Chereads / Parallel dimensional explorer: becoming another future / Chapter 30 - Chapter 9 Part 1/2 Pelaku pencurian data.

Chapter 30 - Chapter 9 Part 1/2 Pelaku pencurian data.

(Perkembangan Ini buruk. Aku harap perkiraanku salah)

Membuka kaleng susu kemudian meminumnya. Renal merasakan rasa manis ketika susu dari bahan yang tidak dia tahu sebelumnya menempel ke lidah, walaupun itu memiliki rasa tidak jauh berbeda dengan rasa susu yang pernah Renal rasakan tapi dia tidak tahu di buat dari apa produk susu ini.

Jika sebenarnya produk susu ini adalah hasil rekayasa genetik, itu akan menjelaskan secara garis besar dan Renal bisa tidur dengan tenang. Namun bila ternyata bukan hasil rekayasa melainkan murni dari di tubuh proses mahluk hidup, itu akan menimulkan banyak sekali kemungkinan.

Peradaban dimana mahluk berakal mampu membangun kota-kota antar bintang. Memperhitungkan ekskalasinya, akan sangat masuk akal bila setiap planet memiliki Flora dan Faunanya sendiri, yang juga berarti luasnya komoditas pangan jauh lebih banyak dari apa yang Renal bisa bayangkan.

Dan bila semua informasi itu di gabungkan, akan sangat masuk akal jika Renal memikirkannya secara serius tentang asal usul susu yang saat ini dia minum.

Renal mampu setidaknya untuk mengetahui asal usul produk yang dia minum saat ini. dengan beralasan untuk memproleh informasi penting yang mungkin memiliki kaitan sangat erat dengan kepentingan mereka, dengan begitu Renal bisa meminta Kevin agar mau membantunya.

Itu adalah opsi yang sangat rasional.

Tapi Renal tidak melakukannya, yang berarti penyebab sakit kepala Renal saat ini bukanlah itu, melainkan hal lain.

"Karna pekerjaannya, aku pikir kakaku sangat sibuk akhir-akhir ini jadi dia tidak akan bisa bersama kita untuk sementara waktu"

"Mengurus beberapa dokumen dari para atasan memang akan memakan waktu lama, apa lagi yang kita bicarakan ini dokumen negara"

Renal memutar kaleng susu sedikit, suara kecil bisa terdengar ketika sarung tangan kulit Renal bergesekan dengan kaleng.

Duduk bersama gadis disampingnya yang merupakan adik perempuan Tia. Umur Lina tidak jauh berbeda dengan Renal, mungkin sekitar tiga tahun lebih muda, dan dia juga masih seorang siswi sekolah.

Sudah sekitar dua bulan lebih Renal berhubungan dengan Tia. Pada awalnya itu tidak berjalan lancar karna Tia adalah tipikal perempuan yang cukup sulit untuk di dekati, bahkan untuk orang seahli Renal sekalipun harus memakan waktu.

Tapi Renal memiliki banyak cara dan sangat berpengalaman. Perlahan tapi pasti sambil memperhitungkan batas-batas yang Renal sadari untuk tidak di lewati, pada akhirnya semakin mereka dekat semakin kecil pula batas-batas itu. Di waktu sengang ketika pekerjaannya telah selesai, Renal memanfaatkan semua itu untuk lebih mengenal Tia, wanita yang mirip kaka perempuannya dulu.

Sampai akhirnya Tia bersedia mengenalkan satu-satunya keluarga yang dia miliki, yaitu Lina.

Renal dan Lina saat ini berada di stasiun kereta bawah tanah, awalnya mereka berencana pergi bertiga untuk kedistrik hiburan di kota utara, namun sekarang karna Tia tidak bisa ikut, mereka berdua hanya duduk santai di dekat setasiun sambil saling berbicara.

Lina memandang Renal sesaat, kemudian berkata.

"Sebenarnya itu bukan Karna dokumen"

"Bukan dokumen?"

"Ya, bukan. kaka saat ini sibuk dengan beberapa tugas lapangan, meski jarang di beritakan tapi rupanya akhir-akhir ini pemerintah menugaskan banyak sekali personel untuk mengurus sesuatu, aku tidak tahu apa itu, namun karna kaka sering pulang malam, sepertinya sesuatu yang merepotkan sedang terjadi"

Lina melihat Renal sekali lagi, tapi kali ini dia memasang wajah yang sulit di jelaskan. Wajah yang di tunjukan seseorang ketika dia tidak mau kesalapaham merusak segalanya.

"Ini tidak seperti kakaku pergi bersama seorang pria, dia hanya sedang sibuk saja. Tuan Renal tidak usah menghawatirkan apapun"

"Ya, aku tahu"

Mendengar itu, Lina membuang nafas lega.

Dia tersenyum ke arah Renal lalu kemudian mulai berkata sesuatu yang dia pikirkan.

"Apa Anda tahu tentang berita media mengenai kejadian di beberapa lokasi?"

"Maksudmu insiden perampokan di dekat pusat kota?"

Lina mengaguk setuju.

"Teman - teman di sekolah juga membicarakan itu. Beberapa ada yang mulai kawatir apakah ada Mafia baru di kota ini dan mulai melancarkan aksinya ataukah ada seorang pembunuh gila berkeliaran"

Menutup mulutnya sambil tertawa kecil. Setidaknya dengan begini Lina bisa menghibur dirinya dari kekecewaaan.

"Pft!..Sejujurnya itu lucu"

"Mengapa? Bukankah itu tidak layak di jadikan lelucon"

Berhenti tertawa kemudian wajahnya mendekat ke arah Renal, Renal membalas dengan mendekatkan telinganya.

Hembusan nafas pelan mencapai telinga Renal, lalu Lina membisikan sesuatu.

"Karna aku tahu semua kejadian itu adalah ulah para peretas, Mafia hanyalah omong kosong yang di buat semata-mata untuk menutupi kenyataan. Ketika aku melihat beberapa dokumen mengenai laporan dari Kakaku, di sana tidak ada bukti-bukti mengenai keberadaan Mafia tapi malah yang aku temukan kebanyakan soal para peretas"

(Gadis ini.. Tidakkah dia menyadari akibat dari perkataannya)

Renal mengeratkan gengaman kemudian mulai meneguk kaleng susu. Air mulai mengalir ketengorokan lalu isi kaleng mulai berkurang sedikit demi sedikit.

Ketika kaleng susu sepenuhnya habis, Renal melepaskan gengamannya dan menaruh kaleng tepat di samping.

Dia meletakan kedua tangan di kursi sambil menatap kedepan kemudian bernafas pelan.

"Apakah kau mengatakannya pada orang lain?"

Lina mengelengkan kepalanya.

"Tidak, hanya tuan Renal seorang yang aku beritahu"

"Bagus, jangan pernah pernah beritahu siapapun. Mengerti? "

Lina mengaguk sambil tersenyum kecil.

"Dimengerti"

Mata Renal mulai mengecil lalu pandanganya sedikit turun. Rambut Renal menutupi sedikit matanya kemudian dia mehela nafas.

Dengan semua bukti yang dia kumpulkan selama ini, kini Renal tahu pekerjaan sebenarnya Tia di dalam pemerintahan.

(Intelejen)

Seperti mendekat ke lapangan penuh ranjau secara sukarela, Renal bisa meledak kapanpun jika saja kakinya salah melangkah, meskipun begitu posisi kaki dia benar-benar melayang tepat di atas ranjau.

Orang yang ingin Renal akrabkan sebenarnya tipe orang yang harus dia hindari sejak awal, semua itu membuat bertambahnya satu lagi penyebab sakit kepala Renal.

(Aku mungkin harus sering-sering minum susu agar kepalaku bisa berfikir jernih)

Tidak peduli dari bahan apa susu itu berasal, asalkan Renal bisa berfikir dengan jernih semuanya akan lebih baik dari pada tidak sama sekali.

Dia mungkin pada akhirnya akan menjadi seorang maniak yang mengantungkan hidupnya demi sekaleng susu, dengan begitu sakit kepalanya bisa di tekan dalam batas tertentu.

Sampai ketika bencana mulai menghampiri Renal.

Renal yang tahu sedikit psikologi manusia setidaknya mampu memprediksi sesuatu yang akan terjadi. Karna itu dia mulai menutup matanya.

Hologram di tembok setasiun memunculkan sesuatu, sebelumnya itu masih gambar poster produk makanan tapi kini berganti menjadi sesuatu yang lain, poster itu berisi tentang ajakan untuk masuk akademi militer.

Lina melihat poster itu kemudian mulai besikap aneh.

"Mereka melakukannya lagi, Mencoba untuk mempersiapkan para penduduknya hanya agar bisa dimakamkan di atas langit. Hidup di kekaisaran bagi beberapa orang sebenarnya cukup keras"

Kekaisaran menerapkan kebijakan untuk memobilisasi para penduduknya. Setiap anak muda mencapai umur yang sudah di tentukan akan langsung di kirim ke kamp pelatihan.

Baik pria maupun wanita, mereka akan mulai berdinas selama sekitar empat tahun. Kebanyakan orang akan menghindari di tempatkan ke Armada dari pada angkatan darat yang lebih aman.

Tapi setiap kapal Kekaisaran membutuhkan ratusan sampai ribuan orang agar bisa beroprasi, tergantung jenisnya itu akan menguras sangat banyak sekali sumber daya manusia.

Ketika perang benar-benar terjadi, orang-orang di Armada akan menjadi garda terdepan untuk melawan musuh, sehinga kebanyakan personel lebih di proritaskan untuk Armada kekaisaran dari pada angkatan bersenjata lainya.

"Itulah mengapa kebanyakan orang Kekaisaran tidak mencapai umur 40 tahunan"

Kebijakan Kekaisaran sendiri menjadi faktor utama berkurangnya populasi penduduk, entah itu pergi ke negara lain atau berakhir di medan perang.

Beruntung bagi Lina ketika mengetahui bahwa kakanya bergabung ke militer secara sukarela, itu akan menempatkan Tia akademi perwira, tempat dimana kebanyakan berisi pekerjaan di atas meja.

Meskipun begitu tentara tetaplah tentara. Selalu ada kehawatiran di dada Lina sekecil apapun kemungkinan bahayanya.

"Kakaku mungkin akan mendapat nasib yang sama seperti kebanyakan orang"

Sambil menatap sesaat kemudian dia memperbaiki sikapnya. Lina mulai tersenyum manis lalu menoleh ke arah Renal.

"Jadi bagaimana menurutmu? Kekaisaran menerapkan tunjangan yang cukup besar agar populasi penduduknya tetap terjaga"

Mendengar itu, Renal hanya bisa membeku tanpa berkata apa-apa.

Di dalam lubuk hati, Renal hanya ingin dekat dengan perempuan yang mirip kaka perempuanya dulu. Sebagai kaka tentu saja bukan malah memandang dia dengan sisi pandang lawan jenis.

Bahkan dia pernah berfikir untuk memangil Tia kaka.

Berawal dari Lina yang pernah berkata pada Renal mengenai kakanya tidak dekat dengan pria manamun sejak lama, itu membuat semacam tombak menusuk ke pikiran Renal sesaat.

Renal melihat itu hanya sebatas perkiraan tanpa cukup bukti, jadi dia mengacuhkannya ketika kemungkinan itu sempat melintas di kepalanya.

Mempertimbangkan Tia yang bukan tipe wanita yang suka memandang laki-laki seperti kebanyakan wanita pada umumnya, sesuatu seperti hubungan selain pertemanan kemungkinannya sangat kecil. Namun Renal sekarang tidak ingin menutup matanya lagi.

Walau bagimanapun juga, Renal pernah memiliki pengalaman terhadap hal itu meski berakhir dengan buruk.

Jika saja ada seseorang yang mengatakan pada Renal bahwa dia terlalu percaya diri akan perkiraannya tanpa melihat fakta kalo itu mustahil. Mungkin Renal akan mempertimbangkan orang itu untuk dijadikan teman dekat.

Tapi kenyataan pahit tidak bisa Renal abaikan.

(Ini sekenario terburuk)

Saraf-saraf di kepala Renal mulai berdenyut. Aliran listrik semakin bertambah setiap detik.

Rasa sakit di kepala Renal semakin bertambah, sampai titik dimana mungkin itu akan membuat Renal mendapat semacam penyakit kronis pada detik ini juga. Suatu penyakit dimana kepala terasa seperti di tindih dengan bongkahan Es beku selama satu bulan, yang akan membuat tiap-tiap sel darah yang masuk membeku seketika.

Jika kesadaranya masih terjaga, maka Renal akan merasakan sakit tidak tertahankan dalam waktu lama.