Li Shengxia sudah cukup lama bersama dengan Mo Nianchen dan ia sudah lama belajar untuk mengalah dari Mo Nianchen, tapi dari penampilan luar, ia tetap tenang. Karena hanya dengan cara ini ia bisa tetap mempertahankan martabatnya untuk dirinya sendiri, meski sedikit.
Menggali hatinya, menginjak-injaknya dan membiarkannya membusuk? Bukankah Mo Nianchen sudah lama melakukannya?
Li Shengxia tidak mungkin sebodoh itu! Jatuh dua kali di tempat yang sama sungguh bodoh.
Saat Mo Nianchen mendengar jawaban Li Shengxia, kedua bola matanya melebar, alisnya membeku, dan ia bicara dengan suara dingin, "Apakah menyukaiku membuatmu merasa bodoh?"
"Benar, itu membuatku sangat bodoh!" Li Shengxia mengeraskan rahang.
Mo Nianchen menatapnya dengan dingin dan melemparkan senyuman dingin dan sinis. "Sebaiknya jangan biarkan aku melihatmu menjadi sangat bodoh. Kalau tidak, aku akan menertawakanmu!"
"Tidak akan pernah ada hari yang seperti itu, kau tenang saja!"
Napas Mo Nianchen mendadak berubah dingin, bahkan mencapai titik beku. Ia mencubit dagu Li Shengxia dan berkata, "Meskipun begitu, tolong jaga mulutmu! Kau harus selalu ingat bahwa aku sudah membelimu, jangan membuatku marah!"
Bahkan ilusi kehampaan masih lebih baik daripada kebenaran yang begitu kejam dan terselubung!
Benar, kan? Mengapa Li Shengxia bisa lupa? Mo Nianchen mencubit dagunya dengan tangannya yang berdarah dan Li Shengxia merasa dirinya sangat kotor! Li Shengxia mengeluarkan sapu tangan yang dibawanya dan membantu Mo Nianchen mengikat tangan kanannya yang berdarah.
Mo Nianchen sama sekali tidak menolak dan membiarkan Li Shengxia membalut lukanya. Semua amarahnya yang tadinya meledak mendadak lenyap karena sikap Li Shengxia yang lembut. Suasana hati Mo Nianchen perlahan-lahan menjadi tenang.
Li Shengxia punya kemampuan untuk menenangkannya hanya dalam waktu sedetik, tapi ia juga selalu membuatnya marah.
Mo Nianchen memperhatikan Li Shengxia yang sangat berkonsentrasi merobek perban yang berlumuran darah di tangannya, kemudian ia membungkusnya dengan sapu tangannya yang bersih di sekitar tangan kanan Mo Nianchen yang lembut, segar, dan alami. Li Shengxia seperti seorang gadis berkulit putih dalam ingatan Mo Nianchen.
Apakah Li Shengxia merasa tertekan karena luka Mo Nianchen? Oh, tentu saja tidak. Li Shengxia hanya berakting, bagaimana mungkin Mo Nianchen tidak tahu?
Namun, Mo Nianchen tahu bahwa Li Shengxia tak mungkin punya cara untuk bersikap lembut kepadanya, tapi Mo Nianchen lebih suka tenggelam dalam ilusi seperti itu. Karena hanya Li Shengxia yang memainkan peran dalam artian yang salah dan tak mungkin Li Shengxia membencinya ...
Mo Nianchen jelas-jelas tak ingin mengatakan hal itu barusan. Mengapa akhirnya berubah menjadi seperti itu? Yang paling membencinya adalah Li Shengxia, dan gadis itu juga masih membencinya.
Adegan itu seperti terhenti sebentar, tak ada seorang pun dari mereka yang bicara. Cermin yang retak membiaskan citra diri Mo Nianchen dan Li Shengxia menjadi potongan-potongan yang tak terhitung jumlahnya, yang tampak seperti sedang membalut luka masing-masing..
Pada saat ini ...
Pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka.
Orang yang masuk adalah Yin Tangyi.
Tentu saja Yin Tangyi tidak menduga ia akan melihat adegan di depan matanya. Saat ia masuk, ia melihat cermin yang retak dan ekspresi wajahnya mendadak membeku.
Li Shengxia mendapati orang yang baru saja masuk adalah Yin Tangyi dan ia langsung berhenti saat itu juga. Ia segera melepaskan Mo Nianchen dan berkata dengan suara rendah, "Sudah selesai." Kemudian, Li Shengxia segera menjauh dari Mo Nianchen.
Bau yang harum tercium semerbak memenuhi kamar mandi. Entah Yin Tangyi bisa menciumnya atau tidak. Li Shengxia benar-benar tidak mengerti mengapa ia bertemu dengan Yin Tangyi berulang kali. Ia merasa malu karena dipermalukan.
Gadis paling sempurna dan suci di hati A Yin telah dihancurkan oleh Mo Nianchen.
Yin Tangyi selalu menjadi pria yang sempurna, tampan, dengan latar belakang keluarga yang baik, dan lembut seperti batu giok. Li Shengxia tak tahu seberapa beruntungnya dia bisa bertemu dengan lelaki seperti itu, tapi pada akhirnya dia tak bisa mendapatkan keberuntungan tersebut.
"Nona Li, silakan periksa identitasmu sendiri. Kau tidak bisa setinggi keluarga Tangyi!"
"Kau sudah menerima uang itu! Jika tidak, kau akan kehilangan baik uang maupun orang!"
"Apa kau berani mengajak anakku untuk kawin lari denganmu? Aku tidak memberikan dia uang lagi, mari kita lihat apa yang bisa kau lakukan!"
"Bagaimana? Akhirnya tidak tahan lagi, kan?"
"Sejak dulu aku sudah pernah mengatakan, kau pasti akan kembali! Pasangan miskin dan tidak punya uang, betapa menyedihkannya kalian semua! Mulai saat ini dan seterusnya, kau tidak boleh muncul di hadapannya lagi! Kau sama sekali tidak ada hak untuk mengganggu hidupnya!"
Kata-kata seperti ini pernah menusuk hati Li Shengxia dan melukai seluruh tubuhnya. Bahkan, kata-kata ini diucapkan oleh ibu Yin Tangyi yang terhormat. Yin Tangyi mungkin selamanya tidak akan pernah tahu, tapi ini sudah tidak penting lagi sekarang.
Yin Tangyi telah menjadi seorang tuan muda sejak kecil dan ia sama sekali tidak pernah hidup menderita. Bagaimana mungkin Li Shengxia bisa menyaksikan Yin Tangyi menyerahkan masa depannya yang cerah hanya karena dirinya?
Lihatlah, saat ini Yin Tangyi telah kembali ke kehidupannya sebagai tuan muda. Ia begitu tampan dan ia cocok dengan penampilan seperti ini.
Saat Li Shengxia memikirkan hingga ke titik ini, ia mengalihkan pandangan matanya. Ia mengingatkan dirinya sendiri bahwa pilihannya tidak salah.
Mo Nianchen menyadari Li Shengxia mendadak melepaskannya. Ia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Yin Tangyi. Ia hanya merasa bahwa Yin Tanyi hanya membeku sementara dan sengaja menjaga jarak darinya, sehingga, dengan enggan, ia memeluk Li Shengxia untuk mencegahnya melepaskan diri darinya.
Suasana mendadak hening, seolah-olah satu sama lain menunggu lawan mereka untuk mulai bicara.
Di saat ini, seseorang masuk dan menemukan Mo Nianchen. Ia buru-buru berkata, "Pangeran, lelang amal akan segera dimulai." Namun, saat melihat Yin Tangyi sekilas, ia terkejut dan berkata lagi, "Tuan Muda Yin? Rupanya Anda juga di sini."
Mo Nianchen melirik Yin Tangyi dengan santai, seolah memberi tahu pria itu bahwa Li Shengxia adalah miliknya. Kemudian, ia memeluk Li Shengxia dan membawa gadis itu keluar.
Yin Tangyi hanya bisa berdiri membeku. Tanpa sadar, ia berjalan ke arah wastafel. Cermin yang rusak itu seolah sedang mengumpat, memotong sosoknya menjadi beberapa bagian. Yin Tangyi melihat bayangan dirinya sendiri di cermin dan ia tersenyum dingin. Hatinya terasa kosong dan merasakan sakit yang tak bisa dijelaskan.
Yin Tangyi tak bisa melupakan Li Shengxia. Meskipun ia tahu Li Shengxia wanita seperti apa, ia tetap tak bisa melupakannya!
Ia masih ingat, awalnya keluarganya menentang hubungannya dengan Li Shengxia. Ia tak punya pilihan lain selain kawin lari. Li Shengxia juga mengangguk setuju, mengatakan bahwa ia akan menemaninya hingga ke ujung dunia.
Namun, Li Shengxia akhirnya menyerah hanya dalam waktu kurang dari dua bulan.
Ia ingat ketika itu Li Shengxia berkata, "A Yin, mari kita pulang. Ibumu telah menutup semua kartumu dan mencegah banyak orang untuk tidak mempekerjakanmu. Bagaimana mungkin kau bisa bertahan?"
Saat itu, Yin Tangyi belum tahu keraguan yang ada di hati Li Shengxia, tapi ia berkata dengan tulus kepada gadis itu. "Demi dirimu, aku bersedia menderita seberat apa pun."
Namun, Li Shengxia seperti seorang eksekutor yang kejam, mencabik-cabik hatinya tanpa ampun. "Tapi, aku tidak bersedia. Aku memutuskan untuk menerima uang dari ibumu dan putus denganmu."
Yin Tangyi tak percaya dengan pengakuan Li Shengxia. "Shengxia, kau sudah gila! Apa yang sebenarnya kau katakan?"
Li Shengxia tak berani membuka matanya dan menjawab, "Kubilang, antara kau dan aku, aku memilih uang …"
Kubilang, antara kau dan aku, aku memilih uang ...
Pernah suatu kali, kalimat ini seperti mimpi buruk yang selalu menghantui Yin Tangyi. Namun, ia tetap tak bisa membebaskan diri!
Namun, Yin Tangyi masih menyimpan rasa cinta kepada Li Shengxia. Perasaan patah hati seperti itu menyatakan bahwa ia telah dikhianati, tapi ia masih belum bisa melepaskan Li Shengxia. Bahkan ia sendiri merasa sangat malu! Namun, rasa malu masih lebih baik daripada tidak merasakannya!