Acara yang digelar saat sore hari ini sudah terlihat mulai ramai. Salsa dan Hanin menemani Manda yang duduk dipojok, dibawah pohon karena disini paling sejuk dan paling tidak terlalu ramai.
"Nin, ambil soda sama apa gitu gih." Hanin mendelik, dia baru saja datang dan Salsa memintanya untuk mengambilkan minum yang dia sendiri saja bisa.
"Ambil sendirilah, sana sana sana," ucap Hanin. Manda terkekeh lalu ia mengajak Salsa untuk mengambil minum dan meminta Hanin menjaga tempat mereka sebentar.
Selama perjalanan kadang banyak mata dan bisikan mengarah pada Manda dan Salsa. Salsa yang merasa terganggu menghampiri satu orang yang berbicara cukup lumayan kencang dan dia menjelekkan Manda. "Ngomong sekali lagi Lo!" solot Salsa pada Yolanda, gadis yang memang dari masa SMA selalu sok berkuasa dan sok benar, sok cantik juga sih.
Manda menghampiri Salsa, acara belum masuk pada intinya dan Salsa sudah membuat beberapa tamu menatap ke arah mereka, bisa rusuh dan bikin malu Dera entar. "Udah Sal, ini hari bahagia Dera masa kita mau rusak acaranya. Biarin aja dah yok," ajak Manda.
Salsa menatap tajam Yolanda yang masih sok cantik dengan mengangkat gelas kaca. "Kenapa? bener ya omongan Gue? Kalau dia hamil duluan jangan-jangan dia jebak Erlan ya? secara Erlankan dapat beasiswa ke luar negeri dan sekarang dia engga keluar negeri buat lanjutin study. Atau pelet Erlan biar ada yang tanggung jawab? Bitch."
Manda menunduk dalam dengan tatapan sedihnya, ia memang memakai baju yang tidak ketat tapi tidak longgar juga karena itulah tonjolan perutnya sedikit terlihat dan mata Yolanda mungkin bisa jelas melihat tonjolan perutnya.
Salsa berbalik menatap tajam Yolanda, belum juga ia menghampiri Yolanda kembali, sebuah tangan mencengkalnya. Gani laki-laki itu mencengkal tangan Salsa. "Ayolah jangan berpikir terlalu sempit, gimana kalau ternyata mereka sudah menikah, bukankah banyak pasangan yang memutuskan menikah muda?" ucap Gani yang banyak disetujui oleh beberapa orang.
Yolanda berdecih, "Erlan pacaran aja gak mau apalagi nikah mudah!"
"Lo siapanya Erlan? emaknya? bapaknya? atau neneknya?" tanya Gani sedikit mengejek. "Yang tahu diri Erlan tuh ya Erlan sediri, lagi pula semua orang itu bisa berubah dalam sekejab. C'mon mikir yang cantik dong jangan kek make up Lo."
Salsa tertawa meremehkan Yolanda, "Lo juga jangan rusak acara," bisik Gani pada Salsa. Salsa mendelik pada Gani, "Terus Gue ngebiarin sahabat Gue dihina?! iyaa! mana sahabat Lo, kurang aja tuh kampret bininya ditinggal sendirian gak ada kabar lagi!" bisik Salsa dengan tajam ditelinga Gani.
Gani mentonyor kepala Salsa, "Urusan dapur orang itu gak usah ikut campur Lo," ucap Gani. Salsa memutar bola matanya lalu berbalik menggandeng tangan Manda. Salsa sudah tak selera akhirnya ia memilih berjalan kembali ke Hanin, Gani memilih untuk mengikuti dua perempuan itu, tugasnya adalah menjaga Manda, siapa lagi kalau bukan Erlan yang meminta.
"Terimakasih ya Sal Gan," ucap Manda. Salsa duduk di kursi sebelah Manda dengan wajah masam. "Hm," balas Gani singkat.
"Ngapain Lo ikut ke sini?" tanya Hanin pada Gani. "Salsa kenapa masam gitu?" tanya heran Hanin. Manda menghela nafasnya lalu menggeleng tidak apa-apa pada Hanin. Gani memilih untuk bergabung dengan teman-teman yang tak jauh dari posisi Manda dan dua temannya. Manda melihat Gani yang pergi, ia jadi berpikir jika seandainya Erlanlah yang membelanya tadi.
Suara MC meminta semua untuk berkumpul dan duduk di kursi yang sudah disediakan. Manda, Salsa dan Hanin duduk didepan tepat dibelakang kedua orangtua Dera. Musik berganti dengan suara instrumen, Dera dan Reno masuk saling bergandengan. Dera sungguh sangat cantik, riasan sederhana dengan gaun yang pendek dan juga mahkota bunga diatas kepalanya.
Semua hadirin berdiri dan bertepuk tangan mengiringi ketika kedua pasangan itu memasuki tempat dan akan naik ke panggung. Manda jadi berhayal andaikan ini semua tak terjadi akankah Manda bisa berada di titik seperti Dera dan Reno?
Manda menggeleng ia jika semua tak terjadi belum tentu ia menemukan laki-laki sebaik Erlan. Para hadirin duduk dan acara dilanjutkan. Sampai semua hadirin dipersilahkan untuk menikmati acara ini. Manda memilih untuk duduk di saja di kursi menunggu Hanin dan Salsa datang membawakannya.
Manda membuka tas selempangnya, berharap mendapatkan notifikasi dari Erlan suaminya. "Aku kangen."
Suara gitar menandakan seseorang akan memulai menghibur seluruh hadirin yang datang. Manda masih memandang foto Erlan dan dirinya yang berselfie berdua di balkon.
Aku mengerti
Perjalanan hidup yang kini kau lalui
Ku berharap
Meski berat, kau tak merasa sendiri
Manda mengangkat kepalanya, ini adalah suara Erlan. Dan benar diatas panggung Erlan dengan setelan jass memangku gitar yang sedang ia mainkan. Pandangan matanya tertutup menikmati lagunya.
Kau telah berjuang
Menaklukkan hari-harimu yang tak mudah
Biar ku menemanimu
Membasuh lelahmu
Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis, tertawa
Semua terpesona dengan Erlan, ini adalah pertama kalinya Erlan menyanyi, selama mereka dekat dengan Erlan tak ada yang pernah tahu bahwa Erlan bisa bernyanyi semerdu ini. Reno dan Gani pun juga tak tahu hal ini.
Biar kulukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia
Aku di sini
Walau letih, coba lagi, jangan berhenti
Ku berharap
Meski berat, kau tak merasa sendiri
Pandangan Erlan mengarah pada Manda yang diam menatapnya. Erlan akui istrinya sangat cantik, padahal tak ada pernak pernik, tapi Manda sangat cantik.
Kau telah berjuang
Menaklukkan hari-harimu yang tak indah
Biar ku menemanimu
Membasuh lelahmu
Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis, tertawa
Entah mengapa memori tentang Manda dan Erlan berputar di kepala Manda. Mendengar nyanyian Erlan seakan semua berputar ke belakang.
Biar kulukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia, haa-haa
Haa-haa
Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis, tertawa
Biar kulukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia
'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia
Manda meneteskan air matanya, membuat Erlan tertawa kecil, istrinya memang cengeng. Erlan memberikan gitar itu ke tempatnya lalu turun dari panggung. Gerakan Erlan tak pernah luput dari semua penonton bahkan pasangan yang memiliki acara ini.
Erlan berlutut didepan Manda. "Kok nangis?" tanya Erlan sambil menghapus air mata Manda. Bukannya berhenti menangis Manda justru terisak, beberapa orang tua disana terkekeh melihat pasangan muda itu. "Maaf," ucap Manda disela isakannya.
Erlan mengangguk lalu membawa Manda ke pelukannya. "Aku juga minta maaf, seharusnya aku gak kayak gini." Erlan mengusap punggung Manda yang bergetar.
Karena keromantisan dan tangisan Manda membuat mereka menjadi tontonan semua tamu undangan, pemilik acara pun juga ikut senang dan tertawa karena seharusnya mereka berdua yang menjadi pusat perhatian justru sang tamu yang menjadi pusat perhatian. Teman-teman sekolah Manda dan Erlan yang bertepuk tangan riuh, mereka tak hanya baru pertama mendengar suaru nyanyian Erlan tapi keromantisan Erlan memperlakukan seorang perempuan.