parfum Gani itu sama dengan parfum yang biasa ia pakai, entah gimana bisa Manda tahu ini bukan parfum biasanya. "Aku abis pakai parfum Gani, abisnya Aku ke sini belum mandi Man. Dari bandara langsung ke sini."

"Sumpah ya Lan, Gue gak betah!" Hanin pergi langsung meninggalkan Manda dan Erlan. Erlan tertawa ia memakai banyak-banyak agar hidung Manda tak mencium parfum perempuan alias parfum Yolanda ternyata ada fungsi lain, mengusir Hanin jadi dia bisa berduaan lagi dengan istrinya.

"Kalau gitu kita pulang aja," kata Manda pada Erlan. Erlan menggeleng, ia masih ingin disini, apalagi kalau bukan untuk melihat aksi Yolanda.

"Aku udah capek juga, dah yok." Erlan akhirnya mengalah jika sudah begini, ia tak mungkin memaksa Manda yang sedang hamil. Manda menarik tangan Erlan untuk keatas panggung dimana Dera dan Reno berada.

Reaksi Reno dan Dera sama seperti Hanin dan Salsa. Erlan tertawa saja lalu turun dari panggung, Manda menarik Erlan kembali untuk ke Salsa dan Hanin karena Manda belum berpamitan dengan mereka.

Langkah Erlan dan Manda sama-sama terhenti ketika seseorang yang menghadang jalan mereka dan tiba-tiba saja orang itu berlutut didepan Manda. Ia adalah Yolanda dengan gaunnya yang sudah rapi.

"Maaf Man, Gue bener-bener minta maaf atas tindakan Gue yang buruk tadi." Yolanda mengucapkan tanpa melihat wajah Manda, Erlan ataupun orang lain, dan tanpa ada rasa menyesal yang sesungguhnya.

Manda membesarkan matanya, ia tak menyangka Yolanda akan seperti ini, tak hanya Manda tapi orang-orang yang sedang berada disan. Manda meminta Yolanda untuk berdiri, "Udah gak papa Yol, aku maafin kok."

Yolanda masih tertunduk, "Makasih ya Man, sorry sekali lagi." Pandangan Yolanda bertemu dengan pandangan Erlan. Erlan menarik sudut bibirnya memandang Yolanda rendah.

Manda menatap kepergian Yolanda, Manda bisa menangkap raut wajah yang marah? Jadi Yolanda tak meminta maaf dengan tulus, tapi mengapa ia sampai berlutut?

Manda melemparkan pandangannya ke arah Erlan, Erlan yang merasa tatapan aneh Manda hanya mengangkat bahunya. Sebelum Manda berpikir aneh lebih lanjut, Erlan memegang kedua bahu Manda lalu mengingatkan Manda jika mereka akan pulang.

"Ayo Sayang kita pulang, Aku juga capek nih. Pingin mandi juga," kata Erlan. Manda menghela nafasnya lalu ia dan Erlan berjalan menuju parkiran mobil Erlan.