"Apakah itu keinginanmu?" Mo Nianchen bertanya kepada Li Shengxia."
"Ya."
Kerutan di antara alis Mo Nianchen semakin dalam. Ia ingin memberi Li Shengxia sebuah pernikahan yang mewah, mengapa? Ia punya ingatan yang payah! Saat mengetahui Li Shengxia begitu membenci dirinya, tapi siapa yang tahu bahwa rasa benci Li Shengxia kepada dirinya begitu mendalam? Mengapa? Apakah Li Shengxia akan malu jika namanya disematkan bersama namanya?
Suasana hati Mo Nianchen yang awalnya membaik mendadak berubah dalam sekejap. Dengan dingin, ia berkata kepada Li Shengxia, "Kau terlalu menganggap dirimu terlalu penting. Namun, itu hanyalah mainan. Apa kau kira kau benar-benar seorang putri?"
Li Shengxia hanya terdiam mendengarnya.
Li Shengxia memperhatikan ada sorot mata yang menghina pada diri Mo Nianchen. Entah mengapa, suasana hatinya tiba-tiba menjadi berantakan. Kekacauan yang seperti ini membuatnya jauh lebih sedih daripada mendengar kata-kata kasar Lei Luo.
Ini adalah cara eksklusif Mo Nianchen melukainya. Hanya pria ini yang bisa membuatnya begitu malu.
"Aku tahu siapa diriku sendiri. Kau tak perlu mengingatkanku." Butuh waktu lama bagi Li Shengxia untuk memberanikan diri mengatakan ini.
Sulit memahami pandangan mata Mo Nianchen yang dingin. Ia tersenyum dingin lagi, lalu dengan suara yang tegas dan dominan berkata, "Kalau begitu, mulai besok kau pindah dan tinggal bersamaku."
Li Shengxia mengangkat kepalanya karena terkejut. Ia menatap Mo Nianchen dengan tidak percaya, "Apa katamu? Aku tidak bisa …"
"Jika kau ingin melihat dirimu berubah menjadi abu dalam waktu satu detik, cukup tolak dan tinggalkan aku!"
Li Shengxia tiba-tiba menghentikan apa yang ingin dikatakannya, karena ia tahu Mo Nianchen bisa melakukan segalanya.
Li Shengxia berusaha menenangkan dirinya sendiri, sebelum akhirnya ia berkata, "Kalau begitu, apa kau ingin merahasiakan hubungan di antara kita berdua?"
Kemarahan dalam mata Mo Nianchen mulai kabur. Kedua sudut bibirnya melengkung dan sambil mengejek berkata, "Di antara kita? Bukankah hubungan di antara kita hanyalah seperti seorang pemilik dan mainannya? Apakah itu perlu untuk mengumumkannya?"
Mo Nianchen mengatakan demikian dengan nada santai dan ejekan ringan yang seolah-olah tidak bisa dibantah siapa pun. Li Shengxia merasa sakit hati, seolah-olah telinganya terkoyak.
Mo Nianchen selalu punya cara untuk menyakiti hatinya.
Pemilik dan mainannya. Hubungan permainan.
Benar, seberapa layak pengumumannya …
Syarat yang dikemukakan Li Shengxia juga terlalu konyol, membuat Mo Nianchen tertawa terbahak-bahak.
Li Shengxia menggenggam kedua tangannya dengan erat, karena ia takut melampiaskan emosinya. Lalu ia berkata, "Baiklah, aku berjanji kepadamu."
Li Shengxia sudah terbiasa sejak awal dengan ketidakpastian Mo Nianchen. Supaya tidak menyinggungnya, ia hanya bisa berusaha bekerja sama sesering mungkin. Jika tidak, jika membiarkan ayahnya tahu bahwa ia dan Mo Nianchen membuat kesepakatan, pria ini pasti akan sangat marah kepadanya!
Li Shengxia harus pindah dari rumah keluarganya dan ia pasti harus berbohong. Ia akan mengatakan bahwa ia akan bekerja di Emperor Heritage, sehingga ia harus menyewa rumah di sekitar kantornya yang baru. Ia tidak pernah berbohong, keluarganya seharusnya tidak akan curiga.
Bagaimanapun juga, dengan karakter Mo Nianchen, permainan mungkin akan segera berakhir.
"Jangan membawa barang-barang kotormu ke tempat ini. Datanglah kemari setelah bekerja. Aku akan menyuruh seseorang untuk mengurus rumahmu."
Li Shengxia mengepalkan tangannya, seolah-olah hendak melawan Mo Nianchen, dan akhirnya berkata, "Tidak perlu, aku akan membicarakannya sendiri!"
BRAK! Mo Nianchen menendang meja kopi di sampingnya dan pergi meninggalkan tempat itu dengan marah ...
Li Shengxia masih berdiri di tempat yang sama dengan kepala menunduk. Ia sudah menyetujui apa pun yang Mo Nianchen katakan. Ia benar-benar tidak mengerti mengapa Mo Nianchen tidak senang! Apa yang sebenarnya membuat Mo Nianchen begitu marah besar! Bukankah ia sendiri yang seharusnya tidak bisa berkata apa-apa?!
Pemilik dan mainannya … mainan … hehehe.
Dirinya tidak sepenting yang dia kira. Li Shengxia hanya tidak ingin dirinya jatuh ke dalam halusinasi.
Karena Mo Nianchen selalu memberinya ilusi … sehingga ia tidak tahu apakah pria brengsek itu benar-benar peduli kepadanya atau tidak. Namun, Li Shengxia berpikir, di kemudian hari ia pasti harus memberitahu Mo Nianchen, karena dari awal hingga akhir adalah permainan pria itu saja. Tak perlu menganggap serius secara mendetail. Mo Nianchen pasti juga melakukannya kepada orang lain.
Sementara itu, Mo Nianchen yang sudah meninggalkan tempat itu juga tidak lebih senang daripada Li Shengxia. Amarahnya yang semakin besar menjadi semakin kuat dan pikirannya dipenuhi dengan apa yang baru saja dikatakan Li Shengxia.
Aku bisa saja pergi bekerja, tapi kau tidak boleh mengumumkan berita pernikahan kita. Jika tidak, aku akan merasa sangat aneh.
Sial, jangan mengumumkan berita ini!
Apakah Li Shengxia benar-benar ingin menyingkirkanku?
Kenapa? Apakah dia takut bahwa suatu hari nanti akan ada pria yang menghancurkan masa depannya saat melihat berita pernikahannya?
Hehehehe!
Mo Nianchen mempercepat langkahnya. Dengan keras, ia menghantamkan tinjunya ke jendela mobil. Jendela mobilnya tidak rusak, tapi, justru tangannyalah yang mengeluarkan darah segar. Seperti halnya ia begitu mencintai Li Shengxia, kesedihan cinta, hanya ia sendiri yang terluka. Sedangkan Li Shengxia tidak terlihat merasakan sakit apa pun.
Namun, orang itu, meskipun Mo Nianchen menahannya dalam kendalinya siang dan malam, hati Li Shengxia tak akan pernah menjadi miliknya ...
***
Ketika Li Shengxia tiba di rumahnya, Rao Xueyue dan Li Wanqiao sedang asyik menonton televisi di ruang tamu.
Li Wanqiao adalah putri yang dibawa oleh Rao Xueyue saat menikah dengan ayah Li Shengxia. Meskipun mereka berdua tidak punya hubungan darah, tapi, secara marga, ia adalah kakak perempuan Li Shengxia.
Meskipun Li Shengxia adalah kakak perempuan tertua di keluarga Li, tapi karena ibunya sudah lama meninggal saat ia masih kecil, dan ayahnya menikah dengan Rao Xueyue, hidupnya tidak semulia identitasnya.
Selain itu, keluarga Li berantakan akhir-akhir ini, ayah Li Shengxia lumpuh dan hanya bisa berbaring di atas tempat tidur. Li Shengxia adalah asisten rumah tangga di keluarga ini. Ia menangani semua urusan keluarga, baik besar maupun kecil.
Begitu Li Shengxia membuka pintu, Li Wanqiao melirik ke arah pintu. Saat ia melihat Li Shengxia sudah pulang, ia langsung berkata dengan nada menyuruh, "Oi, tuan putri keluarga kami rupanya sudah pulang. Lihat, tumpukan mangkuk ini jauh lebih tinggi daripada gunung. Cepat cuci sampai bersih."
"Dan juga sampah di kamar mandi harus dikeluarkan." Rao Xueyue menambahkan.
"Jangan lupa menyapu ruang tamu juga."
Rao Xueyue dan Li Wanqiao menonton televisi sambil sibuk memerintahkan Li Shengxia untuk melakukan banyak hal, seolah-olah Li Shengxia adalah pembantu di keluarga mereka.
Setelah Li Shengxia membersihkan semua ruangan dengan tenang, ia ingin mengatakan sesuatu kepada mereka berdua dan berjalan perlahan mendekati mereka.
"Hei, kau menghalangi pandanganku! Minggir, cepat mandi setelah menyapu, seluruh badanmu berkeringat!" Li Wanqiao mengerutkan keningnya.
Rao Xueyue juga mengerutkan kening sambil menutup hidungnya, "Apa kau tidak dengar kalau kakakmu menyuruhmu menyingkir? Apa sih yang kau lakukan!"
Li Shengxia menggigit bibir bawahnya dan berkata kepada mereka berdua, "Bibi, kakak, untuk sementara waktu, aku mungkin harus pindah …"
Belum selesai Li Shengxia menyelesaikan kalimatnya, Li Wanqiao tiba-tiba menyelanya, "Apa? Kau ingin pindah? Lalu, siapa yang membersihkan rumah? Dari mana mendapat uang? Apa kau tidak ingin Ayah dirawat di rumah sakit?"
Rao Xueyue juga langsung memarahi anak tirinya, "Li Shengxia, kau benar-benar berani dan nyalimu besar sekali. Orang yang kujodohkan denganmu, beraninya kau membatalkan pertunangan, masih juga pergi ke rumah sakit! Kau ingin pindah? Kau pikir aku akan menggantikanmu membersihkan semua ini untukmu?"
Ayah Li Shengxia sudah berusia tujuh puluh tahun. Apa yang aneh jika ia mendadak terkena serangan jantung? Usia Rao Xueyao dengan ayahnya terpaut puluhan tahun, kan? Begitulah yang dipikirkan Li Shengxia.
Jika bukan karena ayahnya, Li Shengxia tak akan pernah merendahkan dirinya seperti ini kepada Rao Xueyue. Namun, tubuh ayahnya sudah tidak bisa distimulasi lagi ...
Awalnya, Li Shengxia mengira bahwa Rao Xueyue adalah orang yang baik dan ramah. Namun, entah sejak kapan, wanita di hadapannya ini berubah menjadi sangat kejam.