Selama dirawat di rumah sakit tak henti - hentinya seorang Louis memberi perhatian. Ya, meskipun jarak telah memisahkan keduanya, akan tetapi perhatian yang Louis berikan telah menjadi penyemangat tersendiri bagi Amira.
"Kapan kamu diperbolehkan pulang?" Tanyanya dengan suara lembut hingga hati Amira terasa meleleh.
"Kemungkinan lusa sudah diperbolehkan untuk pulang."
"Baguslah. Ingat ya, setelah diperbolehkan untuk pulang jangan langsung melakukan aktifitas tinggi."
"Tapi, aku harus bekerja."
"Amira, dengar ya. Kesehatan itu nomor satu. Untuk urusan kantor kan bisa Tuan Yoza yang handle."
"Tapi, Louis. Kan kasihan kalau Papa sendirian yang menangani urusan kantor."
"Amira, kesehatan itu nomor satu. Tidak ada yang lebih penting di Dunia ini selain kesehatan, paham?" Berpadukan dengan suara meninggi.
"Kenapa kamu jadi sok ngatur gini sih." Kesal Amira.