Chereads / Cinta diusia senja. / Chapter 10 - Jejak kenangan.

Chapter 10 - Jejak kenangan.

Cinta itu egois, selalu ingin dimengerti. Namun tak pernah mengungkapkan sepatah kata tentang kepastian hati.Selalu ingin ada. Namun tak pernah terasa.

_Naqueen-Zhea.

Hari ini, gadis itu berangkat kesekolah dengan taxi. Mungkin inilah adalah pengalaman pertama nya pergi kesekolah tanpa ada seorang Zikran Alghifary. Ya,, karena saat ini Zikran ada urusan mendadak di luar sekolah katanya. Zhea juga nggak tau urusan apa.

(Heleh, sok sibuk lo Zi. Author aja nggak segitu sibuknya.)

"Lah Zhe, kok lo sendiri. Zikran mana? " Tanya Chaira yang juga baru datang diantar bokapnya.

"Dia lagi ada urusan. "

"Urusan apaan? " Tanya nya belum puas.

"Nggak tau. " Balas Zhea sekenanya.

Setengah jam berlalu, sekarang tibalah saat nya murid kls 12 IPA 1 bertemu dengan ust. Ahmad, guru PAI terkiler se SMA Albaihary.

"Selamat pagi anak-anak. " Sapa ust. Ahmad seketika sampai dikls mereka.

"Pagi pak. " Jawab mereka serentak.

"Ada tugas kan? Kumpul sekarang! "Perintah ust. Ahmad yang berhasil membuat Zhea terkejut. Pasalnya dia lupa mengerjakan tugas yang diberikan ust. Ahmad minggu lalu.

" Lah, emang ada ya? Kok bisa gue lupa. "Gumamnya sambil menepuk jidatnya. No no,, ini bukan Zhea yang juara umum kemarin.

" Zhea, mana tugas kamu? "Tanya ust. Ahmad. Memeriksa satu persatu nama dari tugas-tugas yang dikumpulkan semua murid nya.

" Maaf Pak, sa_saya lupa. "

"Apa?lupa, enak aja kamu ngomong nya.kamu saya hukum berlari dilapangan 10 putaran." Tegas ust. Ahmad. Yang langsung membuat semua murid menatap kearah Zhea tak percaya.

"Raffa mana? " Tanya ust Ahmad lagi. Seakan-akan memberi kan makanan enak pada si ketos itu.

"Raffa lagi ada rapat OSIS ustadz. Biar saya aja yang ngawasin Zhea. " Kata Alfian yang sukses membuat Zhea menatap datar kepada laki-laki itu.

"Oh baik lah, kamu silahkan awasin dia dilapangan. "

***

Alfian pov.

Aku benar-benar nggak percaya kalau harus menghukum Zhea hari ini. Selama ini aku memang sering membantu tugas Raffa, kalau misalnya dia ada urusan. Ya, karena selain waketos, disini aku juga termasuk salah satu anak kepercayaan dewan guru. Boleh dibilang anak emas sih.

(Hehehe, pede amat ya gue. Tapi nggak papa lah orang ganteng mah bebas.)

"Kenapa bisa lupa? " Tanya ku kearah Zhea sebelum menghukum gadis itu. Ada raut kecewa dan kepasrahan yang tergambar di muka nya.

"Nggak tau." Ok. Jawaban yang sangat tidak kesuka. Sabar Al, sabar. Untung cinta.

"Ya udah lari sana, sebelum ust. Ahmad marah. " Dia hanya dia dan langsung patuh dengan perintah ku. Huhh, jadi gemas sendiri liat muka datarnya.

1  2  3  putaran.Okey,aku udah nggak tega lihat keringatnya yang bercucuran.

"Nih, minum dulu. " Kata ku sambil menyodorkan sebotol air mineral dingin kearahnya. Dan benar ternyata Zhea memang harus, sampai-sampai air yang ku berikan tadi tandas tak tersisa.

Aku membawa duduk untuk istirahat sejenak. Karena kelihatan nya dia udah sangat lelah.

"Ngapain? " Tanya Zhea yang membuat ku menyernyit kening ku heran. Pertanyaan macam apa ini? Fikir ku.

"Ngapain lihatin gue? " Melihat tak ada respon dariku, akhirnya dia mengalah dengan memperbaiki pertanyaannya.

Aku diam,sambil tersenyum kearah nya. Sumpah dia gemesin banget readers.

"Nggak papa, lo cantik. "Jawabku jujur. Kalau bohong nanti dosa, aku kan takut masuk neraka.

" Nggak jelas. "Yahh kan, nggak asik dia nggak blushing sama sekali. Nggak seperti cewek-cewek lain. Padahal aku udah jujur banget.

" Gue suka sama lo. Belum jelas juga?"Entah, mendapatkan keberanian dari mana, aku tak tau yang jelas kata-kata itu meluncur bebas dari mulut ku.

"Hm." Oh ya Tuhan, kayak nggak ada jawaban yang lain aja.Apa artinya ini hm? Bingung aku nya Zhe.

"Gue ke kls. " Sambungnya yang langsung pergi dari ku tanpa mempudulikan lagi hukuman nya yang belum selesai.

***

Alzhea pov.

Aku tak banyak mengerti tentang cinta. Bukan hanya mendefinisikan nya tanpa kata, namun juga memahaminya tanpa bahasa.

Jujur, aku begitu shock dengan pengakuan Aqil barusan. Ada rasa senang, ragu, dan bahkan khawatir. Aku takut akan kembali gagal menata rasa. Aku tak begitu percaya pengakuan nya yang tiba-tiba itu adalah nyata.

"Zhea, tunggu. " Katanya sambil mengejar kepergian ku.

"Gue mohon jangan berubah, hanya karena lo tau perasaan gue. Mungkin lo merasa aneh dengan pengakuan gue yang begitu tiba-tiba. Gue juga nggak tau kapan rasa itu hadir buat lo. Dan asal lo tau udah lima tahun gue nggak pernah jatuh cinta setelah kematian perempuan yang berharga di hidup gue.Gue begitu terpuruk setelah kepergian nya bahkan gue nggak pernah percaya akan mampu kembali bangkit. " Aku hanya terdiam mendengarkan cerita Alfian. Sebenarnya sih aku juga penasaran dengan hidup nya, bahkan sangat penasaran.

"Tapi setelah kehadiran lo, seolah-olah hidup gue kembali berwarna.masa lalu gue perlahan menjauh, seakan takut dengan kehadiran lo."

Shitt..

Dada ku terbesit mendengar masa lalu,jantung ku juga ikut bergetar hebat menatap kenyataan.Aku masih begitu trauma dengan masa lalu. Masa cinta persahabatan, yang entah bagaimana. Oh Tuhan,, aku ingin kenangan itu berhenti mengikuti jejak ku....

"Stop! Udah stop Al...! " Balas ku dengan suara gemetar. Aku tak pernah sanggup dengan masa lalu.

"Maaf, kalau gue bercerita tentang masa silam yang kembali mengingatkan lo dengan trauma kenangan. Mungkin memang,lo belum bisa percaya sama gue Zhea. Jujur, rasa ini bukan hanya sekedar rasa penasaran. Dan bahkan gue sama sekali tidak tertarik dengan sifat cuek lo.Gue benci, gue benci dengan sifat itu asal lo tau".

Sepertinya air mataku tak dapat ku bendung lagi. Pertahanan ku perlahan hancur lenyap ditelan bumi. Sekarang aku bukan lagi Zhea yang kuat. Aku bukan lagi Zhea yang bijak. Oh Tuhan, sepahit inikah kenyataan..?

Hiks.. Hiks...

" Zhea. "Panggil nya lirih.

" Gue_gue benci pada masa lalu. Hiks..., dan gue juga benci pada orang yang berusaha mengungkit kenangan.  Jangan buat gue kembali merasa benci dengan diri dan sifat gue sendiri. Hiks.., gue mohon. "Air mata sial itu tak henti nya jatuh bagai hujan dikala mendung.Hafidz Huril Ilham, seseorang yang berhasil membuat ku jatuh dan sulit untuk kembali berdiri.

" Zhea sorry, gue nggak bermaksud membuat lo merasa terpuruk seperti ini. "Akhh, kenangan ini memang selalu menyiksa ku. Kenapa perkataan Aqil barusan bisa sama persis dengan perkataan Hafidz waktu dulu?

" Hm. "Balas ku sedikit lebih tenang. Sekuat apapun aku harus bisa mengendalikan amarah ku yang rasa nya sudah diubun-ubun karena laki-laki itu terus-terusan mengungkit masa silam.

Tapi tidak apa. Dengan, begitu aku udah tau sedikit banyaknya tentang Alfian. Walaupun belum sepenuhnya. Kapan-kapan akan ku siapkan mental untuk mendengar cerita masa lalu nya, dan akan ku ceritakan pula tentang kenangan pahit ku.

" Maaf. "Lirih nya.

***

Gimana guys part ini?

Jangan lupa vote and comment nya ya.

Masih butuh saran nih Author nya..

Hehehe...

Happy reading, semoga suka...