TRANG!!
Shiro menangkis pisau yang dilemparkan kaana.
"Aah, jadi begini rasanya bertarung dengan si pahlawan itu.. membahagiakan.. Sudah ku duga, aku memang menyukaimu."
"Berisik! Aku sudah memiliki wanita yang ku cintai, aku tak mau meladeni wanita masokis seperti mu!"
"Shiro-sama, Shiro-sama, Shiro-sama, MENGAGUMKAN!"
Tubuh kaana sudah berlumuran darah, ia tak memiliki skill regenerasi, karena itu luka nya tak sembuh.
"berisik!"
Shiro terus menebas dan menebas.
kaana terus melemparkan pisau lemparnya.
Sedangkan fumi? Ia menunggu di kota sofya dengan perasaan cemas.
Ia takut kalau shiro terluka.
Ia takut kalau shiro terbunuh.
Ia takut kalau ia kehilangan shiro.
"Kumohon, shiro sama."
SKILL: ASSASIN STAB
Sttt
Kaana berpindah ke belakang shiro layaknya menggunakan skill crossing door.
CLEB!
Ia menusuk shiro menggunakan pisau pembelah angin milik Yuukari.
"Kau lengah, ciri khas keluarga nishikujou adalah skill kloning!"
Shiro berada di belakang kaana, teknik yang sama seperti teknik adiknya saat ia berlatih di ruang hampa udara.
BUAGH!
Shiro memukul wajah kaana dengan keras.
"Akh!"
"Sial, pada akhirnya aku harus memukul wajah wanita."
"Aah... luar biasa.." Kaana berdiri dengan sempoyongan.
Shiro yang tanpa luka menatap jijik kaana, sifatnya yang seperti itu membuatnya jijik.
"Aah...Shiro sama, pukul lagi.. sekali lagi..."
"kau, sifatmu itu membuatku jijik, cih."
"ja..ngan salah sangka.. shiro sama.. aku bersikap seperti ini.. khusus dirimu.." Kaana tersenyum dibalik rasa sakitnya.
"Hah? aku tak merasa senang sedikitpun."
"Meski begitu..."
"Hah, aku tak mengerti, kenapa dewi pino mengizinkanmu untuk masuk kedalam party ku, ya.. aku tau kalau party ku kekurangan orang, tapi, aku bunuh orang normal."
"B-begitu, aku kira, kalau aku bersifat bahagia terhadap semua perlakuanmu padaku, Kau, akan mengakui dan mencintai ku, shiro sama."
"dengar, urusan mengakui aku akan mengakui mu kalau kau sudah memperlihatkan kebolehanmu, namun, urusan wanita yang kucintai, aku.. aku sudah memilih nya sendiri."
Shiro berjalan memasuki gerbang sihir menuju kota sofya. Kaana yang berlumuran darah menyusulnya dengan sempoyongan, memasuki gerbang sihir.
Terlihat Fumika yang memeluk shiro dengan raut wajah cemas nya.
'namun, urusan wanita yang kucintai, aku.. aku sudah memilih nya sendiri.'
Sekilas terlintas kata kata shiro di benak kaana. "Begitu ya, Si pelayan manis itulah orangnya, yah, cinta tak bisa dipaksakan." Kaana tersenyum pahit mendekati shiro dan fumi.
"AAstaga! Shiro sama! anda.. anda melukainya sejauh itu?"
"Hah, jika aku tak menghajarnya dengan serius, dia akan menjadi masokis sejati, Fumi, kau masih memiliki mana?"
"Tentu, akan saya sembuhkan."
SKILL: BLESS
'Dia perhatian sekali, Aku... Kagum.'
batin kaana.
Ekspresi fumika yang serius ketika mengobati membuat siapapun terpesona.
"Shiro sama, Maafkan aku, Aku.. takkan bersikap aneh lagi."
"Sudahlah, Sebaiknya kau ganti pakaian compang mu itu, mumpung kita masih berada di sofya."
"Baiklah, tunggu sebentar." Kaana berlari menuju sebuah rumah, yang tak lain adalah rumah lefina, tunggu, kenapa ia bisa tinggal bersama lefina?
Wanita tsundere yang mementingkan diri sendiri itu...
5 menit berlalu
Kaana berlari dengan tergesa gesa seraya berkata "Maaf menunggu!"
"Cepatlah, kita harus segera menyadarkan yuuka."
"Yuuka-chan, ya." Fumika menunduk, ekspresinya tak bisa diartikan. Poni nya ikut terurai ke bawah, membuatnya jadi berantakan.
"Hei fumi, Rambutmu." Shiro merapikan poni fumika. Mata fumika berbinar saat shiro melakukan itu.
'Ya, shiro sama tak mungkin menikah dengan yuuka-chan di masa depan nanti, soalnya shiro sama sudah berjanji untuk tidak menduakan fumi.' Batin fumi, tanpa sadar, fumika tersenyum dengan mata yang berbinar seraya menatap shiro.
"F-fumi? Wajahmu aneh lho.."
"M-maaf."
"Nama mu fumi, ya?.. jadi... Fumi-chan!"
'I I I I MUMUMUT JIR! Kenapa aku tidak memanggilnya fumi-chan?'
"Fumi-chan, nama panggilannya imut sekali, aku juga ingin memanggilmu fumi-chan."
"Skip, Shiro sama gak boleh, cukup fumi, sudah 2 tahun bersama, masa harus berganti."
"Benar juga." Shiro menggaruk tengkuknya.
"Mari."
"Tunggu dulu Shiro-san, tidak, maksudku shiro senpai." Suara yang tak asing terdengar dari atas gerbang sofya.
"Keiko?"
"Bukan hanya kaana yang ditugaskan untuk masuk ke party mu, namun, Keiko si siluet berpedang juga ditugaskan untuk masuk kedalam party mu." Keiko memamerkan katana nya
"Sial, ini sih harem namanya."
"Fumi berharap semoga shiro sama tak memanfaatkan sensasi harem ini, jika mau, shiro sama bisa menggunakan tubuh fumi untuk meredakan rasa lelah shiro sama." Fumika dengan polosnya mengatakan hal yang dilarang KPI.
"Oy, diri mu jadi makin ngeres, Lalu, kau ngapain di atas sana?"
"Tentu saja menunggu kalian datang, cepatlah, monster dengan nama kode Busur Rembulan sudah beraksi saat ini."
Keiko melompat.
"Busur rembulan ya, Mari." Shiro menarik tangan fumi dan berlari menuju Dataran Rakau. Tentu saja di susul oleh keiko dan kaana.
'Yuuka, semoga kau bisa kembali.'
>Basin Korda
"A...h...n.." Gadis kecil berambut pirang dengan pakaian oranye tergeletak bersimbah darah dengan monster berbentuk tikus berada di atas tubuhnya. Terlihat kesakitan.
SKILL: PHANTOM SLASH!
Tikus besar itu terbelah menjadi dua.
"Hei hei! kau oke?!" Shiro menggoyangkan tubuh gadis kecil itu, mungkin usianya baru 8 atau 7 tahun.
Luka nya terlalu berat untuk diterima gadis itu.
Bekas gigitan dimana mana.
"Permisi!"
SKILL: BLESS!!
Perlahan luka gadis itu menyembuh. Gadis itu bernafas seolah olah dunia sangatlah sempit.
"Ya tuhan.. dia membutuhkan oksigen... Sh-Shiro sama!"
"Ditolak."
"Tapi, tapi jika dibiarkan, gadis ini akan tewas! Memberi nafas buatan itu bukan satu hal kejahatan, namun itu pertolongan pertama, fumi mohon!"
"Hah, apa boleh buat, kalian, jangan mengira aku ini lolicon ya, aku hanya ingin menyelamatkannya."
Shiro mendekatkan wajahnya, mengambil nafas.
dan....
10 menit kemudian..
Gadis itu sudah tersadar sepenuhnya. Pandangannya terlihat sayu karena rasa sakit yang belum reda.
"Yo, kau sudah bangun?" Shiro berjalan masuk kedalam tenda, yup, mereka membuat perkemahan di samping danau basin korda karena hari mulai gelap.
"Siapa?"
"Aku Nishikujou Shiro, nah, kau bisa panggil aku shiro, oke?"
"Shiro Nii-chan...?"
Gadis itu menatap shiro seolah olah ia ingin shiro mengizinkan nya untuk memanggil kakak.
"Yup, tepat, nah, Siapa nama mu?"
"Sachie... lengkapnya sachie.."
"Begitu kah, hmm, dimana orang tua mu?"
"Mereka berada di Elfin City, mereka membuangku karena kondisi ku yang lemah dan tak memiliki kemampuan apa apa." Sachie menunduk sayu.
"Kasian sekali, Ah! Fumi mungkin sudah selesai membuat makanan, mari, kita makan, kau pasti lapar kan?" Shiro mencoba mengalihkan topik.
'Suara nya mirip maika.'
"Shiro sama apa dia sudah bangun?"
"Yup, bagaimana masakannya?"
"Hm! Fumi membakar ikannya dengan sempurna, Dan keiko-san sudah membuatkan sumpit dan alas dari pohon besar itu.
"Keiko berguna juga."
"Jangan bercanda, aku memang berguna."
"O-onii-chan.."
Sachie meremas pakaian atas shiro.
"Ya?"
"Mereka siapa?"
"Imut sekali, Siapa nama mu?"
"Fumi, seharusnya kau memperkenalkan dirimu dulu."
"Ah! iya, ehehe maaf maaf, Aku sanada fumika, pelayan sekaligus... etto... c-calon istri shiro sama, aaah ternyata malu juga."
"Sachie." Singkatnya, Ia masih kurang memiliki rasa percaya pada mereka, meski begitu gadis itu sangat lengket pada shiro.
"Sachie ya, Aku kaana azuki, dan mbak mbak yang wajahnya seram itu keiko kashima."
"Hei, wajahku tak seram, tapi imut."
"Kalian, sudahlah, mari, aku sudah lapar."
"Ah, shiro sama enak sekali, 4 gadis imut 1 laki, itu nama nya harem, jangan macam macam saat tidur nanti ya."
"Tentu, aku akan tidur diluar."
"Dilarang, daripada itu, shiro sama harus tidur bersama dengan fumi."
"Aku ini laki laki tau."
"Tidak apa apa, Fumi sepenuhnya percaya pada shiro sama."
"Kalau begitu, sachie tidur bersama keiko dan aku saja, biar tidak mengganggu."
"Woi, jangan berkata seolah olah aku akan memperkosa fumika!"
"Shiro sama, Aa!" Fumi mengisyaratkan pada shiro.
Ia ingin shiro menyuapi nya, ya, mereka memang mesra, 2 tahun bersama tanpa pertengkaran.
Beberapa menit berlalu, suasana nya tenang.
Semua orang sudah tidur terkecuali fumika dan shiro.
mereka berdua membuat perapian untuk menghangatkan diri.
"Shiro sama, menurutmu, apakah anak itu benar benar ditelantarkan?"
"Menurutku iya, dia terlihat sangat lemah, sepulangnya dari misi, aku akan membawa nya ke panti."
"begitu, fumi pikir shiro sama akan mengadopsi nya sebagai anak angkat, etto... karena.. ya.. fumi dan shiro sama belum melakukan itu, jadinya fumi belum bisa hamil."
"Fumi, hentikan ucapan mesum mu, aku ingin menikahi mu dulu sebelum melanjutkan kegiatan dewsa itu, karena.. ya.. itu kurang bagus saja."
"Fufufu, iya shiro sama, Fumi akan menunggu."
Fumika bersandar di bahu shiro sambil menatap langit malam cerah.
"Hah, rasanya aku jadi merindukan si lolicon ayato."
"Ayato?"
"Teman 1 party ku dulu, dia menyukai adikku. makanya dia ku panggil lolicon."
"hihi."
"Kau belum ngantuk?" Shiro membelai rambut fumi. "Hmm, Fumi ingin di sini bersama shiro sama."
"Aku tak akan tidur, aku akan berjaga, jadi, kau tidur saja, nanti ngantuk lho."
"Kalau begitu, fumi ingin tidur di pangkuan shiro sama." Fumi langsung berbaring dan paha kekar shiro menjadi bantal.
Ia membelai pipi shiro.
"Selamat malam, shiro sama."
"Selamat malam, Fumi."
Cup
Shiro mengecup bibir fumika. Menutup mata. Tertidur dalam waktu beberapa detik.
"Mimpi yang indah, Malakatku." Shiro mengelus rambut fumi, terus menerus ia lakukan sampai fumi benar benar tidur.
Ber jam jam shiro mengelus rambut fumi sambil menatap wajah tidurnya.
Ia meraba saku jaketnya, melihat jam kecil, menujukkan pukul 01.23, Masih jauh dari pagi.
"Senpai, kau tak tidur?"
Keiko berjalan dan duduk di samping shiro.
"Ya begitulah. Aku sangat senang melihat wajah damai dan polos gadis ini, andai tiap hari aku bisa melihatnya begini."
"Ha? memangnya biasanya seperti apa? Mulut menganga?"
"Jangan bercanda, Fumika tak tinggal di mansion ku, setiap pukul 7 malam ia selalu pulang ke rumahnya, walaupun ia terlihat tak senang." Jelas shiro.
"Memangnya kenapa kalau ia tinggal di mansion mu? kalau kau tinggal sendirian, nanti hantu lah yang mengisi mansionmu."
"Aku tak ingin membuat sedih fumika." Shiro menatap wajah tidur gadisnya. "Membuat sedih?"
"Kau tau kan kalau kami memiliki hubungan spesial, aku.. aku tak ingin mencuri kesuciannya sebelum kami benar benar sah menjadi suami istri. dan itu sekitar 4 tahun lagi."
"Begitu, kau berhati baik juga ya. Tapi, Kenapa dia sedih? Bukannya dia yang selalu meminta dirimu untum melakukan itu?"
"Hah? kapan?"
"Oh, lupakan, aku tak mengatakan apa apa."
"Hah, Keiko, Kau masih ingat dengan teman teman lama kita?"
"Tentu, Mereka adalah teman pertama ku setelah sekian tahun menjalani petualangan mandiri."
"Aku sangat merindukan mereka bertiga, Touka-chan, ayato pedo, dan terutama adik ku, Maika."
"Padahal waktu itu, aku... tidak.. padahal waktu itu, kei sudah berteman baik dengan maika-chan, dia yang melelehkan hati kei."
"Gaya bicara mu kembali seperti keiko yang pertama kali ku temui."
"Saat ini, kei sedang mengingat kenangan singkat bersama teman teman. Dan kenangan bersama keluarga kei, yang dibantai habis."
"Keiko, Ku harap keluarga mu berada di noiverre dan bahagia di sana."
"Shiro sama.." Fumika membuka mata nya.
"Ohayo, Dan tidur lah, masih malam."
"Shiro sama bicara nya terlalu keras, jadinya fumi bangun." Fumika berbicara dengan nada manja.
"Maaf maaf. Nah, tidur lagi, apa perlu ku cium lagi?"
"Tentu!" Fumi menutup mata nya.
Mereka berdua tenggelam dalam suasana, melupakan keiko yang menyaksikan kemesraan mereka berdua.
Cup
Shiro mulai mengecup bibir fumika dengan lembut.
"yosh, tidurlah." Shiro Menepuk pelan dahi fumika, keiko tersenyum lembut saat menyaksikan kemesraan mereka.
Tak terasa, Pagi pun tiba, matahari mulai menunjukkan cahayanya.
Shiro, Fumika, Kaana, keiko dan Sachie mulai berangkat, ya... mungkin sachie akan jadi beban, tapi mau bagaimana lagi, kalau meninggalkannya di basin korda, pastinya ia akan dimakan tikus raksasa yang aktif di siang hari.
Berjalan menuju kawah saham, sekitar 4 km dari basin korda.
Namun perjalanan mereka lagi lagi dihambat dengan sosom yang terlihat familiar.
Ya, Kaisar Venena.
Ia tersenyum lembutf5 namun menyakitkan
"Shiro... i.. ini.. aku.."
"Venena? kau kembali?"
"Aku... aku memaksa.. ini menyakitkan.. tapi... cepat bunuh aku, sebelum kesadaran coenubia kembali!"
"Shiro sama apa yang terjadi?!"
"Dia venena yang asli!"
"Bunuh!"
SKILL: BAYANGAN PEMBELAH IBLIS
Keiko melesat secepat angin, namun, venena menangkisnya dengan pedang kaisar milinya.
"Sial, kita terlambat."
"Hah, hampir saja, Yuukari, habisi mereka."
"Dengan senang hati, nona." Sosok dengan jaket hitam, dan busur tajam di tangannya.
"Yuuka! SADARLAH!!"
"Kau salah! di dalam tubuhnya tidak terdapat coenubia!"
"A-apa? Sachie bagaimana kau tau itu?"
"Perhatikan mata nya, coeunubia yang merasuki manusia akan memiliki mata merah muda atau merah darah, sedangkan mata nya mirip dengan setengah kucing pada umumnya!"
"Aah, rahasia ku terbogkar semudah itu ya, hah, mau bagaimana lagi. Lama tak jumpa, shiro." Yuukari tersenyum.
"Yuuka, Apa.. apa maksudnya ini?! Kau menghkhianatiku?!"
"Aku tak mau berpihak pada orang lemah." Yuukari menarik busur panah nya.
"Yuuka, kita bisa selesaikan ini baik baik, aku tak ingin kehilangan 1 lagi temanku!"
"Yuukari, cepat selesaikan tugasmu dan kembali lah ke ultimea." Venena masuk kedalam gerbang sihir.
"Tunggu, TUNGGU COENUBIA!!"
FUMA!!
Shiro melemparkan pedang kembarnya dengan penuh amarah.
TRANG!!
Entah dari mana yuukari tiba tiba menangkis serangan shiro dengan sabit
ah tidak
sabit itu adalah busur yang tadi ia pegang.
"Saatnya mengakhiri ini semua, Shiro, Terimakasih karena telah memberi pendidikan padaku waktu dulu, aku akan membunuhmu, supaya kita bisa bersama sama."
Yuukari melesatkan anak panah nya, menancap tepat di dada shiro.
Fumika dan yang lainnya tak berkutik, namun, fumika segera sadar dan berlari mendekati shiro yang terduduk.
"Maafkan aku."
"JANGAN BERCANDA!!!!"
Shiro melompat dan mencabut anak panah yang menancap di dada nya.
'Semua orang terkena ilusi, mereka semua terhanyut dalam ingatan palsu, sial!'
"KAANA! KEIKO! SACHIE! SADARLAH!"
"Kau menyadarinya, shiro?"
"Yuuka, tidak, Yuukari, karena tuanmu itu, adikku, orang yang menganggapmu kakak, meninggalkan diriku selamanya.Dia sangat ingin dirimu kembali tersadar dari pengaruh coenubia, namun, ternyata dirimu tidak dirasuki makhluk itu, itu berarti, berita kematianmu juga palsu, Yuukari, Kalau kau memang memaksa, Akan ku layani dirimu."
"Shiro sama.."
"Fumika, tetap dibelakangku."
"Tapi!"
"Aku mencintaimu, Fumi, Sadarkan yang lainnya sebelum mereka terpengaruh."
"Shiro sama harus berjanji untuk selamat!"
"Ya."
Shiro tersenyum.
Berjalan ke depan.
Yuukari mengubah busurnya menjadi sabit.
"Kau lihat, betapa jeleknya senjata mu itu."
Yuukari menghina pedang kembar shiro.
"Jangan menghina ku, atau ku makan dirimu."
Pedang itu mengeluarkan suara, ya, itu adalah midori.
"Kau masih ingat dengan tuan gin?"
"Ah.. tentu... ternyata selama ini tuan gin adalah orang yang kau benci, shiro, haha."
"A-apa maksudmu?!"
"Hah, biar ku beri tau, nama asli tuan gin adalah Ornlarf, tepatnya kapten ksatria hitam lyark."
"Kau bercanda."
TRANG!
TRANG!
TRANG!
Mereka beradu senjata.
Sedangkan fumika mencoba menyadarkan teman temannya. namun..
"Kaana-san! sadarlah!"
"BRISIK!"
CLEB!
Kaana menancapkan pisau di tangan fumika.
"Kau! Shiro sama hanyalah milikku!"
"Kamu sudah terpengaruh ya?! SADARLAH!!!"
Fumika mengambil tombaknya.
"Cih, Mati kau!"
Keiko menyerang shiro dari belakang, namun..
TRANG!
.Seele datang tepat waktu
"Nona, terimakasih!"
"Tak apa, biar ku urus mereka!"
"YUUKA! KEMBALILAH!"
Trang!!
SKILL: TEMBAKAN SILANG
Yuukari melesatkan anak panah, namun saat anak panah itu dilesatkan, anak panah itu menabrak dinding sihir dan berubah menjadi besar dan banyak.
SKILL: SERIGALA API
Skill yang diberikan dewi specia 2 tahun lalu.
Melindungi shiro dari anak panah sihir itu.
"HAAAA!"
TRANG!
KRRTTTT
"Yuuka, Kenapa kau jadi seperti ini?"
"Aaah, sayangnya shiro, aku tak bisa menunjukkan kemampuan menyamarku."
"Sekali lagi ku tanya, kenapa kau bisa jadi seperti ini?!"
"Karena dunia ini sudah salah, Dan kalian lah yang membuat dunia ini seperti ini."
"Apa? JUSTRU! Coenubia yang kau panutkan itu lah yang menjadi biang masalah di dunia ini! Sadarlah sialan!"
"BERISIK!!!!!"
Shiro terlempar dan menabrak batu besar, yuukari melesat dan menancapkan ujung sabitnya di tubuh shiro
"Ini akibatnya telah menghalangi ku."
Darah mengalir dari sela sela retakan batu.
"SHIRO SAMA!!!"
Fumika mengeluarkan aura kejut yang membuat kaana terbang tinggi.
Sayap berunsur cahaya muncul di punggungnya.
"Dia... Apa jangan jangan... dia adalah orang yang diramalkan ibu?!"
"KAU... Melukai...Shiro sama....Takkan...ku...MAAFKAN!!"
Fumika mengepakkan sayap nya.
melesat dengan cepat.
"Penerus Dewi Cahaya yang telah lama meninggal."
Fumika terus menerus meninju tubuh yuukari, meski yuukari telah merintih kesakitan memuntahkan banyak darah, ia tak peduli.
"Fu...mi.."
BUAGH!!
Fumika memukul bawah dada yuukari dengan kuat, membuatnya terlempar, menabrak dinding batu yang ada di kawah saham, itu berarti ia terlempar ratusan meter dari tempat itu.
BLESS
Fumika menyembuhkan luka shiro.
Berlari ke arah shiro yang kesakitan karena sabit yuukari menembus tubuhnya.
"Dia masih hidup?" Tanya shiro.
"Saya tidak tau, shiro sama."
"Tak ku sangka, ternyata orang yang ku cintai adalah seorang dewi yang baru dilantik, haha, aku tak selevel denganmu."
"Eemm.. Fumi tetaplah pelayan pribadi shiro sama, dewi hanya gelar luar."
"Fumi.. Kau masih mencintai ku?"
"Ya, tentu saja, shiro sama."
"Shi...ro... k..au..."
Yuukari berjalan tertatih tatih.
"Yuuka, menyerahlah, dan kembali pada kami."
"Aku... ingin.. kemb-"
CRASH!
"Issen."
Keiko tiba tiba menebas yuukari, mata yuukari terbelalak, mulutnya sedikit terbuka.
Darah bercipratan.
"Te..rima...ka..sih.."
Air mata yuukari mengalir, wajahnya menunjukkan kalau ia melepaskan penderitaannya.
"Yuuka!"
Shiro berlari
'Mo! aku tau kalau aku imut, tapi berduaan denganmu di dalam gua seperti ini..'
'Kau boleh tinggal disini, yuukari, akan ku belikan perlengkapan rumah mu'
'Shiro aku akan datang ke rumahmu!'
'Silakan, tapi aku akan menerkammu lho~`
'Yuuka, Maika, Kalian, seperti salju ini.'
Air mata shiro menetes saat menangkap yuukari yang terjatuh.
"Akh..ir...nya..."
"Yuuka.."
"K..au... teman... b..ba..ik..ku.. shi..ro.."
Yuukari menatap kosong, mata nya sudah tak berbinar lagi.
Kali ini, yuukari benar benar tak bernafas.
"Tidak... tidak.. TIDAK... YUUUUKAAA!!!!!!!"
Keiko menepuk pundak shiro.
"ini adalah jalan yang ia tempuh, ia memang pantas mendapatkan ini, ribuan nyawa sudah ia hilangkan."
"Aku tau itu, beri aku waktu."
Fumika berjalan ke arah shiro dengan penampilan pelayannya.
"Yuuka-chan, Maafkan fumi karena memukulmu habis habisan, habisnya, yuuka-chan melukai shiro-sama." Fumika mengusap mata yuukari, untuk membantu nya memenjamkan kedua mata nya.
"Aku.. aku ingin ia dimakamkan berdekatan dengan makam adikku." Ujar shiro sambil menahan air mata nya.
"Tentu, shiro sama."
Muncul dibenak shiro kenangan nya dengan yuukari saat ia berada di rugio.
'Ku mohon, izinkan aku tinggal di tempat ini!'
'Hah?! Pencuri, kau sebaiknya tinggal di penjara!' Warga rugio mencaci maki yuukari.
'Hei kau, sudahlah, atas nama keluarga nishikujou, Aku mengizinkannya.' Shiro yang masih berusia 16 tahun itu tersenyum pada yuukari.
'Siapa nama mu?'
'Kazumi yuukari.' Yuukari yang masih berusia 12 tahun memperkenalkan diri. 'Kau boleh tinggal di sini.'
'Kau yakin?'
'tentu. aku tak pernah bercanda.' Shiro tersenyum ramah.
"Yuuka, Andai ini bukan jalan yang kau tempuh, semua ini takkan terjadi." Shiro menatap sedih yuukari.
"Shiro sama, ini saatnya, kita harus membawa nya ke sofya dan memakamkannya."
"Ya."
1 hari berlalu, pemakaman sudah selesai.
"Para rakyatku semua, Bertahun tahun kita menunggu kehadiran penerus sang dewi cahaya, Kita semua berpikir beliau akan muncul dari orang tinggi, namun ternyata, Seperti yang kita ketahui, Sanada Fumika, yang hanya seorang pelayan pribadi, adalah penerus dari dewi Cahaya! Fumi silakan."
"Teman teman fumi semua, Fumi sangat senang karena fumi ternyata adalah penerus dari dewi cahaya, papa, terimakasih karena sudah membesarkan fumi dengan penuh semangat, Shiro sama terimakasih karena selalu memanjakan fumi padahal fumi hanyalah pelayan dan teman teman party fumi, terimakasih karena telah menemani fumi. Fumi harap, semuanya tidak terlalu berlebihan pada fumi, fumi ingin kalian semua memperlakukan fumi seperti biasa, tanpa memandang drajat! Dan, fumi akan selalu menjadi pelayan pribadi shiro sama, sampai saatnya tiba, saat shiro sama melamar fumi di masa depan."
begitulah pidato fumika yang panjang lebar.
Semua orang bersorak.
Shiro tersenyum ke arah fumika.
Zaldo selaku ayah fumika juga tersenyum.
"Astaga, mata ku kelilipan telur minotaur." Zaldo menggisik mata nya.