Serumit apakah defenisi cinta? Hingga rasa peduliku hanya dianggap becanda. Andai mengutarakan semudah menuliskan, mungkin aku adalah orang yang pertama yang akan menghapus lukanya.
_Senjalfian
"Zhea nggak ngasih tau lo ya.Gue pacarnya Zhea."Demi apapun Zhea kaget luar biasa, berbeda dengan Alfian yang terlihat santai. Seolah-olah dia tidak berbicara apa-apa.
"Cih, mana suka Zhea sama lo. "
"Emang lo bisa baca perasaan orang, asal lo tau ya, Zhea itu milik gue. Dan gue sama dia saling mencintai. Sedangkan lo, lo hanya masa yang berusaha dan bahkan memaksa buat masuk dalam kenyataan nya. Jadi gue harap mulai sekarang berhenti ganggu Zhea lagi. "
"Qil.. " Sambung Zhea, mengisyaratkan supaya Alfian tidak berbicara yang aneh-aneh lagi. Kalau boleh jujur, jantung Zhea juga ikut konser didalam sana.Alfian hanya acuh, bahkan mereka tidak sadar kalau mereka sudah jadi bahan tontonan siswa-siswi SMA Albaihary.
"Whattt, demi apa? Kak senja udah milik si Zhe_Zhea itu"
"Yahh, nggak asik dong. Kak Senja udah punya pacar. "
"Cocok banget guys.., kak Senja sama kak Zhea. "
"Lahhh, kak Hafidz jangan patah hati, ada gue nih. "
"Jadi pengen deh, dapet cowok kayak kak Senja. "
"Patah hati gua, lihat nya. "
"Calon imam gue jadi jelek, kalau sama Zhea. "
Seperti itu lah kira-kira perkataan yang keluar dari mulut para fans senja lovers, yang tidak mendapatkan respon apapun dari Alfian.
Taman.
Ya, disinilah Zhea dan Alfian sekarang berada.Setelah Hafidz pergi tanpa kata-kata. Bisa jadi dia malu karena dilihatin semua siswa dilapangan tadi. Alfian tak berhenti nya tersenyum kearah Zhea, yang masih terdiam seolah-olah sedang berperang dengan fikirannya.
"Keren juga becanda lo ternyata." Setelah beberapa menit bungkam, akhirnya Zhea mulai membuka suara. Tak tau dapat hidayah dari mana.
"Hehe." Balas Alfian telak,dan perlahan senyuman manisnya mulai pudar. Ada sedikit rasa tak terima dari dadanya. Andai saja Zhea tau itu bukan becanda. Tapi dia tidak ingin memaksa Zhea untuk mengerti dengan perasaan nya.
***
Alzhea pov.
Andai saja semua yang diucapkan Alfian barusan adalah hal yang nyata, mungkin hari ini aku menjadi orang yang tersukses dalam menyibak kenangan masa lampau. Tanpa kembali menuntut mereka harus tenggelam. Ya,,mereka adalah dia, kenangan, dan masa silam.
Aku masih belum percaya dengan rasa yang muncul begitu saja.Jujur, aku telah jatuh cinta dengan sosok Ahmad Alfian Aqil. Tapi aku takut, jika pedulinya, hanya sebatas rasa penasaran. Aku masih trauma akan cinta lama.
"Nggak usah ngelamun, ntar kesurupan.Gue nggak bisa ruqiyah, males gue kalau harus cari Hafidz." Kata nya membuyarkan semua lamunan ku.
"Ngomong apaan sih."Jawabku asal.
" Aneh memang, kalau semua orang terobsesi dengan sikap dingin lo. Gue aja bosen kalau lo ngomong nya singkat."Sekarang laki-laki itu hanya melihatku sekilas sambil tersenyum miris. Sulit diartikan, ada apa dengan dia.
"Zhea, andai ada orang yang bisa mencintai lo dengan tulus. Apa lo bakal percaya? " Tanya nya tiba-tiba. Seketika fikiran ku langsung menjalar kemana-mana.
"Mungkin iya, mungkin tidak. "
"Bicara panjang nggak bayar Zhea. Dan ngomong jelas gue rasa juga gratis. "
Hahaha.
Lucu juga dia kalau lagi kesal. Tapi jujur, gue juga nggak tau kenapa gue harus terlahir secuek dan sedingin ini. Oh Tuhan, apakah ini udah taqdir nya aku?
"nggak bisa." Jawabku jujur.
"Ok, sekarang gue juga anggotanya Viktorian. Jadi lo harus ngomong panjang ke gue seperti lo ngomong panjang ke anak-anak Viktorian yang lain."
Kamu nggak tau aja Qil, aku nggak bisa bicara panjang sama orang yang aku cintai. Aku juga nggak tau kenapa lidah ku ini terlalu kelu untuk berbicara ini itu, padamu.
"Kapan? " Tanya ku penasaran. Aku aja anggota Viktorian nggak tau kapan ada anggota baru.
"Kapan apanya Zhea? " Tanya nya melembut.
"Jadi anggota Viktorian. "
"Baru seminggu yang lewat, gue konfirmasi sama Alvarez. "
"Oh." Balas ku singkat.
Hari ini berlalu begitu cepat, setelah pelajaran terakhir bersama Mis Aurel, langsung disambut dengan bel yang berbunyi nyaring. Mengalah kan suara merdu siapa saja.
Aku segera pulang bersama Zikran, seperti biasanya.setibanya dirumah, aku langsung menghempaskan badan ku diatas sofa. Rumah ini terlihat sangat sepi karena hanya ada aku dan seorang asisten rumah tangga.
"Udah pulang non, mau bibi masakin apa? " Tanya bi Samah kearah ku.
"Apa aja bi, aku kekamar dulu. " Balas ku ramah.
Ting.
Suara aplikasi line itu membangkitkan ku dari rebahan ku.
Viktorian the gank's. 😎
Alvarez Seanchelf 🤑
Woy penguman,, kita ada anggota baru.
Zikran Algfry🤡
Alfian ya, kan kita udah tau.
Fathur Azzam🥳
Lah kapan masuk nya?
Raffa Alhabib🤪
Lo nya aja nggak tau Thur.
Naqueen_Zhea.
Gw jga nggk.
Dave Zyamdio 12 ips 2🤯
Ngetik apa sih dedek Zhea?
Bikin gemes aja.
Naqueen_Zhea.
Nggak usah ikutan lo.
Kenan Jazzelle12 ips1😝
Mampus lo Dav, nggak ada
Tempat buat lo disini.
Elvano Axelle12ips3🧐
Usir aja Zhe, gue setuju
sama lo. Hehehe.
Alvarez Seanchelf🤑 menambahkanSenjalfian ke group.
Senjalfian.
Salken mante-mante.
Gue Alfian, Aqil juga nggak
papa. Senja juga boleh.
Dave Zyamdio 12ips2🤯
Banyak bacot lo Qil.
Naqueen_Zhea.
Ank bru jg.
Senjalfian.
Nggak papa anak baru.
Yang penting bisa buat anak
lama jatuh hati. 💓
Fathur Azzam🥳
Awas aja, kalau sampai
macam-macam.
Elvano Axelle 12 ips 3🧐
Cie, babang Fathur cemburu.
Alvarez Seanchelf 🤑
Jangan berisik. Gue keluarin
Kalian semua baru tau rasa.
Kenan Jazzalle 12 ips 1😝
Galak amat dah.
Zikran Algfry 🤡
Gue nggak ikut.
Raffa Alhabib🤪
Ampun bang jago.
"Non makanan nya udah siap. " Suara bi Samah dari depan pintu kamarku.
"Masuk aja bi. "
"Selamat makan Non Zhea, dihabisin ya. " Titah nya sambil keluar dari kamar ku setelah meletakkan sepiring dan segelas makanan diatas meja.
"Hm, makasih bi. " Balas ku sopan.
Ya seperti itulah hari-hari ku berlalu, hidup dengan kesendirian tanpa ayah dan ibu yang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Sangat jarang sekali punya waktu buat ku.
Sedih, jangan ditanya. Mungkin ini adalah salah satu faktor dari sikap dingin ku yang cuek dan juga tertutup aku kurang komunikasi dirumah. Tapi aku juga sadar bahwa mereka seperti ini juga demi aku.
"Mah, pah, Zhea rindu. " Hanya kata itu yang terus terdengar lirih dari mulut ku setiap aku sendiri.
****
Capek guys Author nya, sampai disini dulu ya..
Jangan lupa vote and comment nya.
Happy reading..