Chereads / Aku, Kamu & Cerita Yang Telah Usai / Chapter 8 - Prom Night

Chapter 8 - Prom Night

Panggung megah, hiasan yang mewah serta kerlap-kerlip lampu yang meramaikan di setiap sudut ruangan. Ketika pintu itu dibuka, satu persatu mereka memasuki aula, tempat acara Prom Night dilaksanakan. Para lelaki tampil dengan setelan jas terbaik mereka, sedangkan para wanita berlomba-lomba mengenakan gaun termewah. Tidak lupa riasan wajah yang dipoles apik sedemikian rupa dan beberapa aksesoris lainnya. Sambil berharap, "Semoga ada cogan yang suka sama aku malam ini," seperti itu kiranya mereka berkata dalam hati.

Mereka memang datang untuk menghadiri acara, tetapi sesungguhnya mereka datang masing-masing dengan tujuan yang berbeda. Ada yang datang untuk pamer, terlihat jelas dari mereka yang berkumpul, membicarakan dengan bangga gaun dan riasan yang mereka kenakan. Ada yang terus update instastory, ke sana ke mari mencari sudut foto terbaik. Bahkan ada yang datang dengan harapan akan mendapatkan jodoh. Para wanita berusaha tampil seanggun mungkin, sedangkan para lelaki berusaha mengeluarkan gombalan terbaik. Tapi tetap saja yang menjadi pujaan adalah Krisnanda, si pria dingin itu.

Krisnanda memasuki aula, mengenakan setelan jas berwarna biru gelap dengan sepatu yang disemir hingga mengkilap. Rambutnya disisir rapi, dia benar-benar tampak sempurna. Semua mata tertuju padanya, tak ada satupun yang mampu berpaling dan mengedipkan mata, seolah-olah semua cahaya meliputinya malam ini. Di sudut lain, Sonya masih saja sibuk memastikan kembali agar semua hal benar-benar berjalan dengan lancar. Dia tidak ingin ada satupun kesalahan.

Langkahnya kadang terhalang, agak tidak nyaman, karena gaun dan high heels yang dia kenakan. Dia tidak begitu terbiasa.

"Sonya, kamu nggak apa-apa kan?" tanya seorang temannya, "Hampir kesandung tadi."

"Nggak apa-apa kok, aku cuma nggak biasa aja make gaun sama high heels," jawab Sonya sambil tersenyum.

Padahal, dia tampil begitu cantik dan anggun dalam balutan gaun berwarna biru muda serta rambut terurai menutupi pundak. Tertangkap mata oleh Krisnanda, menatapnya, dia sedikitpun tak berkedip.

Acara demi acara terlewati dengan lancar. Terbayar sudah usaha Sonya dan timnya dalam mempersiapkan acara tersebut. Hingga tiba pada sebuah acara yang ditunggu-tunggu semua orang. Krisnanda akan menunjukkan bakatnya, membawakan beberapa buah lagu sambil diiringi gitar. Dia menaiki panggung, semua lampu menyorot paras tampannya. Semua terkesima, semuanya terdiam.

Dia menggambil gitarnya, kemudian duduk dan menyesuaikan posisi microphone agar suaranya terdengar jelas. Tak lupa pula mengecek kembali gitar yang akan dia pakai. Sebelum memulai aksinya, dia menyapa semua yang hadir.

"Selamat malam semuanya, Bapak/ Ibu guru beserta undangan yang hadir pada malam hari ini dan juga teman-teman. Ijinkan saya membawakan beberapa buah lagu dan semoga semuanya terhibur."

Mulai memainkan gitarnya, dengan intro lagu yang perlahan seolah-olah menyusup membangkitkan semua rasa dan kenangan. Lagu itu dia ciptakan sendiri. Dengan melodi dan suara merdunya, membawa semua pendengar kembali pada masa-masa yang penuh dengan suka duka selama tiga tahun mereka bersekolah di sana. Semuanya terdiam, bahkan tanpa sadar ada yang meneteskan air mata. Ada yang diam-diam tersenyum, mungkin dia mengingat bagaimana cinta pertamanya bersemi di sana. Ada pula yang memasang ekspresi jengkel, barangkali teringat begitu menyebalkan nya masa orientasi sekolah dulu. Terdapat banyak cerita, suka dan duka selama waktu yang tidak singkat itu.

Lagu tersebut berakhir, sorak sorai dan tepuk tangan memenuhi seluruh ruangan. Krisnanda kemudian melanjutkan dengan lagu selanjutnya, dengan nada lagu yang lebih ceria. Saat mengakhiri lagu ketiga, dan melanjutkan dengan lagu yang terakhir, dia menghela napas sejenak sambil menatap ke depan. Dia melihat Sonya di sana, tepat di depan matanya. Ternyata tatapan mereka bertemu, seolah-olah ada pesan tersembunyi di antaranya. Malam itu Krisnanda sadar, dia benar-benar terpesona oleh Sonya. Dalam sekejap, dirinya penuh akan Sonya.

"Ini lagu terakhir yang akan saya nyanyikan, khusus untuk seseorang yang ada di sini pada malam hari ini," ucap Krisnanda yang masih menatap Sonya.

Sontak hal itu membuat heboh dan penasaran semua orang, terutama para wanita. Mereka bertanya-tanya siapakah orang tersebut. Lagu itu mengisyaratkan perasaan yang terpendam, walau memang terkesan ambigu. Tergantung siapa yang mendengar, bisa perasaan bahagia, perasaan sedih, cinta, bingung, tapi yang pasti maknanya berbeda. Semua lagu yang Krisnanda bawakan seolah-olah menyihir semua orang. Mengundang decak kagum. Ketika lagunya berakhir, sekali lagi ruangan tersebut penuh dengan sorak sorai dan tepuk tangan.

Begitulah malam itu berakhir, penuh dengan cerita dan kenangan. Penuh dengan rasa dan ekspresi. Canda, tawa, tangis, haru, semuanya bercampur menjadi satu. Mereka saling berpelukan, menyemangati satu sama lain. Mengingat perjalanan berikutnya masih sangat panjang.