"Ini semakin seru." Shiro tersenyum, Memasang posisi tempurnya yang khas.
"Akhirnya kau serius juga, Sang reinkarnasi pahlawan."
"Ya, Kali ini, akan ku tunjukkan kekuatan Sang Serigala Perak padamu, Reliza!" Shiro melesat dengan dorongan kuat.
"Menyedihkan."
TRANG!!
Dinding sihir terbentuk untuk ke sekian kali nya,
"Kau sudah membuatku kesal, Shiro."
"Pertama, kau halangi aku untuk membunuh pembunuh itu."
"Kedua, teman mu membunuh peliharaanku."
"Ketiga, Kau memakai kekuatan dewi kegelapan untuk mengalahkanku."
Setiap angka yang reliza sebutkan, disaat itu pula dinding sihir menebal.
"Tentu, Karena jika tanpa kekuatan itu, diriku, takkan pernah bisa berpecah seperti ini." Shiro tiba tiba menghilang dari hadapan reliza.
Namun tiba tiba...
SKILL COMBINATION: TRIPLE SLASH
Tiba tiba 3 shiro muncul dan menebas Reliza dari arah yang bersamaan.
Hening...
Kloning shiro menghilang, dan hanya menyisakan shiro yang asli.
"Aku takkan membunuhmu, Reliza. Namun, sang dewi kearifan akan menghukummu, Hukuman yang setimpal dengan kelakuanmu itu." Shiro melirik reliza yang berada di belakangnya dengan tajam.
"Habisi... aku... sekarang..." Reliza memegangi luka sayatan yang ia terima.
"Asal kau tau saja, Semua luka itu hanya sebuah ilusi belaka, Tapi, Jika kau mencoba menyakiti Fumi lagi, Ku pastikan, kau akan mendapatkan luka sungguhan yang lebih menyakitkan dari itu, setelah itu, aku akan menaburkan garam di atas luka fatalmu itu, kau tau betapa menyakitkannya itu?" Shiro memegangj dagu reliza.
Mata merah reliza nampak berkaca kaca.
Takut, Cemas, Gelisah, serta rasa sakit palsu yang ia rasakan.
"Shiro." Dewi pino dan Seele berlari ke arah shiro. (Seele terbang menggunakan sayapnya.)
"Maafkan aku, aku hanya bisa menonton dari kejauhan, dewi macam apa aku ini."
"Tak apa, dewi, Jika kau menyampuri urusan kami, sudah dipastikan kau akan terluka, lalu, nona seele, terimakasih karena sudah tepat waktu menolongku."
"Hm, Shiro, Terima ini, Kau bisa memanggilku kapanpun kau mau, Ne, Jika kau kelelahan, Aku bersedia menghiburmu dengan tubuhku." Seele mengedipkan sebelah mata nya.
"C-Cewek sangean!" Shiro melompat.
"Tapi, Aku terima ini, aku akan memanggilmu jika aku benar benar butuh." Shiro menerima tali berwarna merah, kemudian ia mengikatkan tali itu ke dahi nya.
"Padahal aku menggunakan tali itu untuk ikat pinggang, haha."
"Nona seele, bagaimana keadaan mereka?" Shiro menanyakan keadaan teman teman lama nya, terutama adiknya.
"Saat ini, mereka sudah menjadi penduduk noiverre, Bersama dengan ibu, bahkan, aku juga sering mengunjungi mereka." Seele tersenyum.
"Begitu, Syukurlah."
"Ah, Satu lagi, Pesan dari adikmu, Jangan terlalu banyak minum kopi."
"Maika, Kau masih saja belum berubah, ya." Shiro tersenyum.
>Sofya
>Kuil Dewi Pino
>Kamar
"Kau oke?" Shiro meletakkan segelas air putih di meja samping ranjang fumika.
"Shiro sama, mengapa anda masih saja membela saya, Padahal, masa lalu saya sangat mengerikan." Fumi meremas selimut yang menyelimuti paha nya. (Posisi fumika terduduk menyandar.)
"Itu hanyalah masa lalu, biarkan masalalu kelam pergi, sambutlah masa depan yang indah." Shiro mengelus pelan pucuk kepala Fumika.
"Anda benar benar baik."
"A-ah, ayahmu? Aku tak melihat ayahmu, Apa dia tidak menjengukmu?" Shiro mengalihkan topik.
"Ayah saya datang saat shiro sama berpindah tempat, namun, ayah bilang, ia harus segera menjaga toko, karena itu dia. tidak ada sekarang." Fumika tersenyum.
"Begitu, ya, ah, hampir lupa, ini." Shiro menyerahkan tas berisi uang.
"Ini adalah bayaranmu minggu ini."
"T-tapi, tapi saya tidak bekerja apa apa, shiro sama."
"imbalan tetaplah imbalan,Terima saja, Karena kau sudah jadi gadis yang baik, Yosh, Aku akan ke penjara bawah tahan sofya dulu." Shiro berdiri.
"Saya ikut!" Fumika mencoba bangun dari tempat tidurnya, walaupun kondisinya masih lemah.
"Kondisi mu masih kurang bagus, fumi, Kau istirahatlah dulu." Shiro menahan Fumika.
"t-tapi... tapi saya adalah pelayan pribadi shiro sama, saya harus menemani anda!"
"Dalam kondisi seperti ini, aku takkan mau memaksa mu untuk menemaniku, pulih lah, dan temani aku lagi, oke?"
Ctak
Shiro menyentil poni rapi fumika.
"Aw! B-baiklah.." Pada akhirnya fumika menyerah.
"Gadis baik." Shiro beranjak, memegang gagang pintu dan membuka nya.
>Penjara bawah tanah
"Reliza." Shiro berdiri di depan sel.
"Ada apa, kau pasti datang untuk mengejekku, kan?"
"Tidak, Aku hanya ingin mengatakan kalau dewi pino meringankan hukumanmu, Hukuman 5 tahun penjara menjadi 1 tahun saja, berterimakasihlah pada dewi." Shiro berjalan meninggalkan reliza.
"Apa.. maksudnya.."
>Tanah pembangunan
Projek memperluas kota sofya yang belum selesai karena gangguan beberapa monster liar. Namun, beberapa diantara monster itu ada yang berhasil dijinakkan oleh para pegawai.
Shiro berjalan mendekati sebuah bangunan yang belum selesai. Para pegawai menundukkan badan sebagai tanda hormat pada shiro sang pahlawan.
Namun...
"Shiro-san." Suara wanita.
"Elf technisia, ada apa?" Shiro bertanya. "Nama mu Mondan, saat ini, teman regu ku tidak terlihat selama berhari hari, sebelum itu, bisakah kamu carikan dia untukku?" Mondan tiba tiba meminta tolong pada shiro, padahal mereka baru bertemu.
"Siapa nama temanmu itu?"
"York, Terakhir kali terlihat,dia berada di klapse kumuh, tepatnya sebelah einklang."
"Baiklah, namun, aku akan mencarikan temanmu dalam 2 hari, aku tak bisa pergi sendirian."
2 hari lagi adalah hari kesembuhan total Fumika.
Dan...
2 Hari kemudian...
Shiro dan Fumika sedang bersiap di mansion, Kali ini fumika membawa sebuah tombak sebagai senjata untuk melindungi diri.
Tak lupa dengan seragam pelayan yang selalu ia kenakan.
Shiro mengikatkan tali merah pemberian seele di dahi nya. "Yosh, Fumi, kau siap?"
"Ha'i."
Berjalan bersama menuju klapse kumuh yang membutuhkan waktu 1 hari dengan berjalan kaki.
>Padang darkanon
SRING!!!
Fumika menebas monster rocksaur dengan tombaknya. "Monsternya aneh aneh ya." Fumika membuka topik."Ini masih belum apa apa, Nanti kau akan bertemu dengan hantu di calle mort." Jelas shiro.
"Calle mort? Mengapa kita harus ke sana?"
"Einklang berada di sebelah calle mort, jadi tak ada jalan lain."
"Kalau begitu, Kita akan bersinggah di El Scaro, ya?" Tanya fumika.
"Yup, kita akan menyewa 1 kamar."
"A-?! m-maksudku... y-ya... begitu.. begitulah.." Fumika terlihat gelagapan, wajahnya memerah padam.
"Apa? tenang saja, aku takkan berbuat hal yang tak senonoh padamu, aku bukan bajingan yang cuma menginginkan tubuh seorang wanita cantik." Shiro dengan polosnya mengatakan hal itu.
Raut wajah fumika menjadi terlihat kesal.
>Teras kerikil
SKILL: FUMA
SRRNG
SRNG
TRANG
Monster yang menghadang shiro dan fumika langsung lenyap menjadi butiran mana.
Tiba lah saatnya,
Seorang pria dengan jaket hijau menghadang shiro dan fumika.
"Siapa kau?"
CRRTRRZzzz
Pria elf itu mengeluarkan bola sihir hitam.
"Sial."
TRRZZZ
Namun untungnya shiro berhasil memantulkan sihir itu dengan pedangnya.
"Baru kali ini aku melihat kaum elf menyerang kaum lain, Siapa kau?!"
Bersambung