Chereads / Our Dream [Indo Ver] / Chapter 24 - BOOK 1 CHAPTER 24

Chapter 24 - BOOK 1 CHAPTER 24

Di dalam, penis gigantis itu menumbuknya tanpa ampun sejak hentakan pertama.

―Pegangan padaku di sini. Yang erat.‖

―Mnnhh ... nnhh ... Mike ....‖

BRAKHHH!!

Buku-buku pun banyak terjatuh karena guncangan rak. Namun, semuanya terobek di udara sebelum jatuh ke kepala Ace.

Ace pun sempat terbelalak melihat pemandangan barusan, tetapi Mike sudah mendistraksi fokusnya kembali dengan ciuman rakus.

―Mnnnnhh ... nnhh ... ngh ....‖

Ace tak pernah membayangkan akan disetubuhi di tempat seperti ini. Terlebih dengan garmen-garmen yang dirobek layaknya buku tersebut. Namun, ternyata Milememperlakukannya lebih hatihati daripada perkiraan.

Iblis itu tak membiarkan luka gigitannya nampak terlalu lama. Setiap membekasi kulit, lidahnya langsung berputar untuk menyapu bersih. Di rahang, di leher, di dada, di perut--Ace bahkan diangkat ke pangkuan saat duduk agar tak di lantai terlalu lama.

―Uggff-uugh ... Mike, Mike!‖

Mike membiarkan Ace melepaskan segalanya. Mike tak banyak berkomentar saat menjangkau tempat terhangat di dalam lubangnya dan terus menjelajah, hingga air mani tumpah-tumpah ke lantai. Lupakan dunia. Lupakan drama yang terjadi akhir-akhir ini. Ace tidak dengar apa yang dibisikkan Mike ke telinganya malam itu. Hatinya serasa lepas. Pikirannya mengambang di awang-awang. Dan tahu-tahu dia bangun lagi pada pukul 2 pagi buta.

DEG

Ace kira, dia akan ditinggal rebah di kamarnya sendiri, tetapi tidak. Mike membawanya ke ranjang khusus beraroma hujan ini. Springbed-nya lebih empuk. Seprainya lebih halus. Dan dirinya dipeluk selimut super tebal yang begitu wangi.

―Mike?‖

Iblis itu juga menemaninya, meski tidak berada di sisi. Mike tengah merokok saat itu. Dia duduk di tepi ranjang dengan punggung berhias tanda cakaran. Mata emasnya berkilau dalam kegelapan, dan tampak sama lelahnya dengan milik Ace.

―Kau sudah sadar rupanya.‖

Ace pun berjengit, tapi dia memilih membisu. Situasi ini terlalu canggung, hingga saat Mike mendekat, dan dia hanya balas menatap kedua mata indah tersebut.

DEG

Sang iblis mendadak berpindah ke sisinya dengan dada bidang yang terlihat hangat. Dia hanya mengenakan celana jeans tanpa sabuk, lalu meraih pipi dingin Ace.

―Jangan—―

Mike sudah membelai dengan punggung jemarinya hingga telinga Ace memerah. Lelaki itu memejamkan mata. Takut. Namun, gerakkannya makin lembut hingga Ace kembali balas menatap.

―Aku lega kau tak kenapa-napa.‖

Ace tergugu mendengar kata-kata itu. Apa maksudnya? Jangan bilang Mike—

―Mau kumandikan sekarang?‖

Percayalah, bulu kuduk di sekujur tubuh Ace langsung tegang karena jenis bisikan tersebut. Dia pun menoleh dan melirik ekspresi Mike. Ingin memastikan isi ucapannya, tetapi iblis itu tampak begitu serius.

Ace sampai mengira dia bukan Mike, sampai melihat kedalaman perasaannya.

―Aku—tunggu dulu—sebelum itu, boleh aku tanya

sesuatu?‖

―Apa.‖

―Kau ....‖ Ace meremas seprai tanpa sadar. ―Yang tadi itu sebenarnya kenapa? Aku hanya ingin tahu.‖

―Apa yang kenapa. Kurang jelas kalau aku tertarik padamu?‖

DEG

―Hah?‖

―Aku tak setuju dengan semua rencanamu,‖ kata Mike.

―Bukankah itu berarti kau akan pergi dari sini?‖ ―Iya, tapi-umn, suka padaku sejak kapan?‖ Mereka saling bersitatap.

―Apa penting sejak kapan?‖ kata Mike. ―Aku sendiri tidak tahu. Bagaimana caraku menjawabmu?‖

―Tapi tidak masuk akal—―

―Ace!!‖

Ace pun meremas semakin kuat. ―Maaf.‖

―Aku tak mau berdebat denganmu sementara ini.‖

―Iya, aku tahu.‖

Siapa pun jelas paham isi hati Ace sekarang. Bila tanpa perasaan, pasti segalanya lebih mudah. Seks takkan lebih berharga dari bincang-bincang saat bosan. Tetapi pengakuan cinta Mike di luar rencananya sejak awal. Maka meski sangsi, Ace pun menerima pelukannya. Dia menurut saat diangkat ke dalam gendongan. Seperti hari pertama mereka bertemu, Mike tidak ragu memindahnya dengan cepat, tetapi menurunkannya hati-hati saat sampai di bath-up.