Chereads / Reincarnation of The Silver Wolf : Kaishi / Chapter 39 - KEHIDUPAN BARU DI KOTA TERBENGKALAI

Chapter 39 - KEHIDUPAN BARU DI KOTA TERBENGKALAI

"hah...Hah...hah..." Shiro berlari mendekati seele yang terduduk lemas di pangkuan dewi Specia, Ini adalah hari terakhir, untung nya shiro masih sempat sampai tepat waktu. "Nona seele! Aku mendapatkannya!" Shiro memberikan botol mana itu pada seele, namun, tangannya sudah tak sanggup lagi bergerak, "Shiro, ada waktu 5 menit sebelumdia benar benar mati, dia sudah tak bisa bergerak, lantas, berikan dia cairan mana itu!" Dewi specia berkata dengan bibir bergetar. "Aku sudah mencoba nya, tapi kau tau, dia tidak bergerak sama sekali!"

"buat sebuah perantara."

"Eh? apa maksudmu?"

"Kau tau, perantara dari mulut ke mulut."

"Kau bercanda? Ini bukan saatnya untuk mesum tau!" Shiro tidak mau mencium seele untuk ke 2 kali nya. "Ini demi putri ku, Di dunia ini, aku sudah tak bisa menyentuh benda mati, karena itu hanya kamu harapanku!" Dewi specia menjelaskan. Tanpa pikir panjang shiro meminum namun tak menelan mana itu. Segera ia menempelkan bibirnyapada bibir seele, menyalurkan mana yang ada dalam mulutnya pada seele yang sudah tak berdaya itu. Seele sudah sepenuhnya meminum cairan mana itu, kulit pucatnya kembali seperti biasa, bahkan sebelumnya rambutnya memutih karena kehabisan mana kini kembali berwara hijau lime.

"Shiro..." Gumamnya. "aku di sini nona."

"dewi, untuk saat ini, aku akan pergi ke serambi dewi kearifan, aku ingin melihat tempat terakhir dewi pino." Ujar shiro. "ya, silakan."

Crossing door, karena tidak terlalu jauh, shiro dapat menggunakan crossing door.

>Serambi dewi kearifan

"dewi pino ya, makasih karena sudah banyak menolongku, dewi. Aku berhutang banyak padamu, aku tidak tau bagaimana cara membalas semua kebaikanmu itu, namun, aku berjanji, aku akan melindungi fumika dan warga sofya lainnya, Di kota baru, Kota rokoko, aku akan menjadi pemimipin mereka seperti yang kau inginkan waktu itu." Setelah berkata panjang lebar di hadapan makam dewi pino, shiro meletakkan setangkai bunga berwarna kuning. 'setelah berpamitan pada nona seele, aku akan segera pergi ke Rokoko dan memastikan kalau fumi benar benar tak terluka.' Batin shiro. "Crossing door dibuka, nona seele, aku pamit undur diri, beristiraharlah dan segera puluhkan dirimu." Shiro menunduk menandakan kesopanannya. "shiro mau ninggalin seele? tapi.. tsi bagaimana jika coenubia datang lagi dan membunuh seele?"

Shiro menggaruk tengkuk, Seel sudah 700 tahun tinggal sendirian di kuil, dia juga butuh kehidupan baru, Karena itu, Shiro berkata "Nona, apa kau mau ikut denganku ke rokoko? Jika kau tetap di sini, kau akan terus sendirian dalam ribuan tahun, namun, jika kamu menetap di kota manusia, kau takkan kesepian lagi."

"tapi, apakah kaa-sama mengizinkan seele?"

"kenapa tidak,Putri ku. kau juga membutuhkan kehidpan baru kan, aku tak bisa membiarkanmu sendirian terus menerus." dewi specia angkat suara, "Ah waktu ku sudah habis, sekarang, aku akan memindahkan kalian berdua ke kota baru, shiro ingatlah pesan dari masa depanmu, Jangan sampai kau menjadi sepertinya." Setelah mengatakan itu, specia memindahkan shiro dan seele ke kota rokoko.

>KOTA ROKOKO

Shiro dan seele berteleportasi ke depan sebuah rumah besar, terlihat banyak orang saling bergotong royong mebersihkan rumah rumah dan jalanan di kota tua itu, nah, yang ada di benaknya sekarang hanyalah, dimana fumika dan yang lainnya. "Shiro..." seele terjatuh di pangkuan shiro, tentu, ia belum pulih dari musibahnya itu. "Nona! tak usah memaksakan diri, Aku.. Rumah ini milik siapa? Sepertinya rumah ini paling besar di sini, Yah aku masuk saja dulu, kalau ada orangnya aku akan bilang kalau nona seele, putri dari dewi specia harus beristirahat sejenak."

Shiro segera membuka pintu, namun ia terkejut karena saat ia membuka pintu, ada sosok gadis dengan kantung plastik hitam besar di tangannya, "Maika? Syukurlah aku tak salah rumah."

"Shiro nii? Syukurlah.. fumi ada di dalam, dan... nona seele?" Maika menyentuh tangan seele yang ada di pangkuan shiro. "ya begitulah, mlai sekarang nona seele akan tinggal di rokoko atas izin dari dewi specia." Jelasnya. "Begitu, karena baru saja mendapatkan mana dalam jumlah besar, itu berarti tubuhnya sedang menyesuaikan diri ya, Shiro-nii, bawa dia masuk, maika mau buang sampah dulu."

"Baiklah."

>SHIRO POINT OF VIEW

aku segera masuk ke dalam rumah besar ini, yah, tak sebesar mansionku sih.. Tapi, tidak papa, aku bersyukur karena fumi dan yang lainnya selamat, Aku membaringakan nona seele di sofa, tentu saja aku melapisi sofa itu dengan kain, jika tidak, nona seele akan ikut berdebu. "Ara?! Shiro-sama?" Suara fumika mengagetkanku, aku meliriknya sambil tersenyum, ia ikut tersenyum dan berlari memelukku. "3 hari kita berpisah shiro sama.. mo! jangan tinggalkan lagi fumi!" Ujarnya, memang sih, ia sangat lengket denganku.

"Nona seele?" Tanya fumi. "Ah, aku membawa nya ke rumah ini karena ia belum mendapatkan rumah, intinya nona seele akan tinggal di rokoko bersama kita." Jelas ku, ah! baru ingat, aku harus menyampaikan pesan dari masa depanku pada fumi. "Fumi, aku ingin bicara sesuatu padamu, ikuti aku." Aku membawa nya keluar dari rumah, karena jika aku berbicara di dalam rumah, takutnya orang lain akan kaget karena aku mempercepat waktu pernikahanku.

>3RD POV

"Eh? Tahun depan, jika tidak, takdir buruk akan datang? Kalau begitu, fumi sangaaat setuju! Fumi ingin segera menggendong bayi!" Mata fumika benar benar bersinar kegirangan, Sepertinya ia memang benar benar ingin mempercepat pernikahan mereka berdua. "Syukurlah kau tak menolaknya, 1 tahun itu bukan waktu yang lama, karena itu kita harus segera menyiapkan segala kebutuhannya." Shiro mengelus kepala fumika. "h...Sh.. SHIRO-SAAMAA!!"

Shiro jadi kebingungan, fumika menangis keras dipelukannya, sebagai pria yang tak ingin menyakiti hati wanita, shiro segera mencium bibir kecil dan tipis Fumi. Mereka berdua menikmati sensasi berciuman yang menjadi kebiasaan mereka itu, Sampai pada akhirnya..

"Shiro-Nii! Berciumannya nanti malam! nona Seele memanggilmu lho!" Maika selalu mengganggu aktifitas Shiro dan Fumi, "Kya! M-m-m-m-Maika.. K-kamu seharusnya gak boleh ngintip, ya, gak boleh.." wajah Fumi memerah padam, "Ada apa dengan Nona Seele?"

"Katanya dia jenuh, karena itu ia ingin Shiro-Nii menemaninya."

"Huft, ganggu aja.. padahal aku tidak berciuman dengan Shiro sama selama 3 hari." Fumika melipat tangan di dada. "Sudahlah Fumi, nanti kita lanjutkan, lalu, ini kesempatan bagus untuk memberi tahu mereka akan pernikahan kita."

"Baaik Shiro sama, pernikahaan!!!" Fumika melompat girang, "Menikah? Onii-chan mau menikahi gadis 19 tahun?" Maika memiringkan kepala. "Aku akan menikahinya tahun depan, tepat pada hari ulang tahunku."

"Itu berarti, Maika akan punya keponakan? YATTA!!!" Maika ikut kegirangan.

>SHIRO POV

Inikah yang dinamakan akhir bahagia? pada akhirnya, aku bisa menyelamatkan orang-orang yang ku sayangi, Aku mendapatkan kembali adik kesayanganku, namun seketika itu aku sadar, ini bukanlah akhir dari perjuanganku, selama venena masih hidup dan selama kejahatan masih ada di dunia ini, aku masih belum berhak mengatakan ini akhir bahagia, meski aku sudah memiliki seorang anak ataupun cucu di masa depan, selama kejahatan masih ada, aku takkan pernah berhenti melangkah, lindungi yang harus dilindungi, bunuh yang harus dibunuh, itulah arti kehidupan di dunia yang sudah salah ini, aku masih belum mendapatkan happy end. Justru ini adalah awal dari Happy End yang ku inginkan.