Chereads / Gadis Nafsu / Chapter 2 - 02. Memuaskan Libido Cewek Kesetanan

Chapter 2 - 02. Memuaskan Libido Cewek Kesetanan

Hari demi hari semenjak aku mulai masuk sekolah, aku kerap kali meminta bantuan Annisa saat jam istirahat, perlahan-lahan ia mulai terbiasa dengan kegiatan rutin kami meski ini baru hari ketiga sejak sekolah dimulai

"sslluurppp.. srupp.. aahhnn.. sshhtt.."

Ciuman ganas melumat lidah kami, kugencet tubuhnya kepintu toilet. Tangannya meremas bahuku kuat sambil dengan lahap mengunci lidahku. Kucubit putingnya, dan kutusuk jariku keluar masuk lubang duburnya

Kuselipkan kontolku keselangkangannya kemudian kugesekkan kememeknya yang dipenuhi jembut lebat. Tangannya mencoba meraih zakarku, berusaha meremas-remas biji pelerku dengan ganas sedangkan tangannya yang satu lagi merangkul kepalaku untuk memperdalam ciumannya

"hmmff.. ahhh...yysshh.." kunikmati lembut lidahnya, kurasakan nafas hangat dimulutnya sambil kumanjakan toketnya dengan permainanku

"aaahh... mmppsshh.." kuturunkan lidahku dan mulai menjilati pentil coklatnya yang kencang dan imut, kuputar lidahku disekitar putingnya membuat ia bergidik kegelian

"mmpphh.." puting coklat yang sudah mencuat dan sangat menggiurkan itu kulahap seperti bayi yang sedang menyusu, kumainkan tonjol putingnya dengan lidahku kesana kemari, sambal kuberi gigitan-gigitan kecil ke kepala putingnya

"ihh... nggghh.." permainan lidahku membuatnya menggeliat keenakan, dan membuatnya mulai menjambak-jambak rambutku

slurrp... mmmfff.. srrupp.. srruuttt..

Kemudian kunaikkan satu kakinya keatas kloset dan kucocolkan jariku mencolek celana dalamnya yang sudah sangat becek

crrttt..crtt..crtt

"ih... ah... enak.. va.. terus.. ahh.. ssshhh.. nnghh..." dia semakin menggeliat tak karuan dan mendesah keenakan. kugesekkan jariku menggesek-gesek klitorisnya membuatnya menggelinjang keenakan sambil mengigit-gigit jari untuk menahan suara desahannya

Kuturunkan wajahku keselangkangannya, kusingkap cawet tosca miliknya dan kucium kesegaran aroma hutan lebat memeknya yang merangsang, kusambar lembah daging itu, kujilati setiap sudut memeknya, kususuri setiap helai jembut lebatnya dan dengan gemash kucucup kelentitnya

"uuhhh... mnngghhh.. stop.. tung.. guu.." dia sekuat tenaga menekan kedua tangan kemulutnya untuk menahan desahannya agar tidak keluar

Semakin semangat kunikmati kelezatan memeknya, lidahku tak bisa berhenti menari-nari dihutan ajaibnya yang telah basah oleh cairan cintanya, kugesek-gesek klitorisnya dengan cepat sambil kusedot terus lubang mekinya

"aihh.. aaaaahhhhh.... ngghh.. uuhhff.." desahannya semakin menjadi-jadi ketika dia mencapai orgasme

Crott.. crrtttt....

Cairan cintanya yang bening mengalir deras dan muncrat kewajahku membuat tubuhnya menjadi kejang dan nafasnya tersengal-sengal, Sehingga memaksa tubuhnya harus terduduk ditoilet

Tidak berselang lama setelah muncrat, dia meraup kontolku yang sudah berdiri tegak didepan wajahnya

"waktunya pembalasan hehe.." sambil menunjukkan wajah nakal dan menjulurkan lidah

"nngghh.." langsung dikocoknya kontolku dengan tangan lembutnya. bibirnya langsung menyosor biji pelerku membuatku hampir loncat, biji pelerku dijilati dengan telaten oleh lidahnya yang penuh dengan air liur itu, diemut dan disedot sampai pipinya mengempis

Dia lalu mulai naik menjilati pangkal kontolku dan melumeri setiap senti kulit kontolku, dan ketika sampai diujung kepala kontolku, dia melahap seluruh batang kontolku dengan utuh. dia majumundurkan kepalanya dengan mantap membuatku menjadi tidak karuan

Tidak berhenti disitu, disaat mulutnya melahap kontolku, tangan kanannya meremas-remas buah zakarku dan tangan kirinya mengacak-acak memekku yang sudah ngiler dari tadi. aku yang tidak lagi tahan dengan permainannya lalu memegangi kepalanya yang tertutupi jilbab itu

"ugghh.. mmppphhh... iih.. nisshh aahh..." kocokannya kememekku serta sepongan mantapnya membuatku menggeliat tak karuan, dikulum batang kontolku dan dikenyotnya dengan kuat, dihisap, diemut, dijilat, air liur dan nafasnya yang hangat terasa sangat nikmat dikulit kontolku

grokkk... crrtt.. rrsshhh... ggrrkkk

Suara mesum yang keluar dari mulutnya saat mengulum kontolku penuh dengan air liur yang lengket dan kental membuatku semakin bergairah

"aahhh... uufff...isshhh.." semakin intens pergerakannya membuatku mencapai klimaks, kutekan kepalanya sampai kontolku benar-benar masuk kebelakang mulutnya lalu kumuncratkan semua cairan putih kental yang sudah disedotnya dengan kuat masuk kedalam mulutnya

Berkedut-kedut kontolku memuncratkan peju dengan volume banyak kemulutnya, perlahan mulai kucabut kontolku keluar dari mulutnya

Wajahnya didongakkan keatas sambil melihat wajahku, mulutnya yang masih terbuka membuatku bisa melihat genangan peju dan air ludah yang sangat banyak bercampur dalam mulutnya, kemudian dia menelan seluruh genangan tadi tanpa tersisa setetespun "glekk".

Ia menjilati jarinya seolah-olah telah terpuaskan dengan hidangan yang telah disantapnya dengan nikmat, dengan senyum nakal yang centil diwajahnya memperlihatkan kalau dia sangat puas dan bangga dengan yang dilakukannya barusan, tidak kusangka dia menelan peju yang kumuncratkan dengan sangat banyak hanya dalam satu tegukan

******

Waktu istirahat selesai, jam siang akan segera dimulai. kebetulan mata pelajaran kali ini kosong dikarenakan para guru sedang rapat. Waktu kosong seperti inilah yang biasanya kami gunakan untuk ngerumpi

"wih.. gila sih.. yang bener ev?" tanya seorang cewek

Namanya Sinta Ajeng Elvina, dia duduk bersebelahan denganku dikelas, rambutnya hitam tidak terlalu panjang dan selalu dikuncir ponytail sama sepertiku, tubuhnya ramping dan cukup atletis, toketnya seukuran genggaman tangan dan sangat kencang. selalu ceria dan penuh semangat adalah ciri khasnya

Selain Sinta, yang ikut ngerumpi disini biasanya ada Annisa (karena tiap istirahat kami selalu begituan, jadi dikelas kami juga sering ngobrol) lalu ada Tia dan Clara

"gue sih gak bakalan sanggup hidup sendiri, lagian g pengen juga, ada pembantu aja udah enak kok.." sambung Clara

Clarabell Azka Kirana, sifatnya memang agak manja, dia sering membawa barang-barang dan make-up branded ke sekolah, warna rambutnya pirang dan sedikit bergelombang, asik diajak ngobrol dan easy-going meskipun sering jual mahal ke anak-anak cowok dikelas, seleranya tinggi kalau bicara tentang busana, tubuhnya pun bohai dan seksi seperti model

Kebanyakan murid di sekolah ini berasal dari keluarga berada dan kaya raya, bisa dibilang sekolah ini bukan cuma berprestasi tapi juga cukup elit dan terkenal dengan murid-muridnya yang high-class. Tapi tidak semuanya seperti itu, Annisa misalnya

Annisa pernah bercerita kalau dia selama SMP tinggal di pondok pesantren, dan ketika menginjak bangku SMA dia ingin bersekolah di sekolah unggulan karena dia ingin lebih fokus belajar akademis dan bercita-cita ingin menjadi dokter.

Orang tuanya menyetujuinya dengan syarat dia jadi anak yang baik, disiplin, dan rajin beribadah (aku yakin dia bukan termasuk orang yang meninggalkan solat, tapi akhir-akhir ini sepertinya dia melenceng dari anak baik menjadi sesuatu yang lain)

Latar belakang Annisa ini membuat seluruh kelas mengecapnya dengan imej ukhty-ukhty yang ideal dan sholehah (agak ironis sih mungkin, tapi teman-teman pasti bakal kaget kalau ngeliat skill blowjob dia)

"rempong bet ga si tinggal sendiri ev..?" sahut Tia

Serestya Cindy Pandhita, dia adalah salah satu murid tercerdas disini. sifatnya cenderung pendiam tapi penuh perhatian. dia memakai kacamata, dengan tahi lalat kecil disamping matanya membuat penampilannya terlihat cantik, bentuk tubuhnya juga molek dan berisi

"hmm.. gimana ya.. emang semuanya harus mandiri sih, tapi ada kakak tetangga kos dan ibu kos kok.. mereka semua baik banget malah"

"kalau kerjaan sehari-hari sihh,, ibu kos yang biasanya masak untuk kami... terus kalau pakaianku kotor, biasanya aku pergi ke tempat laundry"

"kalian kalo mau mampir ke kosku boleh banget kok" lanjutku

"wah.. boleh tuh, gue penasaran kaya apa sih tempat lo, ntar sore gimana?" sahut Sinta

"eh.. tapi ntar sore kan ada oprec ekskul, gue ntar mau liat-liat dulu. Emang kalian g?" tanya Tia

"oh iya, ntar sore kan ada itu ya.. yah.. gak bisa dong.." lanjut Sinta sambil kedua tangannya diletakkan dibelakang kepala

"sorry gaess.. kalo ntar sore, kayaknya gue juga gak bisa nih.. gue udah janjian ama nyokap gue mau ke salon" sahut Clara

"lain kali juga gak papa kok, santai aja.. btw kalian mau masuk ekskul apa?"

"gwe si basket ama paskib" sahut Sinta

"gue pen badminton si tapi.. kayaknya pengen aktif main voli lagi, ehh.. emang lu sanggup ikutan dua sin??" sambung Tia

"sanggupin aja kali, orang masih muda juga... kalian bertiga gak ikut?" tanya Sinta pada kami

Kami bertiga menggelengkan kepala masih belum tau mau masuk ke ekskul mana

"gak usah buru-buru juga si, kan masih sabtu besok daftarnya" lanjut Tia

Pendaftaran semua ekskul memang akan dibuka pada hari sabtu, dimana hari jumat dan sabtu ada ospek untuk murid baru. Dan pada sabtu malamnya akan diadakan penampilan untuk penyambutan selamat datang bagi murid baru dan juga akan ada api unggun

Obrolan kami pun usai seketika guru masuk masuk ke kelas, ketika itu Nisa berbisik ditelingaku

"kalau ntar sore gwe sendiri yang kekos lu boleh kan?" tanyanya pelan

"boleh, aku sih ayo aja" jawabku singkat. Aku mulai berpikir hal aneh-aneh tapi segera kulupakan seketika guru masuk

*******

Bel pulang berbunyi, seperti yang tadi dibicarakan, sore ini Nisa berencana datang ke kosku, baru pertama ini aku mengajak temanku ke kamarku

Kami pun menuju ke kosku dengan berboncengan sepeda, sepanjang perjalanan kami mengobrol dan bercanda ria, tapi kemudian dia menanyakan hal yang aneh padaku

"aku bisa minta tolong ga ev?"

"minta tolong apa?"

"ntar aja deh kalo dah sampe sana.."

Sebelum kutanya alasannya, kami telah sampai di kosku, kupersilahkan dia masuk dan duduk dikasurku

"jadi mau minta tolong apaan nis?" tanyaku sambil duduk disebelahnya

"sebenernya... gwe mau sesuatu sama elu ev.." tangannya mulai meraba pahaku secara perlahan-lahan, dan nafasnya menjadi berat. Dia lalu menempelkan tubuhnya ke tubuhku

"alamak.. padahal baru tadi siang, tapi birahinya sekarang udah naik lagi"

"ev.. ngentot ama gue yuk.."

deg

"heh? tapi nis aku belommmfff.."

Belum selesai kalimat keluar dari bibirku, dia langsung mencumbuku dengan ganas. Dia mendorongku sehingga badanku tergeletak dikasur, dia menindihku dan menaikkan intensitas ciumannya, dan tangannya mengelus-elus toketku yang masih terbungkus seragam sekolah

"ayolah.. evvee.. mmff... sshh.. aannghh.. pliss.. mmppsshh gwe bener-bener pengen nih.. gak tahan gue.." sambil bicara lidahnya terus bermain dalam mulutku

Dia menggesek-gesek pahanya ke selangkanganku seperti yang biasa kulakukan padanya, lidahnya turun menjilati keringat dileherku, mengecupnya, meninggalkan bekas merah, kemudian lanjut menjilat bagian belakang dan mengigit kecil telingaku

Kucium aroma tubuh dari balik jilbabnya. Bau badannya yang menyengat setelah seharian disekolah dan penuh keringat, aroma manis dari keringat gadis SMA ini membuat gairahku melejit naik ke titik tertinggi

Tangannya mulai melepas kancingku satu persatu, dilepasnya seragamku dan terlihatlah bagian atas tubuhku yang hanya tertutupi BH. dia mengangkat tanganku lalu mulai mejilati ketiakku yang penuh keringat

"eh.. nisss.. jangan disituhh.. ituu.. bauu" ucapku sambil merasa kegelian

"hmmm? masa si? enak nggak?" dia malah lanjut menjilat ketekku seperti menjilat lolipop

Tangannya melepas BH-ku sehingga terpampanglah kedua Gunung kembarku, dengan cepat kututup toketku yang terbuka dengan kedua tanganku, namun Nisa tidak tinggal diam, dia mengangkat kedua tanganku keatas, membuatku terlihat seperti tawanannya yang tak berdaya

"ayolah.. sayang.. jangan malu-malu gitu dong... ahhh.." dia lalu menjilati sekitar putingku yang sudah mulai mencuat

Kemudian dipelintir puting kecil manisku dengan tangannya, dan putingku yang satu lagi dikenyot oleh lidah lembutnya, isapan dan kenyotannya membuat putingku semakin mengeras

"nisaa.. ahh.. nishh.. uhhh enakkhh aakhhh" kontolku semakin ngaceng karena serangannya. setelah puas dengan kedua nenenku dia lalu turun keselangkanganku dan melepas rok dan cawetku, membuatku terlihat telanjang bulat dihadapannya

Dia yang melihat wajah merah maluku malah semakin ganas dengan langsung memblowjob kontolku yang sudah tegang itu dengan lahap, gerakannya yang seperti sudah ahli dalam ngemut kontol itu membuatku menggeliat keenakan

"mmppphhhssss... nnghhh... uuhhh.. nisshh.. ben.. tar.. dulu.. ngghh" mendengar rintihanku membuatnya semakin menggebu-gebu. Dia bangkit melepas seragam dan BH-nya, lalu dibuang begitu saja. Toketnya yang indah dan montok itu digesekkannya kekontolku

"uggh" kelembutan kulit toketnya yang halus itu membawakan sensasi nikmat yang luar biasa ke kontolku. Digesekkan kedua buah dadanya ke batang kontolku sambil dikulum kepala kontolku, gerakannya yang konsisten dan mantap segera membuatku klimaks

"ahh.. nisshh.. aku.. mun..crtt aahhh.."

Kusemburkan seluruh pejuhku kewajah dan toketnya, bahkan ada yang sampai mengenai jilbabnya. Kemudian dia menjilati kontolku sampai bersih tanpa ada setetes manipun yang tersisa, ia lalu bangkit dari selangkanganku dan mencolek mani yang terciprat diwajah dan toketnya lalu dijilati sampai bersih

"hmmm.. enyak banget sich inii.. pejuh lu bikin gwe ketagihan ev.. enak bangetss.."

"manis.. gurih.. pait.. amis gimana gituh" sambil menjilati air maniku yang tersisa, kedua nenennya saling ditempelkan dan digoyang-goyangkan, wajah imutnya yang nakal dan penuh nafsu serta bibirnya yang seksi itu memaksa nafsuku bangkit

Kudorong tubuhnya, kutindih tubuhnya yang setengah bugil itu terlentang dikasur, kumulai dengan menciumnya dengan penuh nafsu. Dia membalas dengan memeluk kepalaku erat sehingga kedua toket kami saling bergoyang dan puting kami saling bergesekkan

"hhmmmpphhss....shshh,, hhmmppsshh..mmffff..." ciuman kami semakin ganas dan semakin panas. Kini giliranku yang mulai merangsangnya, kuangkat kedua tangannya dan kujilati leher sampai ketiaknya yang penuh keringat itu

Bau tubuhnya yang semerbak membuat libidoku naik untuk kedua kalinya dan membuat kontolku ngaceng lagi. Kujilati kedua buah dada yang tadi ia gunakan untuk mengocok kontolku, sambil kuemut dan kumainkan kedua putingnya sehingga membuatnya menggeliat keenakan

Aku mulai turun menjilati pusarnya lalu melepaskan rok dan celana dalamnya, kubuka pahanya lebar-lebar dan langsung saja kucium wangi semerbak keringat yang membasahi jembut lebatnya itu, air liurku segera menetes ketika kutempelkan lidahku kememeknya. Kujilati memeknya dan kuemut klitoris kecilnya dengan gemas, membuatnya semakin becek dan basah

"aahhnggghh... ayoo evv.. cepet.. macukinn.. uwuu.." pandangan matanya yang menggoda, wajahnya yang sudah sangat sange dan suaranya yang nakal membuat nafsuku naik maksimal

Melihat kondisi memeknya yang sudah sangat basah, aku lalu bangkit dan mempersiapkan kontolku didepan bibir memeknya. Ini pertama kalinya aku memasukkan kontolku ke memek orang lain jadi aku sedikit gugup dan ragu

Tapi kegugupan dan keraguanku segera lenyap ketika aku melihat wajahnya yang sangat menantikan kontolku, ketika kontolku menempel dibibir memeknya yang basah membuatku semakin yakin untuk memasukkannya

Kumasukkan pelan-pelan, sedikit demi sedikit. dan darah mengalir keluar dari lubang vaginanya

"aaahhh... nggghh..." dia mencoba menahan rasa sakit akibat penetrasi dari kontolku dengan meremas-remas sprei kasurku. kugoyangkan kontolku keluar masuk sedikit demi sedikit untuk mengurangi sakitnya

Wajahnya mulai memperlihatkan ekspresi kenikmatan ketika aku menarik ulur kontolku. Kemudian aku mencoba untuk memasukkan kontolku lebih dalam dan dia menggeliat merasakan sensasi kontolku dalam memeknya

Ketika ekspresi sakitnya telah berkurang, kugenjot tipis-tipis memeknya yang baru jebol itu dan dia mengerang keenakan

"aaahhh... uuuhhh..nnyyyssshh.. truusss.. mmff.. aaahhh.." ekspresinya benar-benar berubah yang tadinya sedikit kesakitan menjadi sangat keenakan. Kumantapkan terus genjotanku membuatnya menggeliat seperti cacing kepanasan dengan matanya yang merem melek sambil menjulurkan lidahnya

"uufff... aahhh...eennnyyyuuusss.. evvv.. ennyyuuussss.. ahhh" desahannya pun semakin menjadi-jadi

BERSAMBUNG