Happy Reading, All
Mereka bertiga sudah berada di meja nya masing masing dan sedang mengobrol hal hal yang sepertinya gak penting untuk dibicarakan.
Seperti tukang nasi goreng deket rumah mereka kemarin kecebur got lah atau tetangga mereka, Tante Devy yang kemarin teriak teriak karena takut anak kucing lah.
Huft kayak gak ada pembicaraan yang lain saja.
Ketika sedang asik asik berbincang, datanglah Bu Laura selaku guru bidang pelajaran IPA. Anak-anak yang semulanya masih berkeliaran, segera duduk di tempatnya masing-masing.
Kegiatan belajar mengajar pun berjalan dengan lancar sampai bel pulang sekolah berbunyi.
"Guys, ke Triangle Cafe mau gak? Udah lama juga kita gak ke sana, kan," kata Ditha
"Gue sih mau mau aja. Tapi, traktir gue ya? Gue lagi gak bawa black card gue nih..." kata Reysha dengan muka memohon.
"Oke gue traktir karena gue yang ngajak. Nah, lo gimana, Bin? ikut gak?" tanya Ditha pada Robin yang sedang melamun.
Entah apa yang dipikirkan oleh nya. Biasanya, anak ini jarang melamun. Ditha yang pertanyaan nya gak dijawab pun langsung aja menepuk pundak Robin dengan keras.
"Aduh! Sakit anjir, Tha! Lo mau buat pundak gue encok, ya?!" kata Robin kesal.
"Susah si kalo sahabatan sama aki aki," cibir Reysha.
"Hehehe ya maaf, lagian lo tumben banget ngelamun," kata Ditha.
"Hmmm," kata Robin hanya berdehem.
"YA TERUS LU IKUT ATAU ENGGAK, JAMAL?!" kata Reysha kesal dengan suara yang meninggi.
"Ga dulu deh. Lagi males," tolak Robin dan langsung pergi meninggalkan Reysha dan Ditha begitu saja.
"Yaudah kalo gak mau. Yuk ah Rey," ajak Ditha sambil menarik tangan Reysha.
'Sebenernya Robin kenapa sih?' tanya Reysha di benak kepala nya.
Sesampainya di Triangle Cafe, mereka berdua langsung duduk di pojok samping kaca. Mereka suka duduk di sana, karena bisa melihat pemandangan.
Ditha langsung memanggil pelayan di Cafe tersebut.
"Mbak!" panggil Ditha sedikit keras agar terdengar oleh pelayan itu. Pelayan yang merasa dipanggil pun segera menghampiri meja mereka.
"Iya kak, mau pesan apa?" tanya pelayan itu sambil bersiap mencatat apa saja yang Ditha dan Reysha pesan.
"Mbak, saya pesan semur jengkol, ada?" kata Ditha dengan candaan nya. Sang Pelayan hanya menatap Ditha aneh.
'Bisa bisanya dia nyari semur jengkol di Cafe elit gini,' pikir pelayan tersebut. Sedangkan Reysha yang mendengar itu pun hanya bisa menahan malu.
"Hahaha saya bercanda kali, mbak. Saya pesan lychee tea sama nasi goreng seafood ya. Rey, lo mau apa?" tanya Ditha pada Reysha.
"Samain aja, Tha," kata Reysha.
"Yaudah mbak, samain aja," kata Ditha.
"Oke, saya ulangi ya. Nasi goreng seafood nya 2, lychee tea nya 2," kata Pelayan itu dan diangguki oleh Reysha dan Ditha.
Kemudian pelayan itu langsung meninggalkan mereka berdua ke dapur.
"Eh Rey, si Robin kenapa sih? Kok kayak beda gitu?" tanya Ditha heran.
"Iya makanya itu, gue daritadi tuh mikirin anak itu," kata Reysha.
"Jangan-jangan Robin marah ya sama gue gara gara tadi gue tepuk pundak nya keras banget?!" kata Ditha panik.
"Menurut gue sih, dia gak marah karena itu deh, Tha. Kan dari sebelum lo tepuk pundaknya, dia emang udah ngelamun gitu," kata Reysha.
"Iya juga sih ya," kata Ditha.
"Permisi, kak. Ini pesanannya ya. Selamat menikmati," kata Pelayan itu sambil tersenyum ramah.
"Thank you, mbak," kata Ditha sambil membalas senyum Pelayan itu.
Pelayan itu pun pergi ke tempat duduk lain ketika ada pengunjung yang memanggilnya.
"Mending makan dulu deh, Rey. Mikirin Robin nya nanti aja," kata Ditha sambil menyantap nasi goreng nya.
Bohong kalau Ditha tidak khawatir dengan Robin. Sebenarnya dia juga khawatir karena biasanya kan, Robin gak kayak gini. Ditha rasa, Robin menyembunyikan sesuatu yang tidak diketahuinya
Reysha menghembuskan nafas kasar dan akhirnya menyantap makanannya.
Selesai makan, mereka langsung membayar pesanan mereka dan langsung pulang ke rumah masing masing.
Rumah mereka terletak di komplek yang sama. Jarak rumah mereka pun cuma beda beberapa rumah aja.
Sesampainya dirumah, Reysha segera mandi karena badannya itu sudah terasa lengket.
'Apa gue samper ke rumah nya aja ya?' pikir Reysha dalam hati.
Setelah memikirkan sekitar 10 menitan, akhirnya Reysha memutuskan untuk menemui Robin di rumah nya.
Sampai di rumah Robin, Reysha bertemu dengan Bunda nya Robin. Karena orangtua mereka bersahabat, mereka memanggil orangtua satu sama lain dengan sebutan Bunda & Ayah (untuk orangtua Robin) , Mami & Papi (untuk orangtua Ditha), dan Mama & Papa (untuk orangtua Reysha).
"Hi, Bunda. Reysha mau ketemu sama Robin, boleh?" tanya Reysha pada Bunda.
"Boleh kok, Rey. Robin dari tadi dikamar terus sampe lupa makan. Bunda jadi khawatir..." kata Bunda dengan wajah sedih.
"Iya, Bun. Tadi Ditha ngajakin ke Cafe juga Robin nya gak mau," kata Reysha.
"Huftt anak itu ada masalah apa ya? Tolong kamu bujuk makan juga ya, Rey?" kata Bunda
"Tenang aja, Bun. Pasti aku bujuk dia untuk makan kok," kata Reysha sambil tersenyum hangat.
"Oiya, Bun. Arkan kemana?" tanya Reysha menanyakan keberadaan adiknya Robin.
"Arkan lagi kerumah temennya," jawab Bunda dan Reysha pun mengangguk mengerti.
"Yaudah kamu langsung ke kamar nya aja ya, Rey," lanjut Bunda.
"Iya, Bun. Reysha ke kamar Robin dulu ya," kata Reysha lalu diangguki Bunda dan ia pun langsung ke kamar Robin.
tok tok tok~
Reysha mengetuk pintu kamar Robin sampai akhirnya Sang pemilik kamar pun keluar dengan keadaan yang tidak baik baik saja. Rambut nya acak-acak an, kamarnya juga terlihat berantakan.
"Bin, lo kenapa?" tanya Reysha khawatir.
"Gak kok, gue gapapa. Sini, lo masuk dulu aja," jawab Robin dengan senyum paksa nya.
Reysha pun masuk ke kamar Robin.
"Ya ampun, Robin. Ini kamar lo berantakan banget. Sebenarnya lo ada masalah apa sih? Cerita deh ke gue..." kata Reysha dengan nada bicara merendah.
"Hufttt...." Robin membuang nafasnya kasar.
"Gue tuh suka sama Marsha anak kelas 11 IPA III dan hari ini gue denger berita kalo dia jadian sama Juan anak kelas 12..." ungkap Robin panjang dengan nada sedih.
Reysha yang mendengar kalau Robin suka sama Marsha pun terkejut. Bisa-bisanya ia dan Ditha gak tau hal ini.
Tapi, Reysha gak akan kasih tau Ditha hal ini. Karena Ditha itu kekanakkan dan dia juga gak bisa jaga rahasia, itu juga salah satu alasan Robin gak pernah mau curhat ke Ditha.
"Kalau memang orang yang lu suka udah punya pasangan, lebih baik lu lepaskan. Menunggu dia yang sudah bersama orang lain itu hanya menumbuhkan luka," saran Reysha pada Robin.
"Thanks ya, Rey. Emang lo doang sahabat gue yang bijak," kata Robin tersenyum.
"Nah, gini dong senyum lagi. To be honest, lo kalo lagi sedih jelek nya nambah tau," kata Reysha dengan candaan nya itu.
Dilain sisi ~
"Robin kenapa, ya? Huft mending gue samper aja deh," kata Ditha seraya berdiri dan meninggalkan kamarnya.
Sesampai nya di rumah Robin, ia langsung membunyikan bel di rumah itu. Tak perlu menunggu lama, Bunda pun membuka pintu nya.
"Eh, Ditha. Mau ketemu Robin, ya?" tanya Bunda.
"Iya nih, Bun. Robin nya ada, kan?" tanya Ditha sambil tersenyum semangat.
"Ada tuh di kamarnya. Oiya, kebetulan ada Reysha juga tuh. Kamu langsung ke kamar nya aja, ya," tutur Bunda pada Ditha.
Senyum semangat Ditha memudar kala Bunda bilang Reysha juga ada disini.
"E—eh iya, Bun. Kalo gitu, Ditha ke kamar Robin dulu ya," kata Ditha dengan sopan dan di angguki oleh Bunda.
Sekarang, Ditha sudah ada di depan pintu kamar Robin. Ia menghembuskan nafas nya kasar dan menenangkan dirinya.
"Huft!"
'Lo yang tenang ya, Tha. Kita kan sahabat. Jadi, gak ada yang perlu dicemburuin,' ucapnya dalam hati.
tok tok tok~~
Reysha dan Robin yang mendengar suara ketukan pun segera menghampiri pintu dan Reysha membuka pintu kamar itu.
Reysha pikir, yang mengetuk pintu tadi adalah Bunda. Tapi, ternyata dugaan Reysha salah. Sekarang tepat di depan nya ada Ditha dengan senyumannya itu.