"Aku tahu, aku tahu." Mike mengibaskan tangan jengah.
"Kau pikir sudah berapa kali aku membacakannya?"
"He he."
"Sekarang tidur. Phi matikan lampunya."
"Iyah!"
Mike ingat dia selalu mengecup kening Rosie setelah menyelimuti. Dengan segenap perasaan, dia tetap menyimpan buku dongeng favorit sang adik, meski harus-terpaksa-membacakannya lagi besok malam.
Di hari kematian Rosie, Mike sempat ingin meminta tetua iblis melemparkan buku itu sekalian ke neraka. Sayang, Mike urung melakukannya karena ingin keberadaan gadis kecil itu tetap nyata. Maka di sinilah Mike sedang mengenang. Dia usap sampul tebal buku tersebut, lalu meniti tiap liuk ukiran keemasan yang mulai memudar. (*)
(*) Pertumbuhan iblis: pertumbuhan mereka dibagi menjadi beberapa fase. Pada usia 50-100 tahun, mereka masih termasuk kecil seperti Rosie. Makanya, Mike menyebutnya
"Bocah", meskipun badan manusia sudah seperti wanita dewasa. Pada usia 100-150 tahun, mereka beranjak remaja.
Pada usia 150-200 tahun ke atas, mereka sudah dewasa. Usia iblis tidak terbatas. Mereka mati ketika kalah dalam pertarungan atau gagal dalam proses memakan ruh manusia.
Mike tidak yakin Rosie mendapatkan buku dongeng ini darimana. Yang pasti, sebenarnya kisah di dalam klise baginya.
―Bodoh,‖ dengus Mike jengkel.
Bagaimana bisa manusia bersedia memiliki bound dengan iblis seperti si tokoh utama? Bukankah ikatan jiwa diantara mereka hanya akan menyakitkan? Toh perasaan itu takkan bisa sungguhan menyatu. (*)
(*) Bound: istilah kontrak perkawinan antara iblis dan pasangannya. Bentuknya mirip simbol romawi kuno. Letaknya di rahang bawah tiap pasangan.
(*) Ikatan jiwa: disebut begitu karena bound hanya
sebatas penyatuan dua nama di hadapan raja iblis. Simbol ada, berarti mereka pasangan. Jadi, tidak ada resepsk pernikahan resmi seperti manusia. Memiliki bound berarti sudah menjadi suami-istri.
Maksud Mike, iblis bisa hidup ribuan tahun selama berhasil memakan roh yang tepat. Manusia? Tidak. Karena itulah Mike berpikir kemungkinan iblis dalam dongeng ini masih ada di duniakalau pun memang kisahnya ternyata fakta.
―Mike.‖
Mike pun berbalik karena suara familiar itu. Dia tak menyangka Ace akan datang padanya secepat ini, apalagi setelah yang dilakukannya tadi siang. Namun, Ace tidak menatapnya dengan tatapan benci, meski Mike tahu dia segan masuk ke perpustakaan.
―Apa.‖
―Bisa kita bicara sebentar?‖ Ace tampak lebih baik dengan kondisinya sekarang. Lelaki itu bahkan berkilau daripada biasanya. Entah kenapa. Mike harusnya bertanya kepada Jeon efek iblis yang menyentuh tubuh manusia.
―Soal apa.‖
―Tadi—―
―Kalau tentang tadi siang, aku rasa tidak perlu.‖ Mike mengembalikan buku dongeng itu ke rak. Dia pura-pura tidak tahu telinga Ace memerah waktu itu. ―Bagaimana pun aku melakukannya bukan karena ingin. Kau juga tidak suka kusentuh. Jadi, lupakan. Toh aku bersamamu juga karena misi.‖
―Sebenarnya, iya. Tapi bukan itu topik utama yang ingin kubahas.‖ Ace tetap mendekat. Mike pun bergeming. Dia membiarkan lelaki itu di sisinya, meski tidak ingin memilih buku.
―Katakan.‖
―Ini soal abu kremasi milik Drake,‖ kata Ace pelan. ―Boleh aku meletakannya di rumah ini? Atau kalau keberatan, setidaknya biarkan gucinya kukuburkan di bagian taman.‖
―Tidak.‖
Mike sebenarnya tidak keberatan, tetapi dia hanya ingin melihat reaksi Ace.
―Oh, maaf.‖ Lelaki itu justru tersenyum manis. Dia tampak segan, mengusap tengkuk, lalu memandangnya sekilas. ―Tidak kusangka itu akan mengganggumu. Kalau begitu, baiklah. Tidak apa-apa. Hanya saja, aku mau beritahu sesuatu lagi ....‖
―....‖
―Umn, besok aku memutuskan untuk pulang ke Thailand.‖
DEG
Apa katanya?
―....‖
―Ke Huahin. Dan rumah di Milan akan kujual lagi,‖ kata Ace. Entah apa yang dipikirkan lelaki itu, Mike tidak bisa menebaknya. ―Jangan khawatir soal kontrakmu, Mike. Aku jamin kau akan baik-baik saja selama 10 tahun.‖
Kenapa tiba-tiba sekali ...