Chapter 31 - Kenangan

2 Tahun berlalu

Tak banyak yang berubah, Hubungan Shiro dan Fumika menjadi sangat lebih baik, seperti sepasang kekasih yang harmonis.

Hari hari yang damai mereka lalui, para monster sudah menjadi jinak, namun, ketika manusia menyerang, mereka akan menyerang.

Musim semi, bunga bunga bermekaran, terlihat 2 anak manusia berjalan beriringan, pria dan wanita.

Ya, mereka adalah Nishikujou Shiro dan Fumika Sanada. Tuan dan pelayan. Berjalan bersama sambil sedikit bercanda, adalah hal yang menyenangkan. "...kalau begitu shiro sama yang kalah!"

"Haha, mana bisa, kau sendiri yang menjawab dewi grecia, padahal dewi kegelapan itu dunkelis."

"T-tapi fumi gak tau!"

2 tahun mereka lalui dengan bersenang senang.

Shiro sudah mengakui fumika, sama sama memiliki perasaan.

'Fumika, jadilah kekasihku!'

itulah yang ia katakan 6 bulan lalu.

Dan.. kau tau, saat itu fumika sangat senang, dia sangat salah tingkah, menangis sambil lompat lompat.

Fumika yang tenang mendadak hilang.

"Fumi, Kau masih ingat saat kita pertama kali bertemu?"

"Tentu saja, Walau saat itu saya sudah mengenal shiro sama karena anda sangat terkenal. Dan.. waktu itu saya hanyalah pelayan kedai biasa. Saya sangat senang."

Fumika tersenyum lebar sambil menutup mata nya.

Ditangannya ada keranjang kecil berisikan cemilan cemilan.

Musim semi, adalah musim yang cocok untuk piknik kecil kecilan di taman, bukan begitu?

Tidak hanya mereka berdua di taman itu, banyak sepasang kekasih bahkan suami istri yang memiliki anak di sana.

Semua nya bercanda ria, senyum, shiro ingin mempertahankan semua itu.

"Aku.. suka kedamaian ini, ku harap ini akan selalu terjadi." Shiro tersenyum menatap anak anak yang sedang bermain lempar bola.

"Saya juga sangat suka suasana ini."

Berjalan ke lahan kosong, memasang tikar di rerumputan dan duduk di atas tikar itu.

Suasana yang sangat indah.

Mereka berdua menikmati suasana itu sambil memakan cemilan, tanpa 1 kata pun keluar.

Namun, Fumika merasa jenuh karena tak ada dialog diantara mereka.

"Shiro sama, boleh kah saya bertanya?"

"Kenapa tidak? tanya apapun yang kau ingin ketahui, yang ku ketahui akan ku jawab."

"Kalau begitu... Mengenai teknik baru yang anda buat beberapa bulan lalu, apakah sudah selesai?"

"Skill Sihir panah kristal dewata, ya, sebenarnya sudah sangat sempurna, namun, skill itu membutuhkan mana tambahan." Ujar shiro.

"Mana tambahan?"

"Seperti aku yang memiliki kontrak dengan nona seele, setidaknya kau harus memiliki kontrak dengan makhluk spesial, jika tidak, kau akan mati kehabisan mana."

"Begitukah, huft, padahal saya sangat ingin menguasai skill itu."

"Ne.. shiro sama, bolehkah saya menceritakan sesuatu?"

"Tentu."

"Kalau begitu, Kejadian ini dimulai waktu usia saya masih 5 tahun."

Flashback

"OKAA-SAMA!!"

"Ara fumi, jangan lari lari di sana, nanti jatuh lho!"

Wanita berusia sekitar 30 tahunan dengan rambut berwarna lavender berjalan pelan menuju gadis kecil yang baru berusia 5 tahun itu.

"TANGKAP FUMI!!" Fumika kecil berlari dengan girangnya, Berlari dan bersembunyi dari 1 pohon ke pohon kecil yang ada di taman ultimea.

Namun, saat fumika kecil melirik ke belakang, ia melihat ibu nya tak berlari, melainkan berdiri sambil tersenyum kecil. "Hora!! Kaa sama kejar fumi!"

"Fumika, Kemarilah."

"Haa'i!"

Fumika dengan polosnya berlari kecil ke arah ibunya.

"HUP! Kau ditangkap!"

"HEEE?! Kaa sama curang! Harusnya kaa sama kejar fumi dulu!" Fumuka meronta ronta minta diturunkan saat ibu nya menggendong fumika seperti seorang bayi.

"Hee... Kau sendiri yang berlari kepadaku, dan kau ditangkap!" Ibu fumika tertawa kecil, sedangkan fumika memasang wajah kesal.

"Kaa sama, Fumi kemarin bersama papa pergi memancing, dan papa malah dapat ranting pohon."

"Haha, ayahmu memang tidak pernah beruntung ketika memancing."

"hah.. maaf mengganggu."

Tanpa mereka sadari, seorang pria berjas dokter dengan rambut hitam panjang berada di samping mereka.

'Sial, aku merasakan aura kejahatan.'

"Kau.. Ikutlah denganku." Tanpa basa basi, pria itu langsung menunjuk fumika.

"Apa maksudmu? Apa urusanmu dengan putriku?"

"aku membutuhkan anak itu untuk bahan uji coba eksperimen, jika aku berhasil, anak itu akan mendapatkan kelebihan!"

"Tidak, Terimakasih, Putriku tak membutuhkannya."

"Kalau begitu, akan ku ambil paksa."

Tiba tiba seorang ksatria hitam wanita berada di samping fumika.

"Sial, Fumika menjauhlah!"

SIHIR: TOMBAK ES

Ibu fumika melemparkan tombak ke arah ksatria hitam elit itu.

SIHIR: CROSSING DOOR

Tanpa basa basi, ibu fumika memindahkan fumika menjauh dengan skill khususnya, Membuat fumika terlempar ke dalam rumah mereka.

"Hah, tak ada pilihan lain, habisi wanita itu!"

"Baik, ayah!"

Sementara itu di rumah fumika.

"Gawat gawat gawat, kaa sama kaa sama!"

Fumika berlari ke luar rumah.

Terlihat zaldo, ayah fumika berjalan dengan peralatan pandai besi nya, saat ia melihat fumika yang berlari tergesa gesa, zaldo sedikit keheranan dan memanggil fumika.

"Kaa sama dalam bahaya!"

"Apa?!"

Zaldo tak mengerti maksud fumika, namun, ia memutuskan untuk berlari mengikuti satu satunya putri kecilnya.

Berlari cukup jauh, akhirnya, mereka sampai di taman setelah 15 menit berlari.

Hening

Tombak es menancap dimana mana.

"Ya tuhan, apa apaan ini.."

Fumika berjalan menuju tempat terakhir yang ia kunjungi, tak ada 1 makhluk hidup pun di sana.

Namun, saat melihat ke tiang kecil yang berada di pinggir kolam, air mata nya berjatuhan secara deras.

Langit ikut bersedih, ditandai dengan turunnya hujan.

"Kaa.. sama.."

Sosok ibunya menggantung di tiang dengan pedang menancap di jantungnya, mulutnya mengeluarkan darah, mata berwarna lime nya terbuka.

"Fumika, Dimana ib-"

Hujan turun semakin deras, air yang bercampur dengan darah.

"Kau bercanda... Kau bercanda..." Zaldo berjalan mendekati tubuh istrinya yang menggantung di tiang.

menurunkan tubuh istri nya.

Sedangkan fumika berlutut sambil menahan tangisannya, wajahnya memerah karena marah.

Dan, Di sanalah kepribadian fumika berubah.

>Flashback off

"Yah, itulah kisah saya."

"Tunggu fumika, bukannya ibu mu itu si penjaga kuil?"

"Ah ibu arone adalah ibu tiri ku, namun, beliau tetap meninggal gara gara minotaur." jelas fumika

"Begitukah, Fumika, apapun yang terjadi, aku tetap selalu mencintai mu." Shiro berbaring di paha fumika.

Rok maid fumika hanya sepaha, itu berarti, saat ini shiro berbaring di paha fumika yang tak terbalut selapis kain pun.

"Ha'i, saya juga, sangaaat mencintai shiro sama."

Shiro menutup mata nya, tak lama kemudian, fumika mendekatkan wajahnya ke wajah shiro, seakan ia paham apa yang diinginkan tuannya itu.

perlahan bibir mereka berdua saling bertemu.

Ini bukanlah ciuman pertama kali nya.

Shiro dan fumika sudah sering melakukan ini, hanya berciuman, tak lebih.

Di sela sela ciuman mereka berdua, air mata fumika menetes, rasa bahagia nya tak terbayangkan.

'Saat ini, rasanya, aku adalah wanita paling bahagia di dunia ini.'