Chen Tiannan tiba-tiba tersadar.
Tubuhnya yang mengambang seperti tenggelam di perairan yang dalam secara naluriah berdiri dalam keadaan melayang. Apa yang ia lihat saat ini adalah, lorong gelap yang tak memiliki ujung! Itu benar-benar kosong, bahkan tidak ada sedikitpun frekuensi suara yang terdengar.
Dalam kebingungan, Chen Tiannan menoleh kesana kemari mencari tahu sesuatu, memastikan segalanya. Ini benar-benar sesuai dengan dugaannya! Ini bukanlah Yellow Springs, namun ini juga tempat yang berbahaya di mana hidup dan mati hanya selebar helai rambut. Ia harus pergi!
Ini adalah pikiran pertama di benaknya yang muncul saat dia terbangun, keadaan pikiran ini secara otomatis bekerja cepat layaknya mesin.
Tapi dimanapun dia mencari jalan keluar, Chen Tiannan tidak menemukan apapun. Tidak peduli berapa kali ia bergerak maju atau mundur, tampaknya lorong ini tidak menunjukkan tanda-tanda akan mencapai akhir.
Saat ia hampir putus asa, seberkas cahaya putih bersinar dari depan, dan Chen Tiannan melompat kaget tiba-tiba. Mungkinkah ini adalah cahaya ilahi seperti yang ada dalam legenda?
Kesimpulan ini langsung muncul dalam pikirannya. Tanpa pikir panjang, ia mendekati cahaya itu dengan penuh semangat, berharap bahwa itu benar-benar cahaya ilahi seperti yang pernah dia baca dalam buku-buku fiksi ketika ia masih hidup di bumi.
Ingatan dua kehidupan yang saling tumpang tindih satu sama lain secara otomatis memberinya informasi yang valid, ia cukup yakin bahwa dia akan mendapatkan kesempatan ketiga walaupun berbeda dari apa yang Chen Tiannan imajinasikan.
Saat cahaya sudah di depan mata, tangan kanannya secara reflek meraih cahaya itu. Dan bersamaan ketika tubuhnya juga mengikuti, tiba-tiba tangannya terasa lemah dan tidak lagi mampu menopang berat tubuhnya.
Bang!
Chen Tiannan jatuh dalam keadaan syok untuk sesaat. 'Apa yang terjadi?' Dia kemudian menyadari bahwa tubuhnya sebenarnya berbaring di tempat tidur yang lembut, namun agak sedikit kasar. Mengamati sekelilingnya, ia menemukan dirinya di dalam sebuah ruangan yang tampak sedikit sempit dengan luas 5 meter persegi, dihias dengan peralatan seadanya.
Adapun untuk pengecualian, satu set meja persegi dan lemari kayu polos ditempatkan dengan rapi, sisanya benar-benar kosong. Satu-satunya barang lain di tempat itu adalah kasur seukuran sedang yang cukup untuk memuat dua orang. Ranjang ini benar-benar cukup nyaman, tetapi bahannya yang agak kasar memberikan bunyi gemerisik setiap kali dia bergerak.
'Apa yang baru saja terjadi? Bukankah aku berada di tempat gelap aneh itu sebelumnya? Apakah aku berhasil? Dan, bagaimana aku berakhir berada di sebuah tubuh yang bahkan terasa sangat menyakitkan?' Pikiran Chen Tiannan berlari kembali ke ingatannya sebelum kembali memejamkan mata, atau lebih tepatnya, rangkaian ingatan terakhir sebelum ia berada di sini bisa dia ingat di kehidupan sebelumnya.
Kemudian, Chen Tiannan mendesah ringan sembari berbaring menutup matanya dengan lengan kanan.
'Aku tidak berharap bahwa aku akan dihidupkan kembali dengan cara yang aneh seperti itu. Apa ini ada hubungannya dengan kitab 9 Gerbang Surga?'
Untuk memastikannya, Chen Tiannan mengucapkan satu kata, "Muncul!" Dan sebuah buku dengan ukiran kuno yang indah melayang di udara tepat di atas mata Chen Tiannan, kemudian ia bergumam lagi.
'Aneh... Jika itu benar-benar kamu, mengapa ini sangat berbeda dibandingan terakhir kali?' Mata Chen Tiannan menyipit dan sudut alisnya berkerut saat ia sedang berpikir. Tidak ada yang spesial dari buku itu selain ukirannya yang indah.
Meskipun menjadi incaran seluruh alam, Chen Tiannan tetap bersyukur karena kitab itu masih bersamanya, dan ia merasa lega tanpa alasan apapun.
'Lupakan! Karena aku telah hidup kembali, itu adalah kabar yang baik. Lagipula, aku telah menjalani kehidupan yang cukup spektakuler dan agung! Aku tidak menyesalinya! Anjing-anjing tua, tunggu dan lihat! Aku pasti akan kembali! Akan kuselesaikan semua masalah yang tidak bisa diselesaikan dalam kehidupan terakhir, dan aku pasti akan menghidupkannya kembali!'
"Ha ha ha..!!" Pada intinya, Chen Tiannan tidak bisa menahan tawa keras.
.....
"An'gege, kamu... Kamu baik-baik saja?" Suara takut tiba-tiba terdengar di samping Chen Tiannan, nadanya dipenuhi kekawatiran dan terlihat ketakutan akan tindakannya. Suara itu menandakan seseorang akan mulai menangis! Tangan kecil yang halus nan lembut langsung meraih dahi Chen Tiannan yang saat ini sedang tertawa membeku di tempat karena terkejut.
'Apa? Siapa gadis ini? Kenapa aku tidak menyadari bahwa dia bisa berada disini?!' Chen Tiannan meneteskan keringat dingin disertai kepanikan. Kedua bola matanya melebar karena terkejut, dan secara naluriah menepis tangan kecil itu menjauh darinya.
'F*ck! Sebenarnya apa yang terjadi?! Bisakah seseorang memberiku jawaban?!' Untuk beberapa alasan, Chen Tiannan masih terjatuh di dalam pusaran badai yang membingungkan. Ia tidak bisa membantu tetapi mengutuk dirinya sendiri dengan frustasi.
Melihat reaksi aneh pria di depannya, gadis itu bahkan lebih terkejut, ada jejak kesedihan di matanya namun lenyap seketika tanpa sesiapapun menyadari. Ia menyembunyikannya dengan baik, sangat baik! Emosi tersembunyi itu tertutup air mata kebahagiaan tanpa batas sebagai gantinya. Dan hanya ada senyum bahagia dipenuhi cinta menghujani Chen Tiannan yang masih menatap kosong, dan gadis berambut hitam lurus yang berpakaian sopan memeluknya di tempat.
Namun bagi seorang Dewa Tertinggi dan dengan pengalamannya yang cukup mengenai wanita di kehidupannya yang sebelumnya, bagaimana mungkin ia tidak menyadari perasaan gadis itu? Chen Tiannan merasa hatinya sakit ketika melihat gadis cantik di depannya menangis, hatinya di penuhi rasa bersalah meskipun ia tidak tahu apa masalahnya.
Dengan ragu, Chen Tiannan membalas pelukan itu sembari membelai rambut sehalus gioknya dengan lembut.
'Ini bukan mimpi kan? Kenapa gadis kecil ini begitu emosional tentang keadaanku?' Saat dia berguman, seluruh kenangan tak dikenal bergegas membanjiri kepalanya tiba-tiba. Ingatan dan informasi kemudian melonjak di dalam pikirannya! Chen Tiannan merasa bahwa saat ini bagian kepalanya seperti sedang ditusuk-tusuk ribuan jarum! Ia tidak bisa membantu, tetapi merintih kesakitan.
Melihat perilaku aneh Chen Tiannan, gadis muda yang mendekam dengan nyaman dalam pelukannya panik tak terkendali, ia segera memeriksa keadaannya dengan cermat, namun tidak menemukan apapun. Di sebuah meja, ada sebuah mangkuk kayu kuno di tergeletak di sana, gadis itu pun mengambilnya untuk diberikan kepada Chen Tiannan.
Tetapi Chen Tiannan, ia sedikit gugup saat menerima mangkuk itu, dan bahkan ragu untuk menyentuhnya. Tetapi melihat tatapan indah gadis di sampingnya yang dipenuhi perhatian, Chen Tiannan menerimanya.
"Minumlah... Aku merindukan saat-saat kita bersama seperti dulu, jadi kamu harus diberi obat agar cepat sembuh!" Gadis itu berkata dengan lembut. Nada bicaranya juga tidak tinggi atau rendah, melainkan sangat sempurna!
Meskipun Chen Tiannan mengetahui kondisi fisiknya saat ini dengan baik, dan mengetahui metode yang tepat untuk memperbaiki meridiannya yang rusak, pada akhirnya ia menyerah setelah melihat tatapan mata cantik yang tak berdosa seperti itu didepannya. Bagaimana mungkin ia mengecewakannya?
Setelah kedua ingatan saling bergabung, Chen Tiannan secara pasti yakin bahwa saat ini jiwanya benar-benar berpindah! Tidak ada keraguan tentang itu. Ia juga tahu bahwa gadis dengan kecantikan tak tertandingi di sisinya adalah istrinya! Yue Yan...
Tidak heran mengapa ia juga sangat emosional melihat Yue Yan setelah terbangun, ternyata gadis ini adalah orang paling penting yang dimiliki pemilik tubuh barunya saat ini.
'Jangan kawatir... Aku adalah kau, dan kau adalah aku! Mulai saat ini, aku akan menjaga gadis kecil ini bersamaku, dan tidak ada seorangpun di alam semesta yang boleh menggertaknya! Aku tidak akan membiarkan siapapun yang membuatnya menangis, atau aku akan membunuhnya tanpa ampun! KARENA DIA ADALAH WANITAKU!'