Chereads / Our Dream [Indo Ver] / Chapter 23 - BOOK 1 CHAPTER 23

Chapter 23 - BOOK 1 CHAPTER 23

Bibir lelaki itu terbuka. Jika saja Mike memiliki seribu bibir, dia ingin meraup bagian itu bersamaan dengan dua puting Ace sekaligus. Ah, kenapa rasanya menyentuh bisa senikmat ini? Tidak tahu. Mike hanya merutuki kebenaran ucapan sang kakak bahwa selama ini dia menyia-nyiakan diri karena tidak pernah tertarik bercinta. Meskipun begitu, di sisi lain Mike juga lega. Karena Ace menerima sentuhannya saat dia benar-benar ingin melakukan itu.

―Mike, jangan-kh. Jangan di sana-ugh ....‖

Mike menggebrak punggung Ace sekali lagi. Dia seperti mabuk anggur lima barel. Pandangannya buram gelap. Buram gelap. Dan semua itu kabur kecuali saat Ace mendesah semakin keras. Jeritan lelaki itu sungguh mengundangnya untuk datang. Bila tak menggunakan celana jeans, mungkin Mike sudah membebaskan penisnya sejak awal.

Dia kesal! Sungguh! Tetapi cukup menyenangkan melihat reaksi Ace saat Mike menurunkan restletingnya.

―A-Apa?‖

Mike sudah mendorong Ace rebah ke lantai sebelum lelaki itu melihat total. Manik besarnya mengerjap-ngerjap, dan ketukanketukan jantungnya makin keras saat merasakan penis gembung mendesaki selangkangannya.

―Kau lupa? Ini namanya proses perkawinan.‖

DEG

―TIDAK! A-Aku-―

Mike mengecup bibir itu sebelum protes lebih banyak.

―Baik, kali ini aku benar-benar brengsek. Kuakui,‖ katanya. Lalu menarik dagu Ace hingga mendekat padanya. ―Kau saja yang salah fatal, Ace. Karena aku sejatinya iblis. Bila manusia bisa tega memerkosa, apa menurutmu aku tidak?‖

DEG

―K-Kau ....‖

Mungkin Ace ingin memaki dengan kata paling kasar di dunia ini. Tetapi dia hanya bungkam.

―Bahkan bocah tiga tahun pun sudah diajari ibunya. Jangan pernah percaya iblis, Nak. Mereka mahkluk berdosa yang penuh tipu daya. Tapi kau?‖ Mike tertawa-tawa, meski dalam hati jantungnya pun ikut ngilu melakukan ini. ―Mantan dosen, sarjana doktor, akan post profesi ke sebuah perusahaan elit-begini saja tergelincir kecerobohan.‖

―....‖

―Jadi, jangan salahkan aku bila tertarik melakukan ini. Kau membuatku jengkel, paham?‖

Di luar dugaan, Ace justru membuang muka. Lelaki itu masik terisak pelan, tetapi kali ini tatapannya lebih murup daripada bara api. Seolah-olah kehidupan timbul tenggelam di sana. Dan Mike menemukannya bagai lampu yang berkelap-kelip. ―Lakukan saja semaumu,‖ lirihnya. ―Aku sudah tak peduli lagi.‖

DEG

―Apa?‖

***

―Lagipula kau iblis. Kau kuat,‖ kata Ace. ―Tak ada gunanya melawanmu jika sudah berkehendak. Semisal bisa, percuma. Aku takkan menemukan sosok yang kuinginkan setelah pergi.‖

Pelipis Mike pun berkedut mendengarnya. Dia ingin membalas kata-kata Ace lagi, tetapi amarahnya sudah membakar hingga ubun-ubun. Di masa depan mungkin dia akan menyesali. Biarkan. Baginya Ace bisa hilang kapan saja bila malam ini tak dia berangus kuat.

Sentuhan intens itu pun berlanjut. Mike kira Ace hanya sedang mengelabuhi dirinya, tetapi lelaki itu sungguh-sungguh membiarkan. Matanya tampak lelah saat menerima jari-jari Mike di lubang bokongnya. Dia sempat menutup mulut karena campur aduk dengan situasi ini, tetapi semua tetap berlanjut.

―Ahhh ... sshhh .....‖ Jari jemari Ace meraba rak-rak buku di sisi tubuh. Dia mencakar di sana, tetapi Mike menariknya agar memeluk di leher. Dia tak habis pikir iblis itu memiliki motif kotor, tetapi jari-jari yang memaksanya membuka itu memang tak berhenti.

Mike melonggarkan lubang Ace dengan gerakan terburuburu. Dia mengaduk bagian sempit itu tanpa ampun hingga Ace memekik terus menerus. Tentu saja gaya bercintanya tak bisa dibandingkan dengan sang kekasih. Apalagi Mike iblis yang memiliki energi lebih. Setiap remasan. Setiap gigitan. Ace merasakan sakit dan nikmat berlipat-lipat hingga terpenjara kecemasannya sendiri di sana.

Dia hanya melenguh, meski hampir menyebut nama Mike. Dia menggeleng untuk menolak naluri hewaniah bercinta, sayang iblis itu memang mampu memercikkan kegilaan.

―Tahan.‖

―AKH!‖