Chereads / Jadi Wanita Simpanan Cowok Kaya / Chapter 25 - Tidak Bisa Lepas dari Pandanganku

Chapter 25 - Tidak Bisa Lepas dari Pandanganku

Mo Nianchen berkata bahwa ia hendak keluar dari kamar mandi. Awalnya ia ingin memerintahkan seseorang datang untuk membawakan obat bagi luka Li Shengxia. Namun, ia justru menemukan sesuatu yang berkilauan di tanah.

Barulah akhirnya Mo Nianchen menyadari ada banyak serpihan kaca di bawah meja kopi di sampingnya.

Apakah ini bekas minumannya semalam?

Mo Nianchen menyipitkan matanya. Dengan jarinya, ia menekan jam tangan yang sering dipakainya sebanyak tiga kali dan tak lama kemudian, tiga orang berbadan tegap telah berdiri dengan rapi di depan pintu, menunggunya memberikan perintah.

Mo Nianchen akhirnya memberikan perintah:

"01, pergilah membeli obat luka. 05, sgera bersihkan kamar dan periksa serpihan kacanya. Hanya kau sendiri yang bertanggung jawab!"

"07, ganti semua karpetnya!"

"Lakukan semuanya untukku dalam waktu tiga menit! Jika tidak, jangan pernah memikirkannya!"

"Baik!"

"Baik!"

"Baik!"

Setelah tiga jawaban yang saling beriringan tersebut, ketiga orang itu segera bertindak dan melakukan apa yang diperintahkan. Setiap gerakan mereka sangat teliti dan tindakan mereka begitu menakjubkan.

Tak lama kemudian, mereka bertiga telah menyelesaikan tugasnya masing-masing. Termasuk orang yang membelikan obat untuk luka Li Shengxia juga telah kembali.

"Pangeran, obatnya sudah dibeli. Apakah perlu saya bantu untuk mengoleskannya?"

"Semuanya keluar. Jangan ada yang masuk, kecuali aku memberikan perintah."

"Baik!" Ketiganya menyahut serempak. Setelah memberikan salam, mereka segera undur diri. Mereka adalah pengawal khusus Mo Nianchen, yaitu Lei Luo, Tian Lang, dan Hong Ri, dengan kode masing-masing 01, 05, dan 07. Dari ketiganya, Lei Luo adalah pemimpinnya.

Mereka tidak pernah terlihat di sekitar Mo Nianchen. Mereka juga tidak pernah mengganggu Mo Nianchen, bahkan seolah-olah tidak pernah ada. Selama alarm tertentu diaktifkan dalam keadaan darurat, mereka akan muncul secepat mungkin.

Dalam lima tahun terakhir, Mo Nianchen telah memanggil mereka beberapa kali untuk menghadapi peristiwa yang mendebarkan? Sedangkan hari ini … membiarkan mereka melakukan hal seperti ini?

Para pengawal pribadi Mo Nianchen itu sangat bingung. Pangeran mengaktifkan alarm tingkat pertama dan memanggil mereka hanya untuk melakukan hal remeh seperti ini? Ini tak pernah terjadi sebelumnya dan terlalu aneh!

Mo Nianchen membawa obat luka itu ke dalam kamar mandi.

Melihat Mo Nianchen kembali, tubuh Li Shengxia menjadi kaku.

Mo Nianchen meraih tangan gadis itu dan mengoleskan obat dengan hati-hati.

Li Shengxia menatap Mo Nianchen dengan tidak percaya.

Di rambut Mo Nianchen masih terdapat tetesan air saat ini. Wajahnya yang lembut menjadi semakin menawan bagi siapa saja yang melihatnya.

Tidak, semua ini tidak benar. Li Shengxia dalam hati mengingatkan dirinya bahwa Mo Nianchen tidak baik kepadanya. Mo Nianchen hanya tidak ingin mainannya dirusak oleh orang lain. Dalam hati Mo Nianchen, hanya ia sendiri saja yang berhak memperlakukan barang-barang miliknya. Meskipun ia tidak menginginkannya, ia tidak akan memberikan semurah itu kepada orang lain.

Di masa lalu, Mo Nianchen begitu dekat dengannya. Sedangkan saat ini, Mo Nianchen terkadang begitu dekat, tapi juga terkadang begitu jauh, membuat Li Shengxia salah paham mengenai apa yang Mo Nianchen lakukan kepadanya, sehingga nasibnya begitu tragis.

Mo Nianchen menggendong Li Shengxia keluar dari kamar mandi.

"Jangan melakukan apa-apa sebelum lukanya sembuh. Kau juga tidak boleh terlalu jauh dari pandanganku!"

Li Shengxia langsung memprotes ucapan Mo Nianchen, "Tapi ini hanya luka kecil. Kau terlalu cerewet."

"Kau telah merusak barang milikku! Aku belum membuat perhitungan denganmu!" Balas Mo Nianchen sengit.

Li Shengxia terdiam. Bahkan aku sendiri tidak punya hak atas tubuhku?

Mo Nianchen mengambil ponselnya dan menelepon seseorang, "Kirim semua dokumenku hari ini ke Heritage Hotel!"

Setelah itu, ia menutup ponsel begitu saja.

Li Shengxia memandang Mo Nianchen dengan takjub. Butuh waktu cukup lama baginya untuk menyelesaikan kalimatnya, "Kau … kau juga ingin bekerja di sini?"

"Kenapa? Kau tidak puas?" Mo Nianchen balik bertanya dengan suara dalam.

"Tidak …" Aku tidak berani! Ucap Li Shengxia dalam hati.

Tak lama kemudian, para pengawal khusus Mo Nianchen membawa setumpuk dokumen, bahkan membawa meja kerja yang biasa digunakan pria itu.

Saat Li Shengxia melihat pemandangan di depannya, ia tak tahan untuk berkomentar, "Ini … ini terlalu berlebihan. Bukankah ada meja di sini?"

Lei Luo segera menimpali perkataan Li Shengxia, "Pangeran biasanya menggunakan meja ini."

Li Shengxia tak bisa berkata apa-apa lagi.

Saat ini, Mo Nianchen sedang bekerja dengan serius. Terkadang ia membaca dokumen, terkadang merevisi, terkadang mengetik menggunakan papan ketik dengan jari-jarinya yang berderak-derak.

Li Shengxia merasa bosan dan mulai memainkan ponsel.

Namun, Li Shengxia baru saja mengangkat telepon saat Lei Luo berjalan ke arahnya.

"Putri, Pangeran berkata bahwa luka Anda telah dibalut kain kasa. Anda tidak diizinkan bermain-main dengan ponsel. Jika tidak, luka Anda tidak akan sembuh."

Li Shengxia kehabisan kata-kata kali ini. "Aku tertusuk pecahan kaca. Sebenarnya bukan luka yang serius, tapi kain kasa ini lebih tebal." Tiba-tiba ia berhenti sejenak dan melanjutkan kalimatnya, "Bagaimana kau tahu aku? Aku …"

Putri, yang tak lain adalah Li Shengxia, tak bisa berkata apa-apa mengenai mereka bertiga, karena rasanya sangat aneh ...

Apakah Mo Nianchen yang mengatakannya?

Lei Luo hanya menjawab singkat, "Aku selalu menjaga keamanan dan keselamatan Pangeran dan Putri."

Li Shengxia terdiam. Mengapa ia selalu merasa bahwa dirinya selalu dipantau? Sedangkan ia seolah tidak merasakannya sama sekali.

"Putri, mohon berikan ponselnya kepada saya. Saya akan mengembalikannya kepada Anda setelah Pangeran selesai."

Meskipun Lei Luo berkata dengan hormat, tapi Li Shengxia sama sekali tidak mendengar nada hormat dari cara pengawal ini berbicara, melainkan nada penindasan.

Li Shengxia melirik Mo Nianchen dalam diam. Pria itu masih saja mengabaikannya. Hal itu membuat Li Shengxia tidak punya pilihan lain selain menyerahkan ponsel.

Li Shengxia merasa gila hidup di lingkungan ini tanpa ponsel. 

Setelah beberapa saat kemudian, Lei Luo memberikan seperangkat laptop kepada Li Shengxia dan berkata, "Putri, untuk sementara Anda bisa menonton film."

Ini lebih baik daripada tidak sama sekali, pikir Li Shengxia. Gadis itu langsung mengambil laptop yang diberikan Lei Luo.

Dengan cepat dan cekatan, Lei Luo membantunya memilih saluran.

Li Shengxia membuka acara talk show komedi. Baru saja ia menontonnya, Lei Luo kembali lagi menghadapnya.

"Putri, tolong kecilkan sedikit volumenya. Anda telah mempengaruhi pekerjaan Pangeran."

Dengan enggan, Li Shengxia mengecilkan volumenya.

Li Shengxia mengakui bahwa pengawal Mo Nianchen benar-benar sangat berdedikasi. Seumur hidupnya, ia belum pernah melihat orang yang begitu menyebalkan. Sepertinya, jika Li Shengxia berbicara agak keras dengannya, ia akan hancur menjadi bubuk kapan saja ...

Meskipun Li Shengxia sangat patuh, tapi Lei Luo tidak puas dengan sikap nyonya majikannya ...

"Putri, suaranya masih terlalu berisik! Saat Pangeran sedang bekerja dia tidak bisa mendengar suara sedikit pun. Harap kerja samanya!"

Kali ini, Li Shengxia benar-benar merasa ini semua sudah cukup. Ia juga tidak ingin mendengar orang lain menunjuk dan menyalahkannya. Kemudian, ia memasang earphone dan mulai menonton acaranya.

Suasana hati Li Shengxia menjadi jauh lebih baik saat menonton acara talkshow komedi itu.

"Hahaha … lucu sekali …" Li Shengxia tertawa terbahak-bahak. Pandangannya tetap tertuju pada layar laptop.

Lagi-lagi Lei Luo menghampirinya dan memprotes, "Tuan Putri, harap Anda menonton dengan tenang. Jika Anda terus menerus begini, Pangeran akan sulit konsentrasi dalam bekerja."

Li Shengxia melepas earphone dengan marah. Suasana hatinya menjadi buruk seketika dan tidak ingin lagi menonton acara tersebut. Ia langsung menutup laptop tersebut dengan suara keras, mencoba menekan amarah yang berkobar dari dalam hatinya. Ia berdiri, tapi dengan nada setenang mungkin, ia bertanya kepada pengawal tersebut, "Kalau begitu, bolehkah aku keluar jalan-jalan?"

"Mohon maaf, Putri. Tanpa perintah dari Pangeran, Anda tidak boleh meninggalkan ruangan ini."

"Lalu, apa yang sebenarnya kau ingin aku lakukan?" Li Shengxia akhirnya tak bisa menahan lagi amarahnya yang makin menggelora.