2 Hari setelah kejadian itu, Shiro seperti biasa melakukan aktifitas harian nya, berlatih.
Tidak dengan Fumika, saat ini ia hanya melihat suami nya yang sedang mengayunkan pedang kayu ke sana kemari dengan lihainya dengan senyuman khasnya.
"Lihatlah papa mu itu, dia sangat bersemangat ingin melindungimu, dia bahkan melarang keras mama mu ini untuk ikut dalam pertempuran minggu depan." Fumika berbicara seolah olah bayi yang ia kandung bisa mendengar perkataannya.
Meski begitu, ia tak sedikitpun memudarkan senyuman yang selalu ia perlihatkan, karena Shiro pernah berkata 'Senyumanmu itu adalah energi ku, Fumi!'
"SKILL: METEOR BREAKER!!"
"Eh?! S-ssshi-shiro-kun Jangan!!"
JDAAARRR!!
Ya.. begitulah, halaman rumah mereka yang mula nya indah kini hancur berantakkan karena skill penghancur meteor itu.
"SHI..RO..KUN.."
"A-?! M-maaf maaf, ehehe, ini akan ku perbaikin, ehehe."
"Huft dasar, padahal Fumi mau merawat bunga bunga yang sengaja Fumi tanam sebagai peringatan pernikahan kita."
"Ahaha, Maaf sayang.. Sebagai gantinya, Aku akan membawa mu ke kota untuk berjalan jalan, mau?" Tanya Shiro.
"Te-Tentu, asalkan kalau halaman rumah kita sudah kembali hijau."
"Waduh, repot ini.."
"Nanti ku urus ini, Sekarang aku mau mandi dulu."
"Baik, Fumi akan siapkan airnya."
"Makasih."
Mereka hidup rukun, seperti tidak akan terjadi pertempuran dalam beberapa waktu kedepan.
Sementara itu, Di tempat tinggal baru Venena, ya.. Venena meminta Shiro untuk tinggal di sebuah rumah bersama Yuukira karena ia tak mau masuk panti.
Dia berpikir kalau usianya itu sudah cukup dewasa untuk tinggal mandiri.
"Kaisar, Saya sudah siapkan sarapannya."
"Ayolah Yuuki, aku bukanlah kaisar bengis itu, Aku Nishikujou Venena, itu bukanlah diriku, kau membuatku sedih."
"Maafkan saya, Nona Venena."
"Venena saja lebih baik,sejak awal aku bukan tuanmu." Senyuman Venena yang tulus membuat adik dari Yuukari Kazumi itu terpana.
"B-baik, Venena."
"Bagus! Sekarang, Ayo makan, aku sudah lapar, dan kau dilarang bersikap seperti seorang pelayan, Kita teman! ah! lebih tepatnya keluarga!"
Sifat Venena sangat berbeda jauh dari Venena yang dirasuki Coenubia, Dia.. sangat manis.
'Tak ku sangka, Venena adalah orang yang baik.' Batin Yuuki.
Mereka menyantap sarapan yang di masak oleh anak berusia 13 tahun itu, meski baru berusia 13 tahun, dia sangat hebat dalam bidang memasak.
>Yuukira Point of View
Sejak kecil, Aku tak pernah bertemu dengan orang tua kandungku, aku di ambil oleh paman Ornlarf saat aku baru lahir dari orang tuaku, sedangkan waktu itu Onee-chan masih berusia 8 tahun.
Aku sudah dilatih menjadi pelayan di ultimea sejak usiaku masih 3 tahun, Aku tak pernah bermain dengan anak seusiaku.
Hidupku hanya penuh tangis, dan derita karena siksaan selalu diberikan Coenubia pada ku jika aku salah sedikit, Mengerikan bukan?
Karena itu, saat ini aku sedikit canggung untuk berbicara pada Venena, karena meski sikapnya berbeda, tapi wajahnya tetap sama. Jujur, Aku tidak tau nama orang tua ku, Saat aku bertanya pada Onee-chan, dia langsung terlihat murung.
Beberapa hari lalu, Onee-Chan berpamitan padaku untuk menjalankan misi dari Kaisar, namun, sampai beberapa hari tak pernah ada kabar darinya.
Barulah saat aku sampai di Rokoko ini, Shiro-sama memberitahuku kejadian yang sebenarnya. Onee-chan sudah tiada.
Aku sangat terpukul, bahkan saat ini, aku masih merasa sangat sedih.
Namun, Onee-chan sudah banyak membunuh orang, karena itu aku tidak marah pada Shiro-sama, karena beliau hanya menjalankan tugasnya sebagai sang pahlawan.
>3Rd Point of View
"Ne, Venena! Lihatlah!" Yuuki menunjuk seekor kumbang kecil yang hinggap di tangannya.
Saat ini mereka sedang berada di Dataran Rokoko, Karena setelah mendengar kalau Anggur Rokoko sangat Enak, Venena dan Yuukira segera bergegas ke tempat itu.
Namun.. Bukannya tumbuh dari tumbuhan, anggur itu malah tumbuh dari Monster Kimiju. Untungnya Venena sudah menyiapkan sebuah pedang 1 tangan pemberian Shiro.
Karena saat di perjalanan, Venena berkata kalau ia ingin menjadi petualang legendaris seperti Shiro.
Nama pedang itu adalah Pedang Silir Pawana, bentuknya memang aneh, malah terlihat seperti kapak, namun soal kekuatan, pedang ini hampir setara dengan pedang kembar Shiro.
Venena sengaja membeli pewarna senjata dengan menggunakan uang Shiro. Ia ingin pedangnya memiliki unsur api, dan dengan bilah berwarna Merah.
"Wah, Ada kumbang!" Venena melihat seekor kumbang di tangan Yuukira.
"Baiklah, Mari kita tes ketajaman pedang ini." Venena berjalan santai menuju seekor Kimiju yang bersiap untuk menyerangnya.
STING!!
"S-sekali tebas?!" Yuukira pertama kali melihat Venena bertarung, karena itu ia terkejut. "Cukup bagus juga."
"Ara! Venena, Yuuki-chan, kalian ngapain di sini?"
"Fumi-sama, Saya dan Venena sedang mencari anggur, katanya anggur di tempat ini enak."
"Kalau begitu tujuan kita sama, Lalu woi Venena, jangan membunuhnya." Shiro menjitak Venena."Auch!!"
"Cukup memetik anggur yang sudah berwarna ungu saja." Shiro memberi contoh.
"Begitu ya, ehehe, Aku gak tau."
2 jam berlalu, Akhirnya mereka mendapatkan banyak anggur, Venena dan Yuukira sangat kegirangan.
"Yuuki, Sifatmu sama seperti kakakmu waktu dulu."
"Karena aku adiknya, jadinya sama." Telinga kucing milik Yuukira bergerak gerak ke atas.
"Yosh, kalau begitu, hari mulai siang, kita kembali." Shiro membawa keranjang berisi Anggur itu dan beranjak.
"Shiro-kun aku mau! Aa!"
CTAK!
Shiro menyentil dahi Fumika.
"Moo!!"
"Hahaha! Ini." Shiro memasukkan 1 biji anggur ke dalam mulut Fumika. "Beneran enak lho!"
"Venena, Yuuki, bagaimana kalau kita nikmati anggur ini di rumah kami?"
"Tentu, Aku suka pemandangan halaman rumahnya."
"Sayang sekali, sekarang itu sudah hilang." Fumika melirik tajam Shiro.
"Aahaha.. Lupakan itu, mari."
Beberapa menit berjalan, Akhirnya mereka sampai di Rumah Shiro dan Fumika.
Sementara itu Venena dan Yuukira terkejut karena taman depan rumah Shiro rata dengan tanah.
"A-anu.. apa yang terjadi di sini?" Yuukira membuka suara. "Ah! Tadi.. tadi ada.. etto.. ah! Mirai! mirai yang meledakkan tempat ini!"
"Kenapa Shiro-kun malah menyalahkan bayi yang belum lahir?" Datar Fumika.
"Kalau sudah begini, aku yakin kalau Shiro lah pelakunya." Venena memasang wajah datar sambil menatap Shiro.
>Ruang Keluarga
Fumika menyimpan Anggur Rokoko itu di sebuah piring besar.
Dan tentunya ia menyiapkan 4 buah piring untuk menghidangkan Anggur itu.
"Shiro, tentang penaklukan Coenubia itu, bolehkah aku ikut?"
"Tentu, asalkan kau sudah mendaftar ke administrasi Kota untuk menjadi petualang." Shiro tak perlu berpikir panjang karena ia sudah melihat kemampuan gadis itu sebelumnya.
"Shiro-kun! Dia masih anak anak tau!"
"Dengar sayang, Sebelumnya kami pernah bertarung bersama, kemampuannya hampir setara denganku, karena itu aku mengizinkannya." Jelas Shiro. "Begitukah, tapi, Sebelum itu aku ingin membelikan pedang yang jauh lebih keren! Venena!, aku ingin kamu menjadi Kaisar Perang di Rokoko ini!"
"Mengapa begitu? Bukannya lebih baik kalau Shiro saja yang mendapat gelar itu? Usia ku masib 14 tahun lho."
"Kalau Shiro yang menjadi Kaisar, yang ada nantinya dia akan kehilangan Gelar Sang pahlawannya, karena itu aku ingin kau menjadi Kaisar!" Jelas Fumika.
"Boleh boleh saja, Namun.. apakah mereka akan menerimaku? maksudku.. tubuhku ini.."
"Tenang saja, Aku sudah menyiapkan semuanya kok, Aku mengandalkan mu, Kaisar Venena." Fumika Tersenyum.
"Meski aku akan menjadi kaisar, bolehkah aku bermain dengan anak anak seumuranku?"
"Siapa yang melarang?" Tanya Shiro.
"Kalau Begitu, Aku terima."
Venena Tersenyum.