Chereads / Our Dream [Indo Ver] / Chapter 29 - BOOK 1 CHAPTER 29

Chapter 29 - BOOK 1 CHAPTER 29

―Tunggu, maksudmu ini?‖ Kecemasan mendadak membuat

Ace refleks meremas tangannya sendiri. ―Tentu saja tidak. Ini kan tanda lamaran Drake untukku.‖

Dengusan tajam langsung keluar dari bibir Mike. ―Dia sudah mati. Jadi tidak mungkin selamanya.‖

Ace pun refleks ingin memaki-maki. ―K-Kau ....‖ ―Tapi kalian beruntung bisa bermimpi menikah di tempat itu,‖ kata Mike tiba-tiba. Tatapannya menerawang, bahkan menembus keramaian manusia yang tersebar di halaman luas katedral. ―Sementara aku takkan merasakan sensasinya. Ha ha. Iblis mana yang menikah? Kami hanya tahu berkawin dengan pasangan di sana-sini.‖

Ace pun terperangah. ―Benarkah?‖

―Tentu saja. Bahkan dalam dongeng teromantis kisah iblis dan manusia.‖ Mike menoleh padanya. Lalu fokus hanya mengarah ke leher Ace yang bertanda. ―Mereka hanya terikat kontrak seperti yang kau miliki. Lalu menandai ratusan tempat dengan bercinta dan menyebar air mani.‖ DEG.

Seperti baru digigit serangga, Ace langsung menepuk tanda di lehernya yang terasa panas lagi.

PLAKH!

―Kenapa?‖

―Aku sungguh tidak paham,‖ kata Ace panik. ―Kemarin kau bilang hanya membuat kontrak lain denganku. Maksudku, ini kontrak untuk mengawasiku saja, kan? Tapi kenapa—―

―Suka atau tidak suka. Memilikinya berarti kau sudah jadi istri sah-ku.‖

Sekujur tubuh Ace seketika membatu. Lelaki itu nyaris menjatuhkan ransel berisi abu Drake, jika Mike tidak menangkapnya. Iblis itu tidak berdecih seperti dulu. Juga tidak memaki. Justru menggenggam jemari Ace dengan lembut.

―Sengaja telat kujelaskan. Karena kau pasti benci jika langsung mendengarnya.‖

Di tengah lalu lalang orang-orang, Ace merasa kehilangan nyawa sepersekon detik.

Menikah? Siapa? Dia? Dengan iblis ini?

―Lepas.‖

Mike membiarkannya melawan, bahkan menatap sengit ―Tunggu, aku benar-benar butuh waktu,‖ kata Ace. Dia lalu merebut ransel dari Mike dan memeluknya erat-erat. Lelaki itu nyaris saja lari, tetapi urung. Hanya dengan menatap matanya, Ace tahu Mike tak lagi cemas apa pun yang dia perbuat. ―Maaf, aku tak pernah berpikir sampai ke sini, Mike—―

Orang-orang sekitar sempat melirik saat Ace terjongkok duduk. Dunia serasa berputar kencang. Dan Ace membayangkan ini bukan kenyataan hingga Mike berjalan mendekat. ―Apa kau sebegitunya membenciku?‖ tanyanya. Tahu-tahu kedua kaki iblis itu sudah menjulang di hadapannya.

"Iya, tentu saja! Mana mungkin aku tidak membencimu?" batin Ace.

Namun, Ace juga tak bisa marah terlalu parah. Meski caracaranya termasuk ekstrim, Mike tetap menyelamatkan sebagian besar kehidupannya. Oh, satu lagi. Ace memang sempat salah paham, tetapi perilaku kelewatan Mike pasti bukan disengaja. Lagipula, bukankah Jeon bilang dia dulu seorang panglima perang? Sangat maklum bila tempramen tegas dan kerasnya terbawa sampai sekarang.

―Ace, cepat jawab pertanyaanku.‖

Ace memandang paving di bawah kakinya. Lelaki itu memeluk ransel semakin erat, seolah Drake masih ada untuk memberinya kekuatan.

―Kau pernah menyela pertanyaanku,‖ gumam Ace takuttakut. Suaranya nyaris tak terdengar, tetapi lelaki itu mampu membalas tatapan Mike. ―Jadi, kenapa aku tidak boleh melakukan hal yang sama?‖

―Apa?‖

―Aku tidak mau membahasanya, Mike. Bisa kita lupakan hal ini?‖

Mike langsung mengepalkan tangan.

"Gawat. Dia marah. Dia sangat-sangat marah," batin Ace begitu mengetahuinya. Dia pun memejamkan mata, dan pasrah seandainya akan dipukul.Toh lebih baik mati cepat untuk menyusul

devil-bride

Drake. Ha ha. Ide ini bagus juga. Bila tak boleh menyakiti diri sendiri, maka disiksa Mike adalah jalan yang sangat menggiurkan.

―Sekarang cepatlah berdiri,‖ kata Mike tiba-tiba. Iblis itu malah ikut jongkok saat Ace membuka mata. ―Orang-orang penasaran apa yang kau lakukan, oke? Jangan terlihat tak bermoral di depan mereka.‖