Happy reading, All
Setiap pergantian tahun, kita akan merayakannya pada akhir tahun. Melihat kembang api, meniup terompet, berkumpul dengan teman, bermain bersama teman, pergi ke rumah keluarga.
Semua akan berkumpul dengan seseorang untuk menyambut tahun baru.
Berbeda dengan Ditha yang hanya melamun memandang jendela.
"Sayang," panggil Mami.
"Ya, Mi."
"Kamu malam tahun baru besok, ga jalan sama teman?" tanya Bunda.
"Ga, Mi. Aku ga ada janjian buat jalan jalan. Mami kenapa nanya?"
"Sayang, hari ini Mami dan Papi akan pergi keluar."
"Ohh, yaudah gapapa, kok. Ditha sendiri aja."
"Sayang, maaf Mami sama Papi ga bisa nemenin kamu."
Ditha tersenyum, "Mi, Ditha gapapa." Maminya pun ikut tersenyum melihatnya.
Mami Ditha keluar untuk bersiap-siap pergi. Ditha keluar dari kamar untuk melihat Papinya.
Setelah keluar, Ditha melihat Papinya sedang membereskan barang.
Orangtua Ditha akan pergi ke luar kota untuk urusan bisnis. Karena sebelum tahun baru waktu pertemuannya ditunda dan jadinya hari ini.
"Papi," panggil Ditha.
"Mau aku bantu, Pi?" tanya Ditha pada Papinya.
"Ga usah. Kamu duduk aja, lagian Papi udah selesai." Ditha mengangguk dan ia hanya duduk melihat Papinya.
"Sayang, Papi belikan kue buat kamu. Ada di dapur."
"Iya, nanti setelah Papi dan Mami pergi, Ditha akan makan."
"Kamu gapapa, kan?" tanya Papi khawatir.
"Gapapa, kok."
"Kamu kenapa ga ikut aja?" tanya Papi.
"Gapapa, Pi. Aku mau di rumah aja. Lagian itu kan urusan bisnis." tolak Ditha atas ajakan Papinya.
"Yaudah kalo maunya gitu. Tapi kamu hati-hati di rumah."
"Iya, Pi." Ditha tersenyum agar Papinya tidak khawatir.
Mami Ditha sudah selesai membereskan barangnya. Mereka langsung berangkat ke luar kota, tentu mereka pamit pada putri satu satunya mereka.
Setelah orangtuanya pergi, Ditha menyalakan tv dan menonton siaran. Ditha melihat handphonenya, dan membuka chat grup Ditha, Reysha dan Robin.
•*✧♡Bestie♡✧*•
Anda
Kalian malam tahun baru nanti kemana?
Reysha
Gue sih, mau ke rumah saudara.
Robin
Gue juga mau ke rumah saudara.
Anda
Katanya mau ngumpul sama teman. Kok berubah?
Robin
Bunda maksa suruh ikut.
Reysha
Oh, iya. Ditha, lu sendiri mau ke mana?
Anda
Gue, sih. Di rumah aja.
Reysha
Yah, maaf ya, Tha. Gue ga bisa nemenin.
Robin
Sorry, Tha. Gue ga bisa batalin.
Anda
Santai aja.
Ditha hanya menghela nafas melihat grup chatnya.
Ditha menonton tv dan memakan cemilan. Bila sudah bosan, Ditha memainkan game yang ada di handphonenya. Bila bosan bermain game, Ditha makan cemilan dan duduk di luar untuk melihat pemandangan.
Keseharian Ditha saat ini hanya nonton tv, main handphone, memakan cemilan, keliling rumahnya.
Sampai hari menunjukkan malam, Ditha terus melakukan kegiatannya. Akhirnya ia bosan dan berencana untuk membersihkan diri, lalu tidur.
'Bosan,' ucap Ditha dalam hati.
Karena sudah bosan, Ditha membersihkan dirinya. Setelah selesai, Ditha mengeringkan dirinya lalu memakai pakaian rumahnya.
Ditha langsung baring di tempat tidurnya setelah selesai memakai baju.
Matanya terus melihat keatas dengan perasaan bosan dan sedih.
Sebenarnya Ditha ingin sekali Papi dan Maminya untuk tetap tinggal di rumah. Merayakan tahun baru bersama. Tetapi, ia tidak mau merepotkan orangtuanya.
Karena melamun terus, Ditha pun sampai tertidur.
Hari sudah cerah, Ditha pun bangun. Tentu ia membersihkan dirinya dulu, baru ke dapur untuk makan.
Tidak terasa sudah hari malam tahun baru, dan Ditha hanya sendiri.
Ditha mengambil cemilan dan susu. Lalu ke ruang tamu untuk menonton tv.
Dalam hatinya, Ditha berharap orangtuanya pulang dan menemaninya. Tetapi ia tidak mau terpaku dengan harapan itu, jadi dia menyibukkan diri dengan kegiatannya.
ting ting ting~
Ditha terkejut mendengar suara bel berbunyi. Ia langsung keluar dengan harapan yang menekan adalah orangtuanya.
Tetapi setelah membuka pintu. Harapannya buyar, pudar dan jatuh.
"Paket," saut orang yang menekan bel rumah Ditha.
"Ah iya." Ditha tidak menunjukkan senyumnya.
"Atas nama Wiwit?" Ditha terheran mendengar namanya.
"Wiwit? Siapa? Saya?" tanya Ditha.
"Iya. Anda Wiwit, kan?"
"Salah orang kali, Bang." Ditha ingin menutup pintunya karena ia kira orang ini salah alamat. Tetapi ia menahan Ditha.
"Eh, mau ngapain?" Ditha takut orang ini mau macam-macam.
"Aduh, Kak. Saya cuma mau kasih paket."
"Bang, udah saya bilang salah alamat."
"Ga mungkin. Saya ga pernah salah alamat."
'Aduh, kenapa harus ketemu orang kayak gini, sih,' ucap Ditha dalam hati.
"Bang, coba tebak nama saya siapa?"
"Wiwit, kan?"
"Salah. Nama saya Ditha. Coba cek alamatnya ulang."
Abang pengirim paket itu pun mengecek ulang alamatnya. Benar saja kalo alamatnya itu salah.
"Apa alamatnya?" tanya Ditha sedikit emosi.
"Hehehe, salah alamatnya, Kak," ucap Abang itu.
"Ohhhh, salah ya?"
"Iya, hehehe."
"Oh oke, hehe."
"Loh, ga marah, Kak?" tanya Abang itu heran dengan jawaban Ditha.
"Hehe. KELUAR DARI RUMAH INI SEBELUM SAYA LEMPAR PANCI, PIRING DAN GELAS." Mendengar Ditha teriak seperti mau makan orang, Abang itu langsung lari keluar menjauhi rumah Ditha.
"Hari sial banget bagi gue," ucap Ditha kesal, lalu ia langsung masuk ke dalam dan tidak lupa menutup pintu.
Ditha benar-benar kesal. Sudah dia sendiri di saat tahun baru, ketemu sama Abang paket minta di lempar panci lagi.
Ditha memakan cemilannya dan menonton tv untuk meredakan amarahnya yang sedang membara.
Hari sudah malam lagi. Pergantian tahun pun tinggal sebentar lagi. Ditha saat ini hanya duduk di kamar dan memainkan laptopnya.
Cacing dalam perutnya berbunyi tanda ia lapar. Ditha pun ke dapur untuk mengambil makanan, lalu ke ruang tamu yang gelap tanpa lampu.
bruk~
Ditha hanya mengabaikan suara tersebut, karena ia pikir mungkin itu hanya kucing.
bruk bruk~
Tapi pikir Ditha, suara tersebut ada di dalam rumahnya. Ia takut dan merinding, karena di rumah hanya ada dia.
Ditha pun memberanikan diri untuk melihat ke asal suara.
bruk bruk bruk~
Suaranya makin kencang dan dekat.
Ditha tetap maju pantang mundur untuk melihat ke asal suara.
Saat sudah tiba, Ditha tidak melihat apapun. Barang tetap pada tempatnya, tidak ada yang bergeser.
Ditha pun menghela nafas dan ingin balik ke kamarnya. Tiba tiba...
bhah~
Muncul makhluk hitam di depan Ditha.
"Ha...ha...HANTUUUUUUUUUUUUUUUUUUU!!" Ditha langsung lari menjauh ke ruang tamu. Ia ingin keluar dari rumah.
"AAAAAAA MAMI PAPI!!! DITHA TAKUTTTTTT!!"
bruk~
Ditha terjatuh karena ia menabrak seseorang di depannya.
"AAAAAAAAA TOLONG, AMPUN, AKU GA GANGGU, AKU GA GANGGU."
"Ditha."
Ditha membelalakkan matanya. Pikirnya tidak mungkin hantu tau namanya dan juga suaranya tidak asing. Ia pun melihat ke orang yang ia tabrak.
"Reysha."
"Lo napa teriak teriak kek orang di kejar setan?" Reysha menghidupkan lampu ruang tamu.
"Reysha, kan?" Ditha ingin memastikan bahwa orang tersebut benar Reysha atau tidak.
"Iya gue Reysha. Lu napa?" tanya Reysha lagi.
"AAAAAAAA REYSHA, TADI ADA HANTU DISANA, DI DAPUR."
"Hantu? Dimana dah?" tanya Reysha heran.
"ITU DI—" Omongan Ditha terpotong karena ada yang tertawa.
"HAHAHAHAHAHAHAHAHA."
"ROBIN!" teriak Ditha kesal.
"HAHAHAHAHA." Ditha melempar bantal ke Robin.
"ROBIN!! IHHHHHHH!!" teriak Ditha lagi.
"Aduh, kok di lempar sih bantalnya," ucap Robin kesakitan.
"BIARIN!!" balas Ditha kesal.
"Hahahaha." Ditha makin kesal karena Robin tidak berhenti tertawa.
"Si Robin emang ga ada kerjaan," saut Reysha yang sedari tadi hanya diam.
"Aduh, Tha. Lu harus liat tadi pas lu teriak 'HANTUUU' hahahaha," ucap Robin.
"HUAAAAAAAAAA." Ditha tiba-tiba menangis.
"Loh kok nangis. Maaf, gue ga bermaksud nakutin, Tha," cemas Robin.
"HUAAAAAAAAAA."
"Eh, makin kenceng tuh. Lu sih iseng banget," ucap Reysha sambil memukul Robin.
"Maaf, Tha. Jangan nangis dong," ucap Robin khawatir.
"BUKAN KARENA ITU." Reysha dan Robin heran.
"TAPI DITHA NANGIS KARENA KALIAN ADA DI SINI. DITHA BOSAN SENDIRI. DITHA MAU ADA YANG NEMENIN DITHA. TAPI PAPI MAMI PERGI DAN KALIAN JUGA PERGI HIKSSS."
Reysha dan Robin menghela nafas. Mereke langsung memeluk Ditha.
"Cup cup cup, bayinya gue," ucap Reysha sambil memeluk Ditha.
"Utu utu utu bayi Ditha," ucap Robin sambil memeluk dan mengelus Ditha.
Ditha senang karena akhirnya malam tahun barunya ia tidak sendiri.
"Udah udah jangan nangis. Kita ke sini memang ingin nemenin lu. Karena menurut kita, daripada ke rumah saudara, mending nemenin lu," ucap Reysha.
"Makasih hikss, gue seneng kalian di sini hikss," ucap Ditha.
"Tenang. Kita ga akan ninggalin lu sendiri," ucap Robin sambil mengelus rambut Ditha.
Ditha tersenyum melihat kedua sahabatnya lebih memilih menemani dia daripada pergi dengan orangtuanya ke rumah saudara.
"Eh, Bin. Berapa lama lagi?" tanya Reysha pada Robin.
"10 detik lagi," ucap Robin.
"Ayo kita bertiga hitung bareng bareng," ucap Reysha dan mereka mengangguk.
"5."
"4."
"3."
"2."
"1."
"HAPPY NEW YEAR."
Kembang api terdengar, dan tawa mereka pun terdengar.
Terkadang yang diperlukan bukanlah hadiah atau barang. Tetapi hadirnya kita untuk menemani. Waktu yang diluangkan untuknya. Itu adalah hadiah terindah dari sebuah barang.