pembuangan peligro, tempat pembuangan sampah, terdapat banyak monster yang tercipta dari sampah di sana.
Tentu saja pelaku pembuangan sampah itu adalah kaum lyark dari ultimea. "Shiro, Lebih baik, Jangan pergi ke tempat itu, terlalu berbahaya!" Seele memperingatkan.
"York, aku harus menyadarkan dia dan membawanya kembali ke kaum technisia faksi fax." Shiro berjalan dengan kedua pedang bercahayanya di kedua tangannya.
"Hei! Tunggu dulu! Kau ingin meninggalkan gadis yang selalu menemani mu ini?!"
"Fumi.. Aku baru ingat, Sialan, Nona seele, Kau tunggu di sini bersama Fumi, aku akan pergi." Shiro membagi tugas.
"Aku tak bisa melakukan itu, aku harus segera kembali ke kuil ibuku untuk memulihkan kekuatanku, jika tidak, aku akan mati terkikis." Jelas Seele.
"Tcih, lalu bagaimana ini?? AAARRHH!!"
"Kenapa kau selalu ambil pusing sendiri? Bukannya ini bukan masalahmu saja? Jangan serakah, Beristirahatlah dulu, jika kau langsung pergi dengan kondisi menyedihkan mu itu, diri mu yang di masa lalu akan kecewa." Perlahan tubuh Seele memudar dan menghilang.
"Beristirahat..."
"Shiro sama " Suara pelan fumika hampir tak terdengar oleh shiro.
"Fumi, kau sudah baikan?"
"ah.. maaf.. saya hanya menghambat, sebaiknya, anda tinggalkan saya saja." Mata fumika berkaca kaca, Mengganggu aktivitas tuannya karena ia lemah.
"Gak, Jika aku meninggalkanmu di sini, itu berarti aku membiarkanmu tidur dengan tikus got yang bau itu, lagi pula aku ingin beristirahat sejenak." Shiro duduk di samping Fumika.
Hening
'Ini saatnya.' Batin shiro.
"Fumi."
"ya?" Fumika melirik ke arah shiro.
'cup'
Bibir mereka tiba tiba bertemu satu sama lain. Fumika tersentak, itu ciuman pertama nya, Perasaannya bercampur aduk.
Wajahnya memerah, menutup mata, menikmati permainan bibir shiro.
'Aku... Aku tak tau harus berbuat apa..' batin fumi.
'Fumi, saat itu, kau pernah bilang kan, kau ingin menjadi istri ku di masa depan, akan ku kabulkan, sementara itu, jadilah alasanku untuk mengayunkan pedang.'
Mereka berdua menyudahi ciuman yang berlangsung lama itu, mengambil nafas.
"shiro... sama.." Ia menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya yang memerah. "Saat itu, kau bilang ingin menjadi istri ku kan?" Shiro berdiri, di susul oleh fumika.
"Umh."
"Baiklah, Ku kabulkan keinginanmu, Suatu saat nanti, kau akan benar benar mejadi istri ku." Shiro mengambil sesuatu dari tas kecilnya.
"Sebelum itu, aku ingin bertanya padamu, Maukah kau.."
Shiro membuka sebuah kotak merah.
"Menjadi istriku, suatu saat nanti?"
"Eh... eh..." Kaget bukan main, Mata nya berkaca kaca.
"Y-Ya.."
Namun...
"Fumi, bangun, kita harus segera melanjutkan perjalanan." Suara shiro.
"Fumika.." Shiro menggoyang goyangkan tubuh fumika yang tertidur di pangkuannya.
Perlahan fumika membuka kelopak mata nya.
"shiro sama..."
"EH?! S-SHIRO SAMA?!" Wajah fumika memerah. "Kau kenapa? mabuk?"
"M-mana cincin nya?"
"C-cewek nafsuan! Mana mungkin aku memberikan 'cincin' pada mu sekarang!"
"A-?! B-bukan itu!"
"K-kau pasti bermimpi kotor kan?"
"M-mimpi... Jangan jangan..."
Ah, tentu saja, itu hanyalah sebuah mimpi, mana mungkin shiro akan melamar fumika di tempat kumuh seperti ini.
>Laboratorium Brahe
"Apa?! Bagaimana... bagaimana bisa pasukan demi machina ku dibantai habis!?!"
"Ayah, bukan hanya itu, Gwaimol juga terluka cukup parah akibat serangan si serigala putih."
"Ap-?! Sia sia aku menciptakan peralatan tempur kalian, jika begini jadinya, Kaisar akan menghukum mati diriku!"
"Maafkan kami."
"Enyahlah."
Felien segera beranjak dari tempat itu, dalam hatinya ia berkata 'Orang tua sialan.'
>Istana Ultimea
"Hah, sudah ku duga. Saat ini, York sedang mencoba membunuhnya di pembuangan peligro, namun, jika ia gagal, akan ku habisi dia." Ujar venena.
>Pembuangan Peligro
"Tempat ini sangat mengerikan, Sampah sampah menggunung dimana mana." Ujar shiro.
"Lama sekali, akhirnya kalian datang juga." Suara york yang datang entah darimana.
"Tunjukkan dirimu, dan mari kita bertarung secara jantan!" Shiro menghunuskan pedang kembarnya.
"Secara jantan? Menurutmu, membawa seorang wanita bertarung, itu yang dinamakan 'Jantan?'"
"Tentu saja fumika takkan ikut."
"T-Tap-"
"Tidak apa apa, Aku akan baik baik saja, kau tunggu di sini." Lagi lagi shiro mengelus pelan rambut fumika.
SRING
Shiro kembali menghunuskan pedang kembarnya, "Mari."
CRRRTTZZZ
Tanpa basa basi, York langsung mengumpulkan energi sihir dan menembakkannya ke arah shiro.
STTT
Shiro berlari dengan mulus tanpa terkena 1 pun bola sihir.
TRANG
TRANG!!
Tangan york yang besar membuatnya sedikit susah bergerak dan menangkis serangan shiro.
"AYO AYO! HANYA SEGINI KEMAMPUANMU?!"
"Berisik!"
York menangkap shiro dan membantingkannya ke tanah dengan sangat keras.
BUAGH!
York kembali mengepalkan tangannya dan membantingkan tangannya ke arah shiro.
"Hup!" Shiro melompat.
"Ah, Sayang sekali, aku sudah sedikit lelah, hm, bagaimana kalau kita akhiri?" Shiro berjalan dengan santai.
"Jangan bercanda!"
SKILL: PHANTOM SLASH
Shiro berlari memotong tangan besar york, Tangan yang terbuat dari mesin itu hancur berkeping keping.
"Kalau sudah begini, kau takkan bisa melawan, KEMBALILAH!"
"JANGAN BECANDA!!"
JDAAR!!
Tempat itu meledak, puing puing bangunan dan sampah berhamburan kesana kemari.
"Sial, York!"
Batu besar berjatuhan. Membuat jalan shiro terhalangi.
"Sial! satu satunya jalan!"
CRTTTZZZ
York menembak batu itu dengan energi yang tersisa sambil duduk. "Cepatlah!"
"Kau! kau juga ikut tolol!"
"Hah... Pengkhianat pasti akan dikhianati, Sepertinya aku mendapat ganjaran atas kelakuanku, Pergilah!"
BUAGH!!
Batu besar menimpa york sampai sampai tubuhnya tak terlihat lagi.
"YOORK!!"
"shiro sama! Batu nya! tidak berhenti berjatuhan karena itu! kita harus lari!"
Fumika mmenunjuk gerbang sihir raksasa yang memuntahkan batu batuan.
"Sialan!"
"Masuklah!"
Seele tiba tiba keluar dari sebuah gerbang, tanpa basa basi, shiro langsung menarik fumika masuk ke dalamnya.
>Kuil dewi Specia
"Met datang di kuil atau bisa disebut reruntuhan kuil dewi specia." Seele tersenyum.
"Kuil dewi, jadi ini tempat suci yang diburu manusia." Shiro menyimpan pedangnya. "Yaah, walau begitu belum ada manusia selain si pahlawan dan kalian yang menginjakkan kaki di sini."
"Nona, terimakasih telah menyelamatkanku." Shiro membungkuk hormat. "Tidak papa, bahkan, kau sering menyelamatkanku dari bahaya, dan juga, kita sudah menjalin sebuah kontrak, bukan?"
"Shiro sama, Bagaimana agar kita bisa keluar dari sini?"
"Tenang saja, Nanti akan kubuatkan sebuah gerbang untuk menuju kota sofya, namun, saat ini ibuku ingin bertemu dengan kalian."
Setelah mengatakan itu, Sosok dewi specia datang dari dalam kuil, padahal harusnya ia sudah menjadi penduduk noiverrem
"Selamat datang, manusia mulia."