Di Dalam ruangan yang bertebaran para wanita malam dan minum beralkohol dengan beraneka ragam rasa dan juga bentuk, bar dengan kualitas kelas atas yang mampu menarik para Ceo-Ceo, di kota new york tertarik untuk bermain di sana atau sekedar mencari kesenangan semata yang sifatnya tidak baik, di setiap ruangan VIP yang disana sebagian tempat itu sudah menjadi tempat kedua bagi para pria atau wanita yang mungkin melakukan bisnis mereka disana.
Bukankah sudah dikatakan jika di setiap negara di dunia, akan selalu tersimpan para mafia, penjahatan, bandar narkoba ataupun para pembunuh bayaran. Jadi itu adalah hal yang wajar jika di kota ini juga ada tempat seperti itu. bahkan para pekerjaan di pemerintahan terkadang bekerja sama dengan mereka untuk menyelesaikan misi yang tidak bisa di tangani oleh para polisi atau para prajurit negara.
Sama seperti saat ini diruangan yang hanya ada dua pria tampan dengan berbagai jenis hidangan yang begitu menggoda untuk disentuh, mereka duduk dengan saling berhadapan.
Ya, itu adalah Johan Greyson dan Javier Darrel mereka berdua bekerja sama untuk negara namun berbeda jika Johan Greyson yang melakukannya di depan publik lain bedanya dengan Darrel yang melakukannya di belaJavier layar, suatu hubungan yang saling menguntungkan dan saling bergantung, dua pria tampan itu akan melakukan pertemuan jika ada hal yang benar-benar harus dibahas, pembahasan dilakukan melalui media sosial akan membuat keduanya akan mudah dikenali dan itulah alasan kenapa Darrel sangat berhati-hati dalam segala hal yang bersangkutan dengan pekerjaan.
"aku akan mendapatkan kenaikan pangkat dalam waktu dekat ini." ucap Johan Greyson.
Dia adalah seorang menteri keamanan yang baru saja diangkat beberapa tahun yang lalu, Ya. itu tentu saja karena bantuan dari detektif Javier, tahun ini dia akan dipromosikan menjadi menteri keuangan yang gajinya tentu lebih besar dan juga resiko yang begitu banyak.
"kamu ingin aku melakukan apa? Menyingkirkan para korupsi itu?" tanya Darrel, dia mulai menegakkan wine yang disediakan oleh para pelayan bar ini.
"tidak, aku mengundangmu kesini hanya meminta bantuan memanipulasi hasil suara yang akan dilakukan tiga minggu lagi, selama masa promosi aku akan sulit bertemu denganmu."
"Oh, tentu saja aku akan melakukannya, aku hampir lupa jika aku ingin memberitahumu tentang putri Tuan Marlon itu, sekarang wanita itu sudah mau menuruti perintahku."
"itu hal yang hebat Darrel, dalam satu kali serangan kamu bisa membalas dendam pada ayahnya dan mendapatkan putrinya, bagaimana jika kita bersulang."
Johan Greyson dan Javier Darrel sama-sama mengangkat kedua gelas yang ada di tangannya lalu detik berikutnya keduanya meneguk secara bersamaan, hal itu terjadi sampai tiga kali. Itu bisa dibilang adalah ciri Khas dari persahabatan mereka yang terjalin karena ketidak sengajaan, pertemuan pada 8 tahun yang lalu membuat keduanya menjadi seperti ini sekarang.
"bagaimana jika dirimu menikahinya?"
"apa kau gila? Menikah? Itu bukan diriku"
Darrel sambil menunjukkan seringai tajamnya, satu prinsip yang Darrel percaya pernikahan adalah hal yang tidak bisa dia lakukan, dia adalah pria penyuka kebebasan dan pernikahan akan membuat dirinya tertekan akan masa lalu yang begitu kelam.
usiamu sudah 25 tahun, lagipula menikah bukanlah hal yang salah di mata negara." ucap Johan, dia sudah bagaikan kakak bagi Darrel, dia juga pria yang membantu keluar dari masalalu yang begitu kejam dan dia juga hanya melibatkan Darrel dalam dunianya.
"aku tidak peduli tentang itu! Kau membuat suasana menjadi buruk!" ucap Darrel, dia mengambil botol wine dan meneguknya hingga setengah, Darrel saat membenci jika harus mengingat masa lalunya.
"Hei! Kau tidak boleh mabuk! Ingat itu Darrel."
"jika aku mabuk, bawalah aku pulang jangan sampai aku menebar benih di sembarang orang."
"tidak bisa! Istriku pasti menunggu kepulanganku Darrel, maka dari itu berhentilah melakukan itu!"
Johan Greyson terpaksa bangkit dari posisinya untuk melepaskan botol wine yang masih menempel di bibir Darrel, hanya dengan membahas seperti ini saja pria itu sudah sangat kesal, dan membuat dirinya menjadi seperti orang yang terpukul.
"sudahlah kita pulang saja, aku akan mengirimkan surat kepadamu."
Johan membantu Darrel untuk keluar dari ruangan VIP itu, Darrel bukanlah seorang peminum yang baik, dia sangat mudah mabuk dan akan menjadi orang yang sulit dikendalikan, dengan kecepatan yang cukup tinggi Tuan Johan Greyson menyusuri jalanan kota dengan mobil sport-nya, dia harus segera kembali pulang karena istrinya sedang hamil besar, dan hanya menghitung beberapa hari lagi akan melahirkan penerusnya.
Sesampainya dirumah Darrel langsung dibawa oleh para pengawal yang menunggu didepan pintu, dengan sangat hati-hati mereka membawa Tuan-nya kembali ke dalam kamarnya, sudah sangat lama mereka tidak melihat Tuan-nya pulang dengan keadaan mabuk seperti itu.
Saat para pengawal sedang membawa Darrel kembali ke kamarnya, tidak sengaja mereka berpapasan dengan Valery yang sedang mengambil minuman untuk dirinya, entah kenapa tiba-tiba Darrel melakukan perlawan dan berjalan mendekati Valery dengan langkah yang tidak stabil.
"kau!"
Valery yang sedang menggiling air kedalam gelas untuk dirinya, langsung menatap sumber suara yang sedang berjalan ke arahnya, Darrel terlihat sangat berbeda dari cara menatap Valery, hingga dalam satu tarikan tubuh gadis itu sudah ada di dalam genggamannya.
Dan Valery hanya diam ketika bau alkohol menyengat penciumannya, dia tahu jika pria dihadapannya sedang mabuk, jika dia melakukan perlawanan maka dia hanya akan menghantarkan dirinya ke dalam akuarium yang berisi ikan hiu milik pria dihadapannya.
"kau harus membayar setiap luka yang dibuat oleh ayahmu itu Valery!" ucap Darrel, disaat dia masih mabuk pria itu masih mampu membuat gadis itu, tidak bisa bergerak dan dengan tangan besarnya dia menarik
"apa yang telah ayah lakukan?"
Bukannya menjawab Darrel malah mendorong wanita itu hingga badannya membentur meja dapur yang bisa langsung melukai dirinya, pria itu pergi meninggalkan Valery yang tergeletak di sana dengan wajah sedihnya, begitu tidak menyukai-nya pria itu terhadap dirinya. Tuhan, apalagi yang ingin kamu tunjukkan pada diriku? Tidaklah kamu puas melihat diriku yang terus menderita selama ini? Kau libatkan aku pada seorang ayah mafia dan sekarang seorang pria yang begitu kejam? Kau begitu biarkan aku mati saja Tuhan." ucap Valery.
Gadis malang itu hanya bisa memeluk lutut dengan kedua tangan mungilnya, membiarkan tubuhnya kedinginan dengan suhu ruangan yang memulai menyelimuti tubuhnya, rasa sudah tidak ada tempat untuk dirinya merasakan indahnya kehidupan, hanya ada kesedihan dan kesepian yang menjadi teman setianya.
"Nona jangan menangis, Nona harus tahu jika Nona adalah wanita pertama yang dibawa rumah ini oleh Tuan Javier." ucap pelayan tua, dia menarik Valery ke dalam pelukannya yang menganggap dirinya sudah seperti ibunya saja.
"apa keuntungan jika aku adalah wanita pertama yang dibawa kerumah ini? Jika pada akhirnya hanya ada penyiksaan dan kesedihan."
"Nona salah mengartikan Tuan Javier, dia sosok yang sangat baik dan ramah Nona"
"Ya, itu berlaku hanya pada kalian! Aku ini musuhnya dan
tidak akan pantas diperlakukan seperti itu."
"Nona harus kembali ke dalam kamar, ini sudah sangat
malam dan Nona harus istirahat, biar aku bantu."
Setelah puas menangis gadis malang itu kembali kamarnya dengan mata yang sudah bengkak, setidaknya masih ada yang peduli pada dirinya walau hanya takut akan dibunuh oleh Tuan rumahnya, sesampainya di kamar Valery hanya bisa menatap pada rembulan malam dan terus berdoa agar kelak hidupnya bahagia suatu hari.