Chapter 2 - Kembali Padaku

Shiro nii." Maika berdiri di belakang shiro.

"Maika."

"Ada yang ingin aku bicarakan sama shiro nii." Maika tersenyum.

"Kau, masih hidup?" Tanya shiro.

"Tentu tidak, shiro-Nii." ujar maika tanpa menghapus senyumannya.

"Begitu, ya, apa yang ingin kau katakan, maika?" Tanya shiro.

>Shiro POV

Aku tau kalau ini adalah mimpi, dan maika, dia datang kemimpiku? apakah dia cuma khayalan semata? Aku tak tau.

"Nii, Terimakasih karena semua pakaian ku di cuci lagi dan di kemas dalam lemari mewah, Aku sangat senang." Ujar adikku.

"Kau datang kemimpiku hanya untuk itu?"

"Tentu tidak, Aku hanya ingin mengatakan, hidup shiro-nii akan sedikit susah karena berbagai misi yang akan diberikan dewi pino pada shiro-nii, Jadi, persiapkan dirimu, aku akan selalu disisi shiro-nii." Maika memperlihatkan senyuman yang kurindukan. Ah, padahal ini hanyalah mimpi, tapi kenapa terasa sangat nyata.

"Nah, sekarang, shiro-nii bangunlah." Maika tersenyum, semuanya menjadi gelap, rasanya kedua mataku tertutup dengan sendirinya.

"Buka matamu, nii."

Suara maika seolah menggema. Aku menuruti perkataannya, perlahan aku membuka mata ku.

"Ternyata benar, cuma mimpi." Ujarku, ah, aku masih berendam ya, Aku melirik jam di atas pintu kamar mandi yang terbuat dari kayu ini.

"Loh, baru jam 8, kalau tidak salah aku tadi mulai berendam jam 8.30, tapi rasanya, mimpi itu sangat lama."

Ah peduli amat, yang penting aku bertemu maika, walau hanya di mimpi. Aku beranjak dari kamar mandi ku menuju kamar, memakai pakaian dan tidur.

"Malam malam gini, rasanya agak lapar, hah, aku harus ke kota dulu." Ujarku, lantas aku memakai baju yang diberikan Dewi pino, kalau tidak salah, nama bajunya itu, Fortuita Vestibus. Kaus berwarna hijau putih dengan tangan panjang dan lengkap dengan celana panjang membuatku sangat nyaman. Namun tetap saja, angin rasanya menusuk seperti terkena skill Udara Spiral yang tadi aku pelajari.

"Hei anak baru! Sini!" Sapa seorang pemuda yang kelihatannya seumuran denganku.

"Y-Ya." Aku hanya menurut dan mendekati pemuda itu, dia tidak sendiri, dibelakangnya ada seorang gadis kecil yang sedang... Entah apa yang dia lakukan, dia melihat lihat papan pengumuman.

"Ada apa?" Tanyaku pada pemuda itu.

"Kau petualang pemula?" Dia balik bertanya, dengan singkat aku menjawab."Ya, begitulah."

Pemuda itu tersenyum ramah, "Bagaimana kalau kita bertiga membentuk sebuah party? Aku ini petualang yang handal." Dia menyimpan kedua tangannya di pinggangnya seolah olah dia bangga sendiri.

"Dengan adikmu? Boleh." Ujarku.

"Geh." Gadis kecil itu menatapku dengan tatapan seram, Apa salahku? Apa dosaku? Ayolah, Aku bukan seorang lolicon.

"Salam kenal gadis kecil, Namaku Shiro Nishikujou." Aku mengulurkan tangan kepada gadis itu.

"Touka, dan jangan panggil aku gadis kecil, usiaku 20 tahun." Ujar gadis, ah tidak, ujar touka dengan dingin.

'Tunggu, 20 tahun, memiliki tubuh sekecil ini.' Aku mematung.

"Ahaha, Shiro ya, namaku Ayato, salam kenal, dan mulai sekarang, mohon bantuannya ya." Ayato mengulurkan tangannya.

Ayato memberitahuku segala tentang kota ini, dan ternyata, dulu kota ini jauh lebih luas dibandingkan sekarang. Namun, kota ini kehilangan separuh wilayahnya karena bencana raya di masa lampau.

Dan dulu nama kota ini bukanlah Sofya, melainkan Athema, namun satu tahun lalu, saat dewi pino dilantik menjadi pemimpin kota ini, beliau mengganti nama kota ini menjadi sofya, Ayato bilang, nama sofya itu di ambil dari nama dewi Pino sendiri, Pino Sofys apalah, lalu, dibawah kota ini terdapat sebuah kanal yang menghubungkan antara kota sofya dan rugio, namun, karena banyak monster kuat bermunculan, akhirnya tempat itu tak terawat lagi.

>Normal POV

"Yosh, bagaimana kalau kita ke kedai serikat, katanya dewi pino sedang baik hati, ia menggratiskan makanan disana." Semangat ayato, Shiro tak paham apa yang dikatakan ayato, Kedai serikat? Apa itu.

"Ayo, Shiro-kun." Ujar touka dengan wajah dinginnya.

'Sial, Wajahnya yang dingin membuatku takut.' Batin shiro. Mereka bertiga berjalan menuju tempat yang dikatakan ayato.

"Selamat datang, oh? Wajah baru, kamu petualang pemula?" Tanya seorang pelayan perempuan. "Ya, begitulah." Singkat shiro.

"Shiro kau ingin pesan apa?" Tanya ayato. "Aku ingin kopi panas." Shiro membuka dompetnya untuk memastikan uangnya ada. 'Tunggu, kan gratis, shiro bodoh.' batin shiro.

"Waah, Uangmu banyak juga, padahal kamu orang baru loh, oh iya, aku dengar ada anak seumuran denganku yang selamat dari insiden penyerangan ksatria sialan lyark, apa itu kau?" Tanya Ayato.

"Ya itu aku, dan tujuanku menjadi petualang adalah untuk memenggal seorang kaisar bernama Venena." Shiro mengatakan itu dengan seringai mengerikan.

"Kenapa begitu?" tanya Touka.

"Karena Venena lah yang menyuruh tentara nya untuk menyerang desaku, Disana adikku terbunuh, dan menyedihkannya, dia dibunuh tepat di hari ulang tahunnya." Ujar shiro sambil mengeluarkan foto adiknya dari dompetnya.

"Adikmu cantik juga, andai dia masih ada, Aku akan melamarnya." Ujar ayato.

Di foto itu Maika berpose mengangkat roknya layaknya seorang maid dengan buah apel di tangannya, dan boneka potum yang hanya terlihat sedikit.

"Berisik. Ah Kopinya enak ya." Shiro mengalihkan topik.

"ya, enak deh, karena gratis jadi ku puji saja."

"Hmm.." Touka meneguk minuman beralkohol.

"Ahk?!" Shiro hendak menghentikan Touka, namun ia sadar kalau Touka 3 tahun lebih tua darinya.

"apa? Aneh?" Tanya touka. "Aah, tidak."

"Touka-san, sebaiknya kau jangan terlalu banyak minum, besok ada misi." Ayato merebut minuman touka.

"Kem.. Ba... Li... Kan... Hik..."

Sepertinya Touka sudah mabuk berat.

"Hah, Shiro, aku akan mengantarkan touka-san kerumahnya." Ujar touka.

"Eh, tak apa apa kah? Lihat, dia mabuk berat, rasanya kurang cocok."

"Be... Ri.. Sik.. Sa.. Yang.." Touka menunjuk shiro dengan sempoyongan.

"Tenang saja, ini sering terjadi, lagian, rumahnya ada disebelah kedai ini, kau ikut?" Tanya Ayato.

"Boleh."

Mereka berdua berjalan beriringan, Shiro menggendong Touka.

'kenapa aku harus menggendong loli tua ini?'

"Maaf merepotkan, saya akan menegurnya untuk tidak terlalu banyak minum." Ujar ibu Touka.

>Rabu 09 Desember 2020

>Pagi Hari

>Balai Kota

"Misi untuk regu ayato hari ini adalah menyelidiki misteri tanah genting kaos. Ada rumor kalau naga pembawa sial muncul disana, aku ingin kalian menyelidikinya, jika bertemu dengan naga itu, habisi dia, dan Shiro, Selamat karena kamu sudah mendapat party." Dewi pino memberi misi dengan senyumannya.

"Sebagai ucapan selamat, aku menyita pedang jelekmu itu." Dewi pino mengambil pedang 1 tangan milik shiro.

"Eh?!"

"Eh"

"EEH?!"

"Sebagai gantinya, aku memberikan pedang Chandra Kirana ini kepada mu Shiro."

Dewi pino menyerahkan pedang Chandra Kirana yang dulu ku inginkan.

"Baru pemula sudah dapet item legend. Kau memang sesuatu, shiro."

Ujar Touka.

Senjata touka adalah pesawat sihir berunsur air. Sedangkan senjata Ayato adalah busur panah.

"oke semuanya, Ayo!"

Semangat Ayato sambil berjalan menuju Tanah genting kaus.

>Daratan Rakau

Mereka bertiga berjalan beriringan,

"Shiro-kun, Kau petualang pemula kan?" Tanya touka sambil tetap mengunyah makanannya. "Ya, begitulah, memangnya kenapa, Touka-chan?" Shiro bertanya balik.

"Tidak, Kau tidak bertanya soal item item spesial disini kah?"

"Apa saja itu?"

>Touka POV

Aku menjelaskan berbagai item yang ada disini, seperti perkakas spesial, lalu, Mana dan Mana point yang bisa dilihat dari kartu petualang, bodohnya si Shiro lupa tak membawa kartu petualangnya, padahal itu sangat berguna untuk mengetahui Mp dan Hp kita. Sepanjang perjalanan aku memarahi dia, dan Ayato hanya bisa tertawa kikuk saat melihatku memarahi shiro.

Tanpa kami sadari, kami sudah berada di depan tempat yang bernama Tanah Genting Kaus, Indra penciumanku sangat kuat, jadi aku bisa merasakan kehadiran para monster disini, monster yang kuat.

"Touka-chan, Kau merasakan sesuatu? Wajahmu memucat." Cemas shiro, bocah itu malah mengkhawatirkan ku, sudah tau disini ada racun.

"Indra penciuman loli tua ini sangat kuat, sepertinya ada racun disini." Ayato... Kau ini meledek atau apa sih.

"Akh.. Inilah kekurangan memiliki penciuman tajam, racunnya bekerja 2× lebih cepat di tubuhku." Lagi lagi aku memuntahkan darah, sial, bagaimana aku melanjutkan misi kalau begini.

>Ayato POV

Touka-san mulai kehilangan keseimbangannya, ia berjalan dengan dituntun oleh shiro.

"Touka-chan,lebih baik kamu berhenti dulu saja, Jangan memaksakan dirimu." Hm, Shiro perhatian juga, dulu, touka-san hampir mati karena bau busuk dari monster Ooze, Slime yang suka menculik dan memakan anak kecil.

"Akh.."

"Touka-chan/Touka-san?!"

Touka-san akhirnya kehilangan kesadarannya. "Sial, kalau begini jadinya, dia bisa mati keracunan, Ayato, kumohon, kau kembali ke kota dan bawa touka-chan, biar aku saja yang menyelidikinya." Pinta Shiro padaku.

"Tapi, Bagaimana kalau kau menghadapi monster kuat?" Aku sedikit khawatir padanya, karena dia lupa membawa kartu petualangnya.

"Tidak papa, Begini begini, levelku sudah 30." Ujar shiro, Cih, padahal dia pemula, kenapa levelnya sudah 5 di atasku?

"Baiklah, kuserahkan tempat ini padamu." Ujarku pada Shiro.

>Normal POV

Shiro melangkah menuju dasar dari Tanah Genting Kaus ini, "Aku merasa ada sesuatu yang buruk menungguku di dalam sini." Ujar shiro. Ia mencabut pedang Chandra Kirana nya. "Mari kita beraksi, sobat."

TAP TAP TAP TAP

Ia berlari masuk ke dalam gua di dasar tempat itu, namun ia dikejutkan dengan benda menyerupai kristal raksasa.

"Sial, Jadi ini sumber Racun nya??!"

Srrrtttt

Kirstal hitam itu mengeluarkan cahaya.

Rrrzzzzttt

Semburan laser tiba tiba datang dari kristal itu menuju shiro. Ia tak sempat menghindar.

'Ah, aku mati disini ya.' Batinnya.

Crrzz!

Sebuah sihir pelindung muncul di depan shiro.

"Nii-chan no baka."

"Maika?!" Shiro terkejut karena Roh dari maika ikut bertempur.

"Baiklah, maika, mari bertarung bersama." Shiro memegang erat pedangnya. Laser yang di tembakkan kristal hitam itupun hilang.

"HYAT!!" shiro mengeluarkan sword skill pertama nya.

Trang!!

Kristal itu sedikit pecah.

Trang

Trang

Trang

Trang

Shiro terus menerus menebaskan pedangnya pada kristal itu sehingga mengeluarkan percikan api.

"Giliranku, Shiro-nii." Maika merapal mantra sihir.

"Makan ini, kristal hitam! Sihir Panah!"

Lingkaran sihir terbentuk di atas kepala maika. Tak lama kemudian lingkaran itu mengeluarkan puluhan anak panah.

Krrrrkkk

Kristal itu retak parah.

"GILIRANKU! TEBASAN METEOR PENGHANCUR!"

Shiro melompat ke atas

BRANG!!!!

Kristal itu hancur berkeping keping.

"Hah, hah.. Hah... Maika.. Terimakasih.." Shiro menyimpan pedangnya di punggungnya. Ia hendak memeluk maika,

Grep

Shiro memeluk maika dengan perasaan rindunya. Shiro memenjamkan matanya sebentar, "Maika.. Andai kau masih hidup, mungkin kau bisa mempelajari skill sihir lebih dari itu."

"Ni, Aku akan selalu di sisimu, Dewi kegelapan Grecia tak mengizinkan ku untuk pergi ke alam selanjutnya." Ujar maika tanpa melepas pelukannya.

"Kenapa begitu? Kau.. Masih punya masalah di dunia ini?" Tanya shiro.

"Karena aku di utus untuk membantu sang reinkarnasi dari pahlawan Dulu, Nii.."

"Kalau begitu, kau masih..."

"Ya, Dewi kegelapan Grecia memberiku tubuh baru, untungnya sama persis dengan tubuh lamaku, dengan kata lain, Aku dihidupkan lagi untuk membantumu, Shiro Nii-chan."

Maika melepas pelukannya sambil tersenyum pada shiro.

Bersambung