>EINKLANG
Tim The Silver Wolf akhirnya sudah sampai di EinkLang.
"Setelah dari sini, kita akan menuju pembuangan peligro, Lembah dalam Syeka, Hutan Monster lalu sampailah di Ultimea, namun, ada rumor kalau di hutan monster ada monster dengan nama Lalvada hasil eksperimen gila si Brahe itu."
Shiro menunjukkan peta dan memberi tanda silang di lokasi Lalvada itu. "Baik, Ini giliranku, aku takkan kalah dari adikmu." Keiko menebas udara dengan katana nya.
"Hah? Mata mu! Ini adalah giliranku, aku baru saja membuat skill dadakan yang jauh lebih keren dari skill mu!" Kaana tak mau kalah.
"Hah? Pala mu! Pengguna pisau makan saja daging lalvada nanti! biar ku urus dia!"
Ya... Pertengkaran Keiko dan kaana terjadi lagi.. untuk ke ribuan kali nya.
"Mulai.." Shiro menepuk jidat. "Mereka akrab sekali.." Fumi tersenyum hambar.
>Shiro Point of View
Kami memutuskan untuk beristirahat beberapa jam, ditambah lagi, istriku mengeluh mual mual.
Wei yang benar saja!! kami baru menikah 1 bulan yang lalu! Mana bisa secepat itu dia mengandung!
Ah, Kesampingkan dulu itu, kami diperbolehkan menginap beberapa malam karena jasa kami pada tempat ini. Aku sangat bersyukur karena istriku bisa beristirahat.
3Rd Point of View
"Fumi, menurutku sebaiknya kau tunggu saja di sini, bagaimana kalau kau benar benar mengandung?"
"Meski begitu, Jika Shiro-kun sendirian, Fumi gak mau!"
"aku akan memanggil nona Seele."
"Tidak bisa, Fumi ingin tetap ikut, meski Shiro-kun membentak Fumi pun." Fumi bersikeras untuk ikut. "Sayang, aku hanya mengkhawatirkanmu." Shiro mencoba menyentuh bahu istrinya, namun
Plak!
Fumika menepis tangan Shiro. "Astaga, sejak kapan istriku ini jadi galak, padahal Fumi yang ku kenal itu pemalu dan imut." Canda shiro.
"Maaf, hanya saja, Fumi tak ingin ditinggal sendiri di sini, Fumi ingin bersama Shiro-kun."
"Kalau kau sudah memasang wajah memelas begitu, aku tak bisa menolaknya."
Cup
Shiro mencium Fumika, Mendorongnya sehingga membuat Istrinya terbaring, dan...
Malam pun tiba.
Shiro dan teman 1 tim nya berkumpul di sebuah kedai, ya.. mereka sudah lama tak makan malam bersama karena Shiro dan Fumika memutuskan untuk tinggal berdua di rumah baru mereka.
"Lalu setelah itu, Kaana Nee-chan melemparkan figure yang dibeli mahal itu!" Sachie bercerita dengan senyuman di bibirnya.
"Ternyata mereka benar benar 'akur'" Ujar Shiro. "Shiro-kun juga sering mengusili Fumi ketika Fumi sedang tidur.Shiro-kun mencoret coret wajah Fumi dengan tinta."
"Att... itu... ah! itu bukan kesengajaan tau." Shiro mengelak. "Shiro-kun tak pintar berbohong."
Mereka menghabiskan malam itu dengan tertawa dan bersenang senang, karena mereka tak tau, apakah mereka akan kembali dengan keadaan hidup atau tidak.
>Kamar Shiro
"Tidurlah, Besok akan menjadi hari yang panjang." Shiro mengelus elus kepala Fumi yang sedang berbaring di ranjangnya. "Shiro-kun gak mau itu dulu?"
"Tadi siang kita sudah melakukannya tau."
"Ehehe, Selamat malam, Shiro-kun."
"Ya, malam."
Shiro ikut berbaring di samping Fumika, Melihat wajah damainya dengan seksama. "Kau cantik sekali."
Itulah yang terakhir kali ia ucapkan sebelum benar benar tertidur.
Tak terasa, pagi sudah datang, Shiro membuka matanya, namun ia tak mendapati istrinya di ruangan itu. "Fumi?" Shiro memanggilnya.
"Ara! Shiro-kun sudah bangun, Fumi barusaja mau membangunkan Shiro-kun."
"Aku kaget karena kau tak ada di sampingku tau." Shiro duduk di tempat tidurnya.
"Fumi habis mandi, nah, Sekarang giliran Shiro-kun yang mandi."
"Oke."
Shiro berjalan keluar, dan memasuki kamar mandi yang telah disiapkan.
Fumika menatap kepergian suaminya. "Untuk saat ini, Fumi akan menyembunyikan kehamilan ini." Ujarnya. Ternyata Fumika benar benar sedang mengandung, jika ia memberitahu Shiro, sudah pasti kalau Shiro akan melarangnya untuk mengikutinya dalam pertempuran. "Nah, Mama akan menjagamu kok." Fumika mengelus pelan perutnya.
"Fumi-chan hamil?" Maika tiba tiba berada disampingnya. "Maika?! A-anu..Kumohon.. Rahasiakan ini dari Shiro-kun."
"Tenanglah, asalkan Fumi-chan mampu melindunginya, Maika tak masalah kok."
"Kau adik yang baik."
"Hmm, Semoga anak pertama mu perempuan, Nee... yang ada di dalam, bibi menunggu lho.. Sehat sehat ya." Maika berlutut di depan Fumika dan menyentuh pelan perut bawahnya.
"Nah, Mari kita ke kedai."
"Ya."
Namun, tanpa mereka sadari, ternyata Shiro berada di dekat mereka, tepstnya berada di samping bangunan kecil itu. "Begitu ya, yasudah Fumi, aku takkan melarangmu kok."
Shiro tersenyum, namun saat itu pula Fumika dan Maika kaget sampai memucat. "Onii-chan?!"
"S-shiro-kun.."
"Sayang, terimakasih karena telah mengandung anak pertama ku, aku sangat senang." Shiro memeluk Fumika. "Shiro-kun mengizinkan Fumi untuk ikut?"
"Tentu, aku akan melindungumu."
>Kedai
"FUMI-CHAN BENERAN HAMIL?!"
Kaana menepuk meja panjang itu, membuat semua orang terkejut.
"Tapi bagaimana kau bisa tau, Fumi? bukannya di sini tidak tersedia alat tes kehamilan?" Tanya keiko.
"Semalam, Dewi Grecia datang padaku dan memberi ucapan selama, dan mengatakan kalau Fumi sedang mengandung, namun meski begitu, usia kandungan Fumi baru 3 minggu."
"Itu berarti, 1 minggu setelah kalian menikah, Fumi-chan langsung hamil,aku tak tau betapa bersemangatnya shiro saat bermain di malam hari." Kaana menepuk jidat.
"Berisik, itu karena rahim Fumi yang sehat tau."
"Sudahlah, Yang penting, Fumi saat ini harus berhati hati dalam bertarung."
"Sejujurnya aku sedikit keberatan kalau Fumi ikut, namun.. Aku tak ingin dia kecewa padaku." Shiro mengelus kepala bagian belakang Fumi. "Meski itu demi keselamatannya?" Tanya keiko.
"Kami semalam hampir bertengkar karena ini."
"Begitu."
"Tenang saja, Seele akan membantu." Seele, ya, ia selalu datang di saat yang tepat. "Sebelum itu, Seele sangat senang karena Fumi mengandung anak Shiro, dan Okaa-sama bilang kalau janin yang dikandung Fumi adalah perempuan."
"YATTA!!!" Shiro terlalu senang, ini pertama kalinya ia berperilaku seperti anak anak. "Dari dulu aku sudah menyiapkan nama untunya, Nishikujou Mirai."
"Nama yang bagus, Kalau begitu, Mari kita berangkat, Fumi ingin segera mengakhiri ini."
"Mari."
"Kalau begitu, nona Seele akan ikut bertarung melawan Venena, yang lainnya, jika sudah selesai mengalahkan pasukan Venena, Segera datang ke panggung utama, aku tidak yakin kalau hanya Kami bertiga bisa mengalahkannya."
"Kalau begitu, bagaimana kalau kau meminta bantuan mantan ksatria hitam?"
Suara pria lantang yang terdengar Familiar di telinga Shiro.
"Balft ya, Dengan senang hati aku menerima bantuanmu."
"Aku sudah mendengar strategi kalian, namun, lebih baik 2 gadis ini pergi menuju tempat penyimpanan machina, Di sana ada 1 orang yang akan sangat mengganggu." Balft menunjuk Sachie dan Maika.
"Siapa?"
"Iblis Hitam."
"Dia lagi."
"Aku sudah muak dengan keabadiannya." Maika membawa katana nya. "Tenanglah, kita akan membakarnya."
"Ya, kau benar, Sachie, aku suka semangatmu, Mari kita rayakan kehamilan istriku!!"
Shiro berjalan menuju Klapse kumuh.
Bersambung