"Kamu tidak apa-apa Diah?" Maja meletakan makanannya di atas meja dan menatap Diah khawatir. Ia telah melihat kejadian itu dan ingin menolongnya, tetapi dia satu langkah lebih lambat daripada Nadzifah sehingga dia kembali lagi untuk mengantri makanan.
"Ah tidak apa-apa." Diah menepuk tangan Maja pelan untuk meredakan kekhawatirannya.
"Huh dasar sombong amat, mentang-mentang kakak kelas seenaknya saja nindas junior kayak kita. Lihat aja pas dia denger nama Rifan malah langsung lari terbirit-birit," dengus Lailun sambil menegak air.
"Hahahahaha gue ketawa pas lihat wajah ketakutannya," timpal Nadzifah sambil tertawa keras.
"Ckckckckck nama Rifan bener-bener senjata ampuh buat nakut-nakutin orang," ujar Lailun sambil mendecakkan lidahnya.
Sebenarnya Diah sudah menebak kenapa Rifan ditakuti di sekolah ini, tetapi dia ingin mendengar alasan lain dari temannya. "Ngomong-ngomong kenapa banyak orang takut pada Rifan?"