Chereads / Cinta diusia senja. / Chapter 5 - Perahu kertas.

Chapter 5 - Perahu kertas.

"Gue duluan. " Itulah kata yang dikeluarkan laki-laki itu. Setelah iya melihat tragedi perpelukan Zhea dengan Zikran. Tak tau kenapa ada rasa sesak yang memenuhi rekung hati nya. Soal dia yang tiba-tiba disana, ya,,, dia mengikuti gadis itu yang tiba-tiba pergi meninggalkan sekolah dijam pelajaran.

Untuk menghilangkan sedikit rasa aneh itu, dia mengambil buku kecil kesayangan nya. Mungkin kalau dibilang diary tentu saja terlalu lebai untuk seorang laki-laki seperti Alfian. Namun percaya atau tidak itu adalah sebuah kenyataan. Mungkin inilah yang dilakukan seorang penulis disaat patah hati.

๐™ณ๐šŽ๐šŠ๐š› ๐šœ๐šŽ๐š–๐š‹๐šž๐š›๐šŠ๐š ๐š›๐š’๐š—๐š๐šž,,,

๐™บ๐šŽ๐š‘๐š’๐š•๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐šŠ๐š๐šŠ๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š”๐šŽ๐š–๐šŠ๐š๐š’๐šŠ๐š— ๐š๐šŠ๐š—๐š™๐šŠ ๐šœ๐šŽ๐š—๐š“๐šŠ๐š๐šŠ. ๐™ณ๐šŠ๐š— ๐š™๐šŽ๐š™๐šŽ๐š›๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š๐šŠ๐š—๐š™๐šŠ ๐š™๐šŽ๐š๐šŠ๐š—๐š...

๐™ณ๐š’๐šŠ ๐š‘๐šŠ๐š๐š’๐š› ๐š‹๐šž๐š”๐šŠ๐š—๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š”๐šŽ๐šœ๐šŠ๐š•๐šŠ๐š‘๐šŠ๐š— ๐š๐šŠ๐šš๐š๐š’๐š›. ๐™ณ๐šŠ๐š— ๐š๐š’๐šŠ ๐š“๐šž๐š๐šŠ ๐š‹๐šž๐š”๐šŠ๐š— ๐šŠ๐š ๐šŠ๐š• ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š๐šŠ๐š” ๐š–๐šŽ๐š—๐šž๐š—๐š๐šž๐š ๐šž๐š—๐š๐šž๐š” ๐š‹๐šŽ๐š›๐šŠ๐š”๐š‘๐š’๐š›. ๐™ณ๐š’๐šŠ ๐šŠ๐š๐šŠ๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š”๐šŽ๐š”๐š˜๐šœ๐š˜๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š‘๐šŠ๐š๐š’ ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š๐šŽ๐š›๐š๐šŽ๐šœ๐šŠ๐š” ๐š˜๐š•๐šŽ๐š‘ ๐šœ๐šŽ๐š™๐š’....

๐š‚๐šŠ๐šŠ๐š ๐šŠ๐š”๐šž ๐š–๐šŽ๐š–๐š’๐š—๐š๐šŠ ๐šž๐š—๐š๐šž๐š” ๐š‹๐šŽ๐š›๐š‘๐šŽ๐š—๐š๐š’, ๐š๐š’๐šŠ ๐šœ๐šŽ๐š™๐šŽ๐š›๐š๐š’ ๐š‹๐šŽ๐š›๐š“๐šŠ๐š—๐š“๐š’ ๐š™๐šŠ๐š๐šŠ ๐š’๐š–๐šŠ๐š“๐š’๐š—๐šŠ๐šœ๐š’.๐™ณ๐šŠ๐š— ๐š๐šŠ๐š” ๐š”๐šŠ๐š— ๐š’๐š—๐š๐š”๐šŠ๐š› ๐š™๐šŠ๐š๐šŠ ๐š’๐š•๐šž๐šœ๐š’...

๐šƒ๐šŠ๐š™๐š’ ๐š‹๐šŠ๐š—๐š๐šž ๐šŠ๐š”๐šž ๐šœ๐šŠ๐š๐šŠ๐š›, ๐šœ๐šŽ๐š–๐šž๐šŠ๐š—๐šข๐šŠ ๐š‹๐šž๐š”๐šŠ๐š— ๐š•๐šŠ๐š๐š’ ๐š”๐šŽ๐š—๐šข๐šŠ๐š๐šŠ๐šŠ๐š—, ๐š‘๐šŠ๐š—๐šข๐šŠ ๐šœ๐šŽ๐š‹๐šŠ๐š๐šŠ๐šœ ๐š‹๐šŠ๐š’๐š-๐š‹๐šŠ๐š’๐š ๐š™๐šž๐š’๐šœ๐š’, ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š๐šŠ๐š” ๐š™๐šŽ๐š›๐š—๐šŠ๐š‘ ๐š‹๐šŽ๐š›๐š“๐šŠ๐š—๐š“๐š’ ๐šž๐š—๐š๐šž๐š” ๐š–๐šŽ๐š—๐š“๐šŠ๐š๐š’ ๐š‘๐šŠ๐š• ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š™๐šŠ๐šœ๐š๐š’....

๐™พ๐š‘ ๐šƒ๐šž๐š‘๐šŠ๐š—,,,

๐™ณ๐š’๐šŠ ๐š•๐šŽ๐š‹๐š’๐š‘ ๐š๐šŠ๐š›๐š’ ๐š“๐šŠ๐š›๐šŠ๐š” ๐š“๐šŠ๐šž๐š‘. ๐šˆ๐šŠ๐š—๐š ๐š๐šŠ๐š” ๐š™๐šŽ๐š›๐š—๐šŠ๐š‘ ๐š–๐šŠ๐š–๐š™๐šž ๐šž๐š—๐š๐šž๐š” ๐š”๐šž ๐šœ๐šŽ๐š—๐š๐šž๐š‘. ๐™ฐ๐š”๐šž ๐šœ๐šŽ๐š–๐šŠ๐š”๐š’๐š— ๐š›๐šŠ๐š™๐šž๐š‘, ๐š๐š’๐šœ๐šŠ๐šŠ๐š ๐š–๐šŽ๐š—๐š๐š’๐š—๐š๐šŠ๐š ๐š๐š’๐šŠ ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š๐šŠ๐š” ๐š™๐šŽ๐š›๐š—๐šŠ๐š‘ ๐š–๐šŽ๐š—๐š๐šŽ๐š•๐šž๐š‘....

๐˜ผ๐™ก๐™ž๐™จ๐™๐™– ๐™†๐™š๐™ฃ๐™ฎ๐™–๐™จ๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™–.

Mata laki-laki itu langsung tertuju pada sebuah foto yang terpampang dimeja belajarnya. Dua orang insan yang tersenyum penuh cinta. Pakaian putih biru itu seakan-akan menjadi saksi bisu tentang cerita mereka.

Alfian mulai tertunduk barsamaan dengan kesadaran nya,bahwa gadis itu benar-benar telah pergi, dan tak akan pernah lagi kembali. Jarak mereka, bukan jarak antara dua samudra. Bukan jarak dua negara. Melainkan jarak antara dua alam yang berbeda.

Seketika rasa penyesalan, amarah, dan kelemahan mulai muncul menyelimuti dirinya. Pahitnya kenyataan, berhasil menghancurkan pertahanan nya. Hingga dia tak lagi tahan dengan taqdir yang seolah-olah sedang mempermainkanya. Air matanya mulai jatuh, seakan-akan dia bukan lagi Ahmad Alfian Aqil, yang dikagumi siswi se SMA Albaihary.

"Alisha, maafkan aku. Aku minta izin untuk kembali menata hati. Mencintai dia yang tak pernah peka. "

Alfian berbicara pada foto itu seperti orang gila. Sambil tersenyum miris mengingat wajah Zhea. Ya, dia telah jatuh cinta pada seseorang yang tak pernah mengajaknya bicara. Dia menanam rindu pada seseorang yang tak pernah mengajak nya bertemu.

*******

Zhea berbaring diatas ranjang sambil menggeser-geser layar ponselnya. Dia ingin berterima kasih pada cowok yang telah menyelamatkannya tapi dia bingung bagaimana cara nya. Seumur-umur dia tidak pernah duluan berbicara pada seseorang yang belum dekat dikenal nya. Dia sadar dia bukan lah tipe cewek yang mudah bergaul.

"Ok, anggap saja ini bukan Zhea, gue akan mengucapkan terimakasih pada cowok itu. " Gumamnya sendiri yang tak kalah gilanya dari yang dilakukan Alfian.

Beberapa kali ia mengetik kata-kata Terima kasih dilayar ponsel nya.Zhea mulai ragu, dan kembali menghapus nya.

"Oh tuhan,,, sesusah itu kah mengucapkan terima kasih? " Ucapnya yang mulai mendramatis.

"Zhea, maafin gue ya, turun immage dulu. " Gadis itu tak henti-hentinya berbicara sendiri.

๐™‰๐™–๐™ฆ๐™ช๐™š๐™š๐™ฃ-๐™•๐™๐™š๐™–

Qil, thanks y, udh

Nlngin gw.

Disisi lain Alfian menyernyitkan kening nya saat mendapatkan chat dari Zhea. Dia tersenyum tipis membaca nya. Meski dia harus membaca berkali-kali , karena Zhea yang terlalu hemat huruf. Seketika ide jail mulai muncul diotak cowok itu, karena ini pertama kalinya Zhea mengetik tulisan panjang kepadanya.

๐™Ž๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™–๐™ฆ๐™ž๐™ก.

Ngetik apa sih Zhe?

Gue nggak ngerti.

Alfian hanya ingin Zhea kembali berterimakasih padanya, dia tau bahwa cewek itu pasti gengsi untuk menchat nya duluan.

Sementara Zhea hanya berdecak kesal pada Alfian. Ia mulai geram menghadapi laki-laki itu.

๐™‰๐™–๐™ฆ๐™ช๐™š๐™š๐™ฃ-๐™•๐™๐™š๐™–

Lo bnren bdoh, atau

Pura-pura bdoh. Gue

Blang mksih udhย  ย  ย 

Nlongin gue.

๐™Ž๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™–๐™ฆ๐™ž๐™ก.

Oh.

๐™‰๐™–๐™ฆ๐™ช๐™š๐™š๐™ฃ-๐™•๐™๐™š๐™–

ya ampun, oh doang?

Alfian kembali tersenyum melihat balasan yang dikirim Zhea.kayak nggak pernah gitu aja pas chatan sama cowok itu.

๐™Ž๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™–๐™ฆ๐™ž๐™ก.

Lah kenapa emang?

Bukanya lo juga sering ya.

Bahkan mungkin kata oh itu

Udah jadi favorit lo, kalau chat

Sama gue.

๐™‰๐™–๐™ฆ๐™ช๐™š๐™š๐™ฃ-๐™•๐™๐™š๐™–

Serah lo dah.

๐™Ž๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™–๐™ฆ๐™ž๐™ก.

Nggak usah marah.

Nanti nambah jelek.

Read.

Alzhea hanya membaca pesan terakhir yang dikirim Alfian tanpa berniat untuk membalasnya.

Dia merasa ada perasaan aneh yang muncul, saat chatan sama Alfian. Apalagi kalau bertemu dengan laki-laki itu. Refleks dia memegang dadanya.

"Apa gue punya riwayat sakit jantung ya, kok gue jadi deg-deg an kayak gini. Padahal cuma sebatas chat biasa. " Gumamnya kembali.

"Udah Zhea, nggak usah alay gitu, toh, semua orang mendekati lo cuma karena penasaran sama sifat cuek lo itu. " Argumen nya sendiri.

Seketika dia jadi teringat sosok Hafidz Huril Ilham. Seseorang yang pernah mengakui cinta padanya itu, pernah mengkhianati nya dan dia juga mengakui pada semuanya bahwaย  dia mendekati Zhea hanya sebatas rasa penasaran tidak lebih. Padahal dia sudah terlanjur baper dengan perhatian yang diberikan Hafidz. Tapi malahan cowok itu lebih memilih cewek lain, yang terduga bernama Nadine, sekarang pacarnya kite OSIS SMA Albaihary, ya dia adalah Raffa.

"Brengsek,,, kenapa aku nggak bisa mengubah sikap dingin dan cuek itu?"

"Bodoh aku percaya sama kamu dulu Haf "

Zhea mulai melampiaskan kekesalannya pada tumpukka diary yang berada di meja belajar nya. Diary yang dulunya diisi oleh nama Hafidz Huril Ilham.

"Gue akan bakar semua diary ini Haf, gue nggak mau ada kenangan lagi tentang kita. "

Perlahan gadis itu mulai tertunduk dilantai dengan keadaan kamar nya yang sangat berantakan. Dan ini bukan yang pertama kali nya dilakukan Zhea. Tapi ini adalah rutinitas nya setiap kali mengingat pengkhianatan cowok itu. Dia memang sempat hancur oleh Hafidz, sebelum ia mengenal Fathur dan anggota Viktorian yang lainnya. Dan itu juga alasan dia berkali-kali menolak Fathur. Ya, dia masih sangat trauma dengan cinta sahabat.

******

Saat kau ingin mengarungi masa silam, jangan lupa ajak kenangan. Saat kau tersesat dalam kegelapan, jangan lupa genggam masa depan.

_Senjalfian.

Author pov...

"Lo ngapain lagi ajak gue ketemuanย  ditempat ini? " Tanya laki-laki itu dingin tanpa ingin melihat kearah lawan bicaranya. Dia hanya melihat sekeliling taman itu, yang telah mulai asing dimatanya.

"Emang kenapa kalau gue ajak lo ketemuan disini, ini tempat adalah saksi bisu tentang semuanya, dan gue juga sengaja bawa lo kesini agar lo ingat sama kesalahan lo. " Jawaban itu adalah kata-kata yang paling dibenci oleh Alfian.

Ya Alfian sang pembenci kenangan namun dia tumpukkan semuanya dalam tulisan. Agar tak pernah ada yang tau jika dia juga berduka untuk semuanya.

"Ok, gue nggak suka berbelit-belit, lo mau apa? " Tanya Alfian geram menahan amarahnya.

"Aqil, Aqil,,, lo emang nggak pernah berubah, cuek tapi menghancurkan. " Balas nyaย  tersenyum miris, sambil memberi tatapan permusuhan.

"Gue udah cukup sabar selama ini, dulu lo ambil Alisha dari gue,gue diam. Sampai-sampai lo juga ngebunuh dia. Lo juga pernah berjanji sama dia, kalau lo nggak akan pernah jatuh hati lagi kepada cewek lain. Tapi apa Hah???! " Jelas nya dengan menaikkan suaranya sambil menunjuk Alfian dengan tangan kiri nya.

"Cukup, gue nggak pernah, ambil Alisha dari lo, gue juga nggak pernah ngebunuh dia, dia pergi karena taqdir. Dan masalah hati itu diluar kemampuan manusia. Ada yang membolak-balikan nya."

"Udah lah qil, lo nggak usah sok bijak didepan gue. Yang inti nya sekarang gue akan hancurin cewek yang lo suka. Gue pergi kemaren bukan karena gue takut sama lo, tapi gue takut aja gimana reaksi cewek itu jika tau semua kebusukan lo.Upss salah, cewek itu kan nggak suka sama lo. Lo aja yang naksir dia. "

Seperti kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itu lah yang dirasakan Alfian saat ini. Dengan seenak nya laki-laki itu mengungkit kenangan yang telah lama dikubur Alfian, setelah itu dia juga mengungkit masalah hati.

"Awas aja, kalau lo sampai sakiti Zhea. Gue pastiin lo nggak bakal lagi melihat mentari pagi. " Ancam nya kearah laki-laki itu, yang sejarah catat merupakan sahabat kecil nya.

"Sepenting itukah cewek itu, atau jangan-jangan dia lebih penting dari Alisha. "

"Kalau iya kenapa? Lo mau apa hm??? " Tantang Alfian kearah nya.

Bugh..

Satu pukulan mendarat mulus diujung bibirnya.

"Itu balasan buat lo yang berani mengkhianati orang yang sangat penting dalam hidup gue. Gue pastikan besok gue akan serang sekolah lo lagi, dan liat aja apa yang gue lakukan pada cewek itu. "

Sedangakan Alfian hanya diam tanpa ingin membalas rasa sakit yang diberikan sahabat kecilnya dulu.

"Lo bilangin tuh sama viktorian, nggak usah ikut campur sama masalah orang lain.oh iya, cewek itu kan juga anggota viktorian, itu akan lebih membuat gue mudah. "

"Lo jangan becanda dens,dia nggak ada hubungannya sama masa lalu kita, jangan macam-macam, gue nggak akan tinggal diam. "

"Kita liat aja nanti. " Jawabnya sambil berlalu pergi.

Tak ada yang bisa mengubah taqdir. Setitik embun ditengah semak pun mempunyai taqdir. Apalagi manusia yang mempunyai segala macam cerita.

Alfian hanya terdiam menikmati pemandangan taman itu. Bersamaan dengan turunnya hujan yang semakin lebat. Namun belum ada tanda-tanda bahwa dia bakal pergi meninggalkan tempat itu. Mungkin saja dia ingin menghanyutkan setiap masalah nya bersama deraian air hujan yang terjun bebas kebumi ini.

"Lo kita ngapain kesini? Hujan lebat tau. " Suara itu membuyarkan lamunan Alfian . Dia mulai melihat kearah sumber suara tersebut.

"Gue ingin menghanyutkan perahu kertas ini , gue juga udah tulis semua masalah dan beban pikiran gue di dalam kertas ini. Jadi lo bantuin nungguin perahu nya hancur bersama hujan, biar semua yang gue tanggung juga ikut hancur. " Lirih gadis itu dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Ok, tapi lo janji setelah ini, lo harus bahagia. " Jawab laki-laki yang bersama gadis itu. Alfian hanya tersenyum melihat tingkah dua orang yang dikenakinaya itu. Labih tepatnyaย  perempuan itu.

"Lo juga nanggung beban sama kayak gue? Tapi semudah itu kah cara lo menghilangkan semua masalah. Cara konyol yang belum pernah gue liat cewek lain melakukannya. " Bathin Alfian.

Kedua orang itu sibuk melihat perahu kertas mereka terombang-ambing terbawa arus hujan. Hingga mereka tak menyadari ada orang yang sedang memperhatikan mereka.

"Qil, lo juga disini? " Tanya laki-laki itu kearah Alfian.

Dan siapa kah mereka???

Happy reading guys..

Bagaimana kelanjutannya.

Jangan lupa vote ya.. ๐Ÿ‘Œ