"telat."
CLEB!!
Tiba tiba seele menusuk jantung shiro dengan tangannya sendiri.
Darah bercipratan, tatapan shiro menjadi kosong.
"K-Kau bercanda.."
"AAERHH.... S-Shiro..Sudah..kubilang...kan? Hiks...AHAHAHAHA!!!"
Saat tangan seele menusuk jantung shiro, tiba tiba ingatan ratusan tahun yang lalu terlintas dibenak shiro, ya, itu adalah kenangan seele bersama si pahlawan beberapa hari setelah ia diselamatkan.
"Tuan pahlawan, kamu datang lagi!"
"Sudahlah, panggil aku hikaru."
Seele yang masih kecil dan polos sangat ceria, ya memang seele yang sekarang sama ceria sih.
"Seele, aku ingin bermalam di sini, aku sedang memiliki masalah." Hikaru atau si pahlawan itu duduk di samping seele, ya, mereka berada di kuil specia.
"Tentu, hikaru juga boleh menceritakan masalah hikaru kepada seele kok."
Hubungan persahabatan mereka sangat baik, seele, yang usianya baru beberapa tahun itu sudah memiliki sifat yang sangat dewasa.
"Penyakit misterius menimpa hikaru? Hikaru, kamu bahkan tidak mengetahui nya?" Seele meletakkan telapak tangannya di dada shiro
"Apa itu?"
"Yang hikaru derita ini bukanlah penyakit atau apalah itu, melainkan ini hanyalah penumpukan mana, hikaru hanya perlu mengeluarkan mana dalam jumlah besar." Jelas seele.
"Bagaimana caranya?"
"Hikaru tidak bisa menggunakan sihir?"
"Ya, begitulah."
"Sudah seele duga."
Seele yang tubuhnya jauh lebih kecil dari hikaru naik ke pangkuannya.
Perlahan seele menepelkan bibir kecilnya pada bibir hikaru.
Tentu saja Hikaru sangat kaget, Seele adalah anak kecil tau!
Seele memasukan lidahnya pada rongga mulut hikaru, mengabsen gigi rapi satu per satu.
Dan mereka melakukan aktivitas itu selama lebih dari 5 menit.
"Kau, apa yang kau lakukan?"
"Hah? kenapa? Seele hanya membantu hikaru dengan menyedot mana hikaru secara langsung."
"Tapi, tapi itu.. kau menciumku tau!"
"Mencium? mencium itu harusnya di pipi kan."
"Aah.. terserah deh, tapi, tubuhku terasa jauh lebih baik, terimakasih, seele." Hikaru mengelus kepala seele.
Kembali ke masa sekarang
"Shiro... melihatnya?"
"Nona.."
"Tujuan hidup seele adalah bertemu dengan hikaru sekali lagi, dan saat ini, nama hikaru sudah berubah mejadi shiro, shiro, shiro adalah orang yang seele tunggu tunggu selama ini.. makanya... bunuh seele.. seele tidak ingin membunuh shiro..." Senyuman menyedihkan ditunjukkan seele.
"Kau.. Rasa sakit akibat tusukanmu menghilang."
"Saat ini, seele memaksa, seele mencoba untuk mengendalikan diri, tapi, tak lama lagi seele akan kehilangan kontrol lagi."
Luka shiro sepenuhnya beregenerasi.
"Nona, aku... aku tak ingin membunuhmu."
"Bunuh seele, kalau memang seele ditakdirkan untuk mati ditangan orang yang seele cintai, itu tidak apa apa."
Merentangkan kedua tangan, memenjamkan kedua mata nya dengan ekspresi tenang, seolah olah, seele sudah siap untuk menerima serangan.
"Aku tak bisa, AKU TAK BISA!!" Shiro melemparkan pedangnya.
>Tempat fumika
"MATILAH!!"
Seele melemparkan anak panah cahaya yang ia keluarkan dari gerbang sihir.
"Sudah saatnya untuk fumi mengakhiri ini!"
SKILL: RANTAI CAHAYA!!
Rantai cahaya, ya, benda itu mengekang coenubia.
"Kamu sudah salah karena menjadi lawan fumi, Kamu tercipta dari kegelapan, sedangkan fumi adslah dewi cahaya."
"AAARHHGGG!!!"
SKILL: CAHAYA PENUMPAS
Sebuah kotak cahaya tiba tiba menutupi tubuh coenubia, seketika itu, tubuhnya menghilang dimakan cahaya.
"Hah, tanpa menguras tenaga, nah, sekarang, fumi harus mengejar shiro sama."
STT
Fumika berubah menjadi butiran cahaya dan berpindah ke kuil
Terlihat seele yang sedang menahan tubuhnya agar tidak menyerang shiro.
Sedangkan shiro sedang bersiap untuk membunuh seele.
"Shiro sama, eh? aura ini, Kekuatan malaikat yang sudah berada di luar batas, jika tidak disegel, dia bisa menghancurkan semuanya."
"Maafkan aku.. nona."
SSSTTT
TRANG!!
fumika menahan serangan shiro dengan dinding cahaya.
"Tunggu, kita masih bisa menyelamatkannya."
"CEPATLAH BUNUH SEELE!!!"
SKILL: SEGEL
di punggung seele, muncul pola berbentuk seekor burung. Seketika itu kondisi seele membaik.
Bruk
seele terjatuh lemas karena kehilangan seluruh mana nya.
"Fumi-chan.... Kalau begini jadinya... Seele... akan mati tersiksa..."
Tubuhnya memucat.
"Fumi, kali ini apa?"
"Fumi mencoba menyelamatkannya dengan menghilangkan seluruh mana nya, namun, fumi baru ingat, kalau nona seele kehilangan mana, dia aksn tetap meninggal."
"Kau bercanda... aku tak ingin lagi... aku tak ingin lagi kehilangan orang yang ku sayangi!"
Shuro berlsri kecil mendekati seele yang terduduk lemas.
"Shi..ro.."
"Nona, aku akan menyalurkan mana padamu, jangan bergerak dulu." Shiro duduk tegak.
"nggghh... Shiro, Apapun yang kau lakukan, itu takkan ada guna nya. mana shiro dan seele berbeda."
"Ap- jadi.. jadi aku harus bagaimana?!"
"Fumi-chan, kemarilah."
Tanpa banyak tanya, fumi langsung duduk di samping shiro.
"Kalian berdua sangat cocok, seele selalu memperhatikan kalian berdua, meski begitu, hati kecil seele terasa sangat sakit, seele menunggu kehadiran shiro selama hampir 700 tahun. namun, shiro malah mencintai wanita lain. tapi tapi, cinta tak bisa dipaksakan, seele tak bisa memaksa shiro untuk mencintai seele."
Seele menghela nafas dan terjatuh dipelukan shiro.
"nona?"
"Karena itu, seele ingin, fumi-chan mengizinkan seele untuk mencium shiro, setidaknha untuk terakhir kalinya."
Suara malaikat itu semakin tak terdengar.
"Nona seele... Fumi tak pernah melarangnya, nona seele, semoga nona berada di samping ibu mu di noiverre sana."
'ibu?'
batin shiro.
Tanpa basa basi, seele langsung menempelkan bibirnya di bibir shiro dengan air mata yang mengalir.
"Yosh, Ini saatnya untuk mencabut kekuatan berlebihan itu."
"Dewi specia?"
"Maaf aku terlambat, tapi, jika putri ku mati, siapa yang akan menjadi segel kehancuran?"
"Kau benar! jika nona seele tiada, dunia ini akan langsung hancur!"
"Kalian telat menyadarinya, putriku, ini bukan saatnya untuk mati bagimu, nah, shiro, kau ingin seele tetap hidup?" Specia mendekati shiro dan fumika.
"Tentu dewi, apapun caranya."
"Begitu, kalau begitu, Pergilah ke gunung dewa iblis, disana ada mana yang tersimpan didalam kuil dewa iblis."
"Tunggu dewi, kenapa mana itu bisa ada di sana?"
Tanya fumika.
"Dulu, waktu aku mencoba menyatukan para dewa yang memerangu satu sama lain, dewa iblis itu datang ke kuil ku dan mencuri botol berisi mana itu." Jelas specia.
>Shiro Point of View
Begitu ya, setauku, kekuatan dewi takkan berguna di tempat itu, itu berarti, fumika takkan bisa menggunakan kekuatan dewi nya.
Namun, fumi takkan sepenuhnya kehilamgan kekuatan itu.
tetap saja dia melemah.
Inilah awal dari sebuah akhir yang sesungguhnya.
Aku, Aku takkan melepaskan sesuatu yang berharga bagiku.
takkan lagi.
Takkan pernah lagi.
Akan ku bunuh yang menghalangiku, akan kuhabisi, meskipun, kepala ku yang harus terpisah dari tubuhku.
Bunuh, Habisi, cincang, dan nikmati peperangan ini.
Demi fumi, demi maika, demi touka-chan, demi ayato, demi nona seele, dan demi seluruh dunia ini.
Akan ku mulai dari sini.