Aku hanya memiliki waktu 4 hari.
Kekuatan Crossing door ku takkan mampu menembus dinding pelindung tempat itu, mau tidak mau, aku harus berjalan kaki.
Namun, Jika dengan berjalan kaki, aku akan menhabiskan waktu selama 2 hari.
Jika aku bertemu dengan dewa iblis, sudah dipastikan aku akan bertarung menghadapinya.
Belum lagi perjalanan pulang, apakah.. apakah aku akan sempat?
Tanpa banyak bicara, aku berlari, menyuruh fumi untuk pulang karena jika berdua, itu akan memperlambat perjalanan.
'Shiro sama tak percaya pada fumi? fumi..fumi harus tetap bersama dengan shiro sama!'
Ucapannya terus terlintas dipikiranku, jujur saja, aku... aku hanya tidak ingin dia tersakiti lagi, cukup diriku saja.
Monster demi monster yang menghalangiku ku habisi.
Menghalangi jalanku sama saja dengan mengantarkan nyawa mu.
Namun...
"Apakabar, keponakanku."
Dia menghadangku.
Paman gin, tidak, dia bukan lagi paman gin yang ku kenal, dia Ornlarf. Si ksatria hitam yang memimpin penyerangan rugio.
"Kau.."
"Ya, Aku sangat kecewa pada yuukari, dia membongkar rahasia besarku, hah, mau bagaimana lagi, dia sudah mati, aku tak bisa menyalahkannya." Gin tersenyum.
3Rd PoV
"Paman gin, tidak, Ornlarf, Minggir kau! aku tak punya waktu!!"
Shiro menghunuskan pedang kembar nya.
"Pedang itu.. pedang pemberianku ya, Haha, padahal, Pedang pembasmi coenubia hanyalah sebuah mitos belaka, namun kau masih saja menyimpannya?"
"Aku sudah tau, Dari awal aku sudah tau kalau coenubia akan tetap mati meskipun cukup dihantam batu, tapi, jiwa dari pedang ini, Midori, dia sudah menemani ku selama 5 tahun ini, aku berhutang banyak padanya."
Shiro menatap pedang kembar.
"Hah, kau bahkan menamai naga finstern dengan sebutan midori? menjijikkan, karena itu aku membenci keluarga nishikujou." Gin mengambil gagang pedanv besar yang tancapkan.
"JANGAN BERCANDA!! Jika bukan karena ayahku, Kau! Kau takkan bisa hidup seperti sekarang!! GIN!!"
TRANG!!!
Shiro membanting pedangnya dengan penuh emosi, namun, kemampuan berpedang gin jauh lebih baik dari nya, karena itu dengan mudah ia bisa menangkis semua serangan shiro.
'Bertarunglah dengan pikiran kosong, Shiro.'
"Yuuka..."
Suara lembut yuukari terlintas dibenaknya.
'Ya.. Aku ingin kemb-AKH!'
Tepat sebelum yuukari dibunuh keiko dulu, ia pernah berkata kalau ia ingin kembali kepangkuan shiro. Itu berarti, dukungan Yuukari saat ini benar benar ada.
"Huft, Kau sangat tidak menyenangkan, shiro, Ah, bagaimana kalau kita buat permainan ini menarik, Seperti dengan menggunakan Zirah Coenubia ini!!AHAHAHA!!!" Tubuh gin tiba tiba dilapisi baja hitam bercampur merah muda karena efek dari kekuatan coenubia.
"Aku tak mengerti, kemana diri mu yang dingin itu, gin." Shiro mengubah mode nya menjadi mode serigala perak kebanggaannya.
"Hah, kau sudah menguasai kekuatan kutukan itu? Menarik."
"Kau sendiri yang melatihku."
"Nah, gin, Mari kita meriahkan REUNI YANG TAK DIDUGA INI!!" Shiro menaikkan suaranya dengan gigi taring yang terlihat jelas.
>Kota Sofya
"Sekali lagi! Untuk seluruh warga sofya, Diharapkan untuk mengunci pintu dan jendela rumah! Berlindung lah di tempat aman!!"
Suara dari sirine terdengar menggema di seluruh penjuru kota.
Para monster ganas berdatangan dari segala arah dengan jumlah yang banyak.
Banyak orang orang yang terkena pengaruh kristal hitam sehingga membuat mereka menjadi ganas.
"Issen."
SRING!!
"Kaana! Jangan sampai membunuh warga yang terkena parasit kristal! Cukup lumpuhkan saja!"
"Meskipun kau mengatakannya berulang kali, jika aku tak membunuh mereka, maka akan banyak korban yang berjatuhan!!"
SKILL: PURIFICATION
"Kaana-chan, Hancurkan kristalnya, setelah itu, fumi akan menyucikan mereka!"
Para straye saling menolong satu sama lain, tak sedikit pula straye yang terkena jangkitan kristal hitam itu.
Dewi pino tak tinggal diam, ia mengumpulkan seluruh mana yang ia miliki untuk menghabisi semua monster yang terus saja berdatangan.
'Meski ini akhir dari hidupku, melindungi warga adalah prioritas utama ku!'
"apa.. apa yang harus sachie lakukan..?" Sachie menggigit sedikit ibu jarinya.
Melihat busur rembulan milik yuukari tersimpan rapi di atas rak persenjataan.
Tanpa basa basi, ia langsung mengambilnya dan berlari keluar.
'Busur Rembulan adalah busur yang bisa menyesuaikan diri dengan pengguna nya, Jika unsur mana kak yuukari adalah gelap, sedangkan sachie adalah cahaya, maka, busur ini akan cocok untuk menghadapi coenubia yang memiliki unsur mana gelap.'
Begitulah pemikiran gadis kecil ini.
Mata kucing berwarna biru yang ada di busur itu berubah menjadi kuning cerah.
"Baiklah.. Skill: Sunrise Arrow!"
SRRTTTTT
Sachie membidik monster besar yang ada di depannya, seketika itu anak panah menembus tubuhnya dan terus melesat menembus beberapa monster yang ada dibelakang monster besar tadi.
"Aku harus membantu fumi nee-chan."
Sachie berlari menuju alun alun sembari melesatkan beberapa anak panah berunsur cahaya ke arah monster di sekitar.
Namun tanpa ia sadari, monster berbentuk ular tiba tiba melilit kaki kecilnya dan menarik sachie.
'Gawat...!!'
'Gunakan sabitnya!!' Suara gadis kucing hitam itu terdengar di telinga Sachie.
'Sachie, Kamu adalah penerusku untuk menjadi pengguna busur itu, hanya kau yang bisa menggunakannya, nah, bayangkan kalau busur itu berubah bentuk menjadi sabit dengan cahaya mengkilap!'
"Sabit.... HAA...AAAAAAAAA!!!!!!!"
SRING!!
Sachie melemparkan sabit besarnya ke segala arah, sabit itu berputar mengikuti setiap monster yang ia jumpai.
TAP
Sachie memegang gagang sabit itu.
"SACHIE? Bukannya sudah ku suruh untuk tetap tinggal?" Fumi mendekati sachie yang memegang sabit di tangannya.
"Sabit itu..."
"Kita tidak punya banyak waktu,Fumi Nee-Chan."
Sachie mengubah sabitnya menjadi busur.
"Kita harus mengulur waktu, saat ini, dewi pino sedang mengumpulkan mana untuk menghabisi coenubia yang ada di sofya dengan sekali serang, namun, itu ada dampaknya."
Kaana datang dari arah kuil.
"Dampak?"
"Lebih tepatnya bagi dewi pino, jika ia benar benar menggunakan kekuatan itu, dia akan kehilangan nyawa nya."
"Apa? Yang benar saja."
"Maaf, bisa kah kita tunda dulu dialog ini? Kita terkepung."
Sachie menarik busur panahnya ke langit.
SKILL: CROSSFIRE
4 Gerbang sihir terbentuk di sekitar sachie.
STTT
STTT
STTT
SSTTT
4 anak panah berunsur cahaya melesat ke langit.
"Ini dia, Skill: Hujan panah."
4 anak panah itu kembali menembus gerbang sihir dan membuat ribuan kloning anak panah.
"Kau bercanda... Di usia mu yang terlalu muda, kamu.. sudah bisa menggunakan skill tingkat tinggi."
Kagum Kaana.
>Tempat Shiro
TRANG!!!
Luka, Tubuh shiro dan Gin sama sama penuh luka.
Bahkan zirah hitam gin sudah sepenuhnya hancur.
"HAH...HAH...HAAA!!!!!"
"Suar Coenubia!!"
SRING!!!
Gerbang sihir besar tercipta di depan gin dan mengeluarkan cahaya merah besar yang mengarah ke arah shiro.
JDAAR!!!
"Hah, sayang sekali shiro, kau harus mati di tempat ini."
"Rasanya.. Nostalgia ya, Shiro-nii."
Maika dengan rambut kuncir pendeknya itu tiba tiba berada di depan shiro sambil merentangkan tangan.
Dinding sihir melindungi mereka.
"Kamu terlalu gegabah, Shiro-nii."
Maika tersenyum sambil melirik shiro.
"Mai..ka..."