pesta pun telah selesai keesokan harinya di kediaman tuan william terlihat keira sedang berkemas-kemas merapihkan barang-barang dan pakaian yang dimasukan kedalam koper di kamarnya. rupanya keira akan pergi.
" apakah kamu yakin dengan keputusanmu nak." tuan willian muncul lalu menghampiri putrinya.
"iya ayah... keira sangat yakin. keira ingin belajar hidup mandiri yah. " keira menjawab dengan pasti. tapi ada kesedihan yang ia rasakan. " apakah ayah tidak apa kalau keira tinggalkan." keira lalu berhadapan dengan ayahnya dan memegang kedua lengannya.
"ayah tidak apa nak,, aya merasa senang jika kau memiliki pikiran seperti itu, tapi ayah sangat takut kehilangan kamu nak,, ayah takut kamu kenapa-napa diluar sana. " tuan william merasa khawatir terhadap keira karena selama ini keira tidak pernah meninggalkan rumah.
"ayah.. keira akan baik-baik saja,, justru kalau keira di rumah terus, keira takut kalau nanti keira tidak bisa melanjutkan usaha ayah. " keira berusaha meyakinkan ayahnya.
"baiklah nak, kalau kau memang sudah merasa yakin dengan keputusanmu,, ayah mengijinkan kau untuk belajar mandiri, tapi kamu harus berhati-hati ya nak. " tuan william pun memeluk keira.
"terimakasih ayah. " keira senang karena mendapatkan ijin dari ayahnya. keira melepaskan pelukannya, lalu ia kembali membereskan barangnya.
"apakah sudah selesai" tuan william bertanya.