Chereads / Parallel dimensional explorer: becoming another future / Chapter 33 - Chapter 10 Part 2/4 Oprasi Tangan Besi

Chapter 33 - Chapter 10 Part 2/4 Oprasi Tangan Besi

Meletakan teropong di depan mata, Tia dan unitnya saat ini tengah mengawasi gedung enam lantai di pemukiman tempat dimana para penyusup berada.

Dia mengangkat satu tangan untuk memberi tanda. Kemudian Tia menurunkan tropong sambil menunjukan ekspresi jengkel saat melihat yang di curigai sebagai mata-mata masuk ke ruangan di dalam apartemen.

(Sialan, para hama itu mengunakan cara kotor)

Tia yang seorang perwira lapangan secara resmi bukanlah personel dari Departemen Intelijen melainkan unit pengamanan publik, perintah kerja sama dari atasan membuat Tia harus mengambil waktu lembur sampai berbulan-bulan.

Meskipun begitu, jika di lihat dari gambaran besar sebenarnya pekerjaan Tia berubungan erat dengan Intelijen. Bila pihak Intelijen memiliki semacam unit yang tugas utamanya membersihkan para penyusup secara terbuka dengan senjata kelas berat, pasti unit Tia adalah salah satunya.

Dan itulah mengapa Tia ada disini sekarang, ada juga beberapa masalah lain yang membuatnya mengetarkan gigi karna kesal.

(Terlambat, sial. Kenapa badan Intelijen sangat tidak kompeten)

Sampai sekarang, pesan-pesan digital yang Tia terima dari rekan Departement Intelijen membuat bulu matanya berdiri karna fakta bahwa pembentukan unit Counter Intelijen lebih lama dari yang di perkirakan.

Itu memberikan semacam perasaan seperti ketika rekan kerja memutuskan cuti karna persoalan pribadi, tapi meningalkan setumpuk dokumen ke rekan kerjanya saat orang itu senang semua tugas telah selesai.

(Aku tahu Kekaisaran sangat payah dalam urusan Spionase, tapi haruskah kita terus membekukan kepala pada kenyataan di depan mata? )

Manusia pada dasarnya belajar dari pengalaman, baik itu mencakup suatu kelompok maupun individu.

Hal itu juga berlaku untuk Kekaisaran. Angkatan Darat Kekaisaran pada dasarnya berisi personel yang sangat berpengalaman untuk mempertahankan kesetabilan publik, dengan segala upaya harus berurusan dengan para penyusup yang secara langsung berlawanan.

Semakin lama waktu berjalan keadaan akan semakin buruk. Dengan lamanya waktu pembentukan unit, sudah lebih dari cukup untuk di katakan sebuah kegagalan.

Di hadapkan pada perang melawan Aliansi, membuat fokus Kekaisaran teralihkan untuk keberlanjutan perang. Sempat terpikirakan oleh para perwira tinggi ataupun perwira menengah potensi Mata-mata dari sekutu mereka sendiri, namun itu hanyalah kecurigaan sesaat. Setidaknya itu yang terjadi dulu.

Mayor Tia pun tidak terkecuali.

Tangan Tia yang telah di turunkan kemudian memegang telinga.

Dia saat ini berdiri dari kejauhan tepat di depan Unit lapis baja. Lalu Mayor Tia berkata dengan nada keras mengetarkan jiwa.

"Semuanya dengarkan, para penyusup itu mengunakan pemukiman publik sebagai benteng utama mereka. Orang-orang sialan yang mengunakan penduduk sipil untuk kepentingan mereka tidak layak untuk di anggap memiliki moral sedikitpun"

Kamuflase yang sesuai, adalah kamuflase yang memanfaatkan lingkungan sekitar. Jika lingkungan hutan penuh daun bukanlah medan tempat penyusup berada atau lingkuangan bersalju dengan hamparan es putih sejauh mata mampu memandang bukanlah tempat juga, maka satu-satunya pilihan hanyalah berbaur dengan masyarakat.

Itu akan memberikan mereka pertahanan bukan hanya secara fisik, tapi juga secara mental bagi para penyerang.

Sangat mungkin bila si penyerang memiliki semacam keraguan di benak mereka, Seperti memilih mana yang harus di preoritaskan. Mereka yang memiliki unsur moralitas mendominasi akan cenderung menolaknya, bahkan ketika hanya membaca kalimat pertama dalam dokumen laporan.

(Untuk selanjutnya aku akan serahkan ke Departement Propaganda kekaisaran, tugasku hanyalah memenuhi perintah atasan untuk kepentingan pemerintahan)

Seorang bawahan mengampiri Tia, dia dari unit Infantry.

Memiliki wajah penuh keraguan ketika dia melihat bagunan apartemen di depan mata, saat moncong peluru dari Unit Lapis Baja yang telah di lengkapi peralatan kelas berat, yaitu Altileri penghancur gedung yang dipasang pada pungung Albion mengarah pada targetnya dengan bagian senjata memancarkan sinar biru kelap-kelip, membuat beberapa bawahan Tia yang bukan anak buah dia sejak lama terbesit di kepalanya sebuah keraguan.

"Komandan? Aku rasa ini berlebihan"

"Ada apa? Bukankah ini siang hari di jam sibuk, para penghuni apartemen dan gedung sekitarnya kemungkinan hanya berisi para pelajar yang putus sekolah atau orang baru keluar dari pekerjaan. Jumlahnya tidak banyak, itu sudah jelas"

"Meski begitu"

Tia mengecilkan matanya. Itu semua karna dia tahu salah satu bawahannya termakan oleh taktik para penyusup.

(Inilah alasanya mengapa aku dari awal mengatakan pada para atasan untuk mengirim unit yang sudah terlatih terhadap hal ini, dari pada harus unit yang masih hijau penuh akan keraguan)

Meski atasan Tia mengirim unit bantuan di bawah perintahnya, tapi melihat apa yang mereka kirim sekarang membuat semacam keraguan bagi Tia tentang kata bantuan itu sebenarnya tidak lebih dari pelatihan lapangan.

Mengirim Unit belum terlatih ke lapangan jelas akan membuat perwira manapun memasang muka kesal.

Terlebih lagi di Oprasi yang saat ini tengah di laksanakan.

(Orang-orang yang jauh lebih kompeten di kirim ke Armada, sementara yang ada di Angkatan darat sekarang hanyalah orang-orang yang mengerti pekerjaan di dalam ruangan. Tidakah Angkatan darat sebenarnya cukup memperhatinkan?)

Pada awalnya Tia berfikir untuk masuk ke Armada tidaklah buruk, namun ketika adik perempuannya mengetahui, itu langsung membuat Lina merengek selama berhari-hari. Sebagai satu-satunya keluarga yang dimiliki membuat hati kecil Tia sempat terpukul.

Oleh karna itu ketika datang rekomendasi pekerjaan tepat setelah Tia lulus Academy perwira, dia langsung menolaknya.

Sekalipun Tia memiliki rasa Nasionalisme sebagai tentara, namun dia juga memiliki adik perempuan yang harus dia jaga. Mengabdi pada negara tidak hanya menjadi personel Armada. Jelas pilihan Tia dari awal hanyalah satu.

Ketika dia melamun sesaat sebelum oprasi besar di laksanakan, seorang bawahan dari unit lapis baja menannyakan sesuatu.

"Komandan, apa kode Oprasi kita? "

"Karna ini adalah Oprasi serempak di berbagai kota besar, dengan tujuan untuk menghancurkan markas hama dengan kekuatan militer berat. maka para atasan menamai ini, Opration Iron Hand"

Ada sebuah laporan tentang musuh di tunjukan ke pada Tia, itu adalah sebuah laporan mengenai pergerakan mereka. Ada juga beberapa kemungkinan yang di perediksi, salah satunya tentang potensi kecurigaan bahwa penyusup yang mereka lawan tidak hanya satu.

Kemungkinan pertama ada dua kelompok berbeda namun memiliki tujuan atau kepentingan serupa, lalu kemungkinan kedua adalah dua kelompok namun sebenarnya dalam satu organisasi serupa.

Itu semua berdasarkan analisa ketika di ketahui saat kelompok pertama di bantai, walaupun mereka tidak sampai masuk dan mencuri data tapi menurut catatan kementrian Informasi ada kecurigaan bahwa sebenarnya itu sudah di curi pada saat pembantaian.

Dengan kata lain, kelompok pertama adalah pengalih perhatian Sementara kelompok kedua menyusup ke tempat lain untuk mencuri data dalam senyap. Dengan semua informasi di depan mata kemungkinan kedua adalah yang paling kuat.

Bagi Tia yang tahu betapa merepotkannya keberadaan penyusup membuat dia dan perwira lainya berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi ke adaan, semua pernah di ajarkan sebelumnya tentang dampak baik internal maupun eksternal.

Tindakan untuk mengatasi para penyusup dengan senyap mungkin salah satu cara, itu akan membuat setidaknya terhindar dari korban sipil, sementara untuk kerugian materi, kekaisaran dapat mengirimkan uang ganti rugi merupakan Opsi yang layak di pilih, idealnya seperti itu.

Namun baik dari segi waktu ataupun sumber daya manusia Kekaisaran, tidak cukup berbaik hati untuk berpihak kepada Kekaisaran.

Tapi sekarang kesempatan emas telah datang.

Sambil menujukan wajah menghina, Tia mengatakan sesuatu.

"Rupanya para hama cukup putus asa untuk berani meretas jaringan informasi kita, Tidak seperti yang biasa mereka lakukan dengan pergi kepusat informasi secara langsung, kali ini mereka meretasnya dari jarak jauh. Tentu saja itu akan jadi akhir bagi mereka ketika pihak kita mencium beberapa aliran informasi tidak resmi di beberapa lokasi"

Adapun tujuan awal mengapa para penyusup datang kemari, itu hanya di ketahui perwira tinggi sekelas letnan jendral dan di atasnya. Tia menyadari itu ketika dia di perintahkan untuk mengancurkan alih-alih mengali informasi.

(Mereka mungkin melakukan semua ini demi tujuan Politis. Tapi sayang itu tidak akan berlaku bagi kekaisaran)

Berdasarkan apa yang terjadi sekarang, dimana musuh membangun benteng mengunakan penduduk sipil. Hanya mungkin untuk tujuan politis, sesuatu seperti menghancurkan pandangan masyarakat kepada pemerintahan lalu mengiring mereka untuk beropini negatif.

Dengan mereka menjadikan area pemukiman sebagai markas seperti mengatakan kepada lawan "Jika kau mau menghancurkan kami, maka hancurkanlah di sini. " kemudian teragedi terjadi akan memudahkan mereka membagun semacam pandangan negatif masyarakat.

Tapi ini adalah Kekaisaran dimana para personel sangat ahli dan terlatih dalam urusan sipil.

Hal seperti itu tidak akan berlaku.

Tia menoleh ke arah bawahannya kemudian memerintahkan.

"Jika kau mengerti, cepat kembali ke unitmu dan katakan pada mereka untuk bersiap maju lalu menembak"

Sambil menghentakan kaki dan tangan memberi hormat, bawahan Tia pun pergi menjauh.

Beberapa waktu terlewati, lalu Tia melihat mengunakan tropong kembali sambil memegang alat komunikasi di telinganya.

"Tembak!"

Unit lapis baja yang di lengkapi dengan senjata artileri mulai memancarkan sinar warna biru terang. Ada sekitar 12 unit di lokasi sekarang, semua moncong di arahkan ke satu gedung.

Kemudian suara beruntun memekankan telinga terdengar begitu keras.

Angin kencang akibat daya gelombang kejut luar biasa ketika peluru itu di tembakan membuat debu-debu sekitar berterbangan, meski di atas ada unit Albion milikinya yang menahan sebagian besar gelombang kejut namun sebagian mencapai dia menyebabkan rambut Tia seakan-akan menari di udara.

Beton-beton apartemen ketika itu runtuh memunculkan debu coklat yang menutupi semuanya, satu-satu persatu suara bagunan runtuh mencapai telinga Tia. Tidak butuh waktu lama apartemen berubah menjadi reruntuhan.

Siapapun yang tinggal di pastikan mati.

Tia menurunkan tropong lalu menatap ke arah bangunan runtuh. Tapi mata Tia melihat Ada sesuatu yang janggal.

DUAR!!!

Ledakan keras berasal dari samping kanan Tia, salah satu Albion milik bawahannya meledak dan menyebarkan puing-puing besi. Serangan itu berasal dari reruntuhan gedung. Dalam waktu singkat Tia langsung berlindung di bawah Albion miliknya untuk menghindari pecahan baja.

Suara-suara benturan kecil baja dapat terdengar di sekitar Tia.

Ketika itu selesai dalam waktu singkat, Tia kembali memperbaiki pandanganya sambil merusaha memahami situasi.

"Bagaimana mungkin? Sejak awal mereka memiliki unit lapis baja? "

Mata Tia membesar karna kaget saat unit lapis baja keluar dari reruntuhkan, kabut ledakan akibat unit lapis baja mengantamkan sesuatu ke atas dapat terlihat dari kejauhan.

Dari sana muncul sekitar lima sampai tujuh unit lapis baja.