Chereads / Our Dream [Indo Ver] / Chapter 26 - BOOK 1 CHAPTER 26

Chapter 26 - BOOK 1 CHAPTER 26

Dia tak menatap Mike meski iblis itu berubah menjadi kucing. Rautnya penuh permusuhan. Ace sengaja begitu, meski dia tak pandai membenci terlalu lama. Ah, kira-kira apa yang akan Mike lakukan? Ace baru saja mengusir iblis itu dari kamarnya sendiri.

―Nanti malam Intensa Sanpaolo membuat acara besar,‖ kata Mike. Iblis itu tidak pergi, melainkan menunggu Ace di bantal sebelah kiri. Dia melompat dan meringkuk di sana dengan mata yang menyala. Ekor hitamnya juga bergoyang seperti tak pernah memiliki dosa kepada lelaki dambaannya. ―Itu perusahaan yang menerima draft kerjaanmu, kan? Aku bisa membawamu ke sana tepat waktu kalau mau

Ace menggigit bibir sekilas. ―Tidak, terima kasih,‖ tolaknya. Padahal jarak mereka sekitar tujuh meter, tetapi rasanya sudah sangat tak nyaman. Mungkin wujud kucing memang mending.

Sayangnya tubuh yang baru diperkosa lebih jujur daripada moral yang ingin Ace ikuti. Tangan dan kakinya panas dingin. Ace membayangkan, bila mengiyakan Mike, kucing itu pasti memerkosanya sekali lagi. ―Sudah cukup, Mike. Aku bisa cari

kerjaan lain.‖

―Yakin?‖

Lagipula siapa yang membuatku seperti ini?

―Aku lapar. Aku hanya ingin makan dan tidur,‖ kata Ace mengalihkan diri. Meski tertatih, dia lega akhirnya bisa duduk di ranjang itu. ―Jika di sini ... tolong jangan ajak aku bicara.‖ Tak disangka, Mike sungguhan diam.

Eh?

Ace pun sempat menoleh ke belakang untuk memastikan. Ternyata kucing itu sudah memejamkan kedua mata kuningnya. Antara lega dan tidak, Ace pun berganti pakaian yang sudah disiapkan si iblis di sebelahnya.

***

―Menerimamu tidak ada dalam daftar rencanaku, tapi kau terlanjur datang. Maka harus bagaimana aku jika tidak bisa memikirkannya?‖

[Ace Brandon ]

Jika boleh jujur, kesan Ace pada Mike awalnya sangat baik. Sebab meski kalimat yang keluar dari mulut Mike kasar, Ace tahu iblis itu tak bermaksud jahat. Ace bahkan sulit percaya meski iblis itu mengaku bersifat dasar munafik. Sebab mata tetaplah jendela hati. Dia bisa melihat kedalaman hati Mike sejak awal mereka bertemu.

"Dia bilang berpenampilan Asia karena ingin aku nyaman.

Jadi, kenapa waktu itu memakai cravat ala bangsawan kuno?" pikir Ace.

Di lain waktu, foto keluarga Mike juga terlihat biasa. Sang iblis beserta saudaranya menggunakan wajah lain. Lebih tepatnya khas Romawi Kuno. Mungkin dia memiliki darah campuran. Sebab jubah itu pernah Ace lihat dalam ensiklopedi bangsawan Perancis, tetapi Mike mengenakan pin mewah ala dominus juga.

Ace bukan lulusan prodi sejarah. Namun, dia cukup tahu bahwa posisi dominus setara dengan senator atau kanselir di kerajaan. Meski sengaja mengabaikan, entah kenapa Ace merasa bersalah. Mike sangat memperhatikannya, tetapi hal itu tidak berbalas. Dia bahkan tahu dimana Ace akan bekerja, padahal mereka tak pernah membahasnya.

Siapa namamu sebenarnya? Selain Mike, mungkin? Wujud aslimu seperti apa? Dan sisi mana yang membuatmu tertarik padaku?

Pertanyaan-pertanyaan itu mendistraksi pikiran Ace seharian. Dia mungkin memungkiri, tetapi kapan pun Mike terlihat, pusat dunia pasti kembali padanya.

Drake, kau yakin keputusanmu soal kontrak sudah tepat?

Siang itu, Ace bangun dan meninggalkan Mike di atas bantalnya. Kucing hitam itu masih pulas, tetapi telinganya sempat bergerak saat dirinya beranjak pergi. Ace yakin Mike tak benar-benar tertidur. Dia mungkin sengaja bersikap lengah, padahal tidak samasekali. Lagipula, iblis mana yang butuh istirahat? Ace pun menyela kebosanannya dengan berkeliling rumah, juga interiornya yang unik. Ah, merutuki nasib memang menyenangkan kadangkala. Sayang, Ace sangat lelah sekarang. Rekreasi kecil untuk mengenal lebih jauh soal Mike rasanya tidak buruk juga.

―Ini pasti dia dan si adik lagi.‖ Ace pun berhenti di depan sebuah lukisan besar. Lebarnya sekitar sepapan tulis, dipajang di sisi akuarium, dan diapit 4 patung Dewi Aphrodite. Di sana, Mike tampak lebih dewasa. Dia mengenakan tunik panjang. Begitu pun gadis kecil yang digandengnya di sebelah. Mereka sama-sama mengenakan tiara daun emas, tersenyum lebar, dan mengelus kepala seekor singa.