Chereads / MY...sterious HUSBAND / Chapter 51 - Apakah aku ini sebuah permainan?

Chapter 51 - Apakah aku ini sebuah permainan?

Sekarang gelasnya udah kosong.. tak ada sepotong kertas pun Yang bisa kau satukan lagi!!!

Desty menatapnya bingung

"Kau membicarakan apa? Aku tak mengerti. Ada apa dengan gelasnya?"

"Kau!!! Kau benar-benar berani!!! Memikirkan hal lain padahal aku sedang berbicara dengan mu.??!"

"Kau kenapa aneh sekali? Sebentar marah, sebentar lembut? Ada apa dengan mu?

Apa kau tidak malu seharian ini selalu berdebat dengan ku di depan banyak orang?!"

"Ya aku memang tak tau malu!! Sejak aku bertemu dengan mu!!! Aku menjadi Sangat tidak tau malu!!!

Mengapa kau masih tak mengerti juga!! Aku menjadi seperti ini semua karena kau!!"

"Kalau begitu, lepaskan aku!! Biarkan aku pergi?! Jadi kau bisa menjalani hidup mu seperti biasa!!"

"Aku menyukai kehidupan ku yang sekarang!! Mengapa kau sungguh bodoh???!!! Apa kau tak mengerti dengan ucapan ku?!"

"Ya!!! Aku bodoh!! Aku tak mengerti kau!!! Karena itu lepaskan aku!! Kita tidak cocok!!!"

Orland meremas pergelangan desty dengan kuat.

"Kau ingin sekali meninggal kan ku hah!!!? Kau tak ku perbolehkan meninggalkan aku!! Kau tak ada hak!!"

"Auuwww" desty kesakitan.. dan orland pun melepas genggaman nya

Hati orland sungguh sakit!!! Ia benar-benar marah dengan ucapan desty yang berkali-kali ingin meninggalkan nya.

Selama ini tak ada 1 wanita pun yang menolak karisma dan pesonanya.

Semua wanita yang bertemu dengan nya selalu berusaha untuk mendekati dan melemparkan diri ke dalam pelukannya.

Bahkan tak jarang bertemu dengan wanita yang sengaja menjebak nya hanya untuk sekedar merangkak menaiki ranjang nya.

Namun wanita-wanita itu lah yang ia tolak mentah-mentah!!

Kini ia merasakan apa arti kata di tolak!!!

Desty tak seperti kebanyakan wanita-wanita yang ia temui.

Apapun yang ia lakukan untuk nya,

permintaan gadis itu hanya ingin lepas dari nya.

Hal itu membuat nya marah dan frustasi. Rasanya ingin sekali ia mengikat dan mengurung gadis itu hanya untuk ia pandangi..

tapi.. setiap kali melihat gadis itu meneteskan air mata hatinya pun merasakan sakit..

ia tak tega melihat desty nya bersedih..

ia ingin melindungi gadis itu.. ingin membuat gadis itu selalu bergantung padanya. Namun apa yang ia dapat?? Hanya kesalah pahaman yang terjadi berulang-ulang.

Suasana hening seketika, orland dan desty hanya saling menatap..

Ibu rosa tak tahan lagi dengan suasana yang jauh lebih menyeramkan dari kuburan ini, akhirnya ia berjalan keluar dari ruangan itu.. setelah di luar ia pun kembali bernafas dengan normal lagi.. kemudian di susul oleh mbok rina pak rano dan pak budy.

Mereka lebih memilih untuk duduk di bangku depan demi kesehatan jantung mereka.

Namun berbeda dengan Susan, Niken, Hendra dan Antonio.. mereka masih betah melihat aksi kekanakan dari orland dan keluguan dari desty.

Dan mereka pun berbisik

"Aku tak tahan lagi.. mereka berdua sama-sama suka tapi sama-sama bodoh" ucap niken

"Ha.. kau benar.. orland sudah mengatakan jika dy menyukai desty secara langsung dan tidak langsung, tp desty yang terlalu lugu tak mengerti, malah mengira dy hanya di permainkan.."balas susan

"Hey.. kalian berdua berhenti bergosip" bentak hendra

"Sudah cukup.. kita yang orang luar saja sudah bisa membaca.. mereka saling mencintai tapi terlalu gengsi.. lebih baik kita tinggalkan mereka berdua. Lebih banyak berdebat, lebih bagus..

Mari kita kembali menyusun rencana selanjutnya" ucap antonio

Mereka pun beranjak keluar ruangan itu mengikuti langkah antonio

"Bagaimana jika aku menolak!!! Bagaimana jika aku ingin membatalkan perjanjian kontrak itu?"

"Maka kau hanya perlu menerima hukuman dan memberikan kompensasi yang kita sepakati di perjanjian itu saja.."

"Kompensasi apa? Aku tak tau jika ada kompensasi?"

"Apa kau tak melihat di sudut surat perjanjian itu telah tertulis 2 lampiran. 1 lampiran perjanjian ke-2 lampiran hukuman."

"Hukuman apa?"

"Jika kau ingin mengetahui nya, aku bisa menunjukkan nya pada mu dirumah..

sekarang istirahat lah..

aku akan pulang mengganti pakaian, dan kembali kesini membawakan pakaian ganti untuk mu."

Orland pun melangkah kakinya menuju pintu, namun terhenti ketika desty berbicara

"Tunggu.. apa salah ku padamu?

Apa dosa ku padamu sampai kamu mengintimidasi ku terus seperti ini?

Apa kah aku ini sebuah permainan?

Apa begitu mengasyikkan mempermainkan aku?"

Desty berbicara hingga terisak.. ia memegang dada nya yang terasa sakit.

ia harus segera lepas dari ikatan tak jelas ini..

ia takut akan jatuh lebih dalam.. jika mencintai orang yang berdiri di tempat yang terlalu tinggi maka akan hancur ketika terjatuh.

Orland berhenti melangkah ia hanya memegang erat gagang pintu itu. Rasa sakit menjalar ketika mendengar isakan tangis desty.

Tapi jika harus kehilangan orang yang dy inginkan dy juga tak mau.

"Biarlah kau menganggap ku egois dan tak berperasaan, tapi semua sudah terjadi, kau sudah menandatanganinya.

Dan tak bisa mundur lagi hingga perjanjian itu berakhir.

Kini kau tak punya hak untuk negosiasi!!!

Kau hanya milikku!! Kau sudah terikat denganku!!! Jika kau berani mencari alasan untuk pergi, lebih baik kau berfikir untuk mati saja!!"

"Ahk... hah hah hah.." nafas desty mulai sesak asmanya perlahan mulai kambuh.

"Tapi Kenapa?? Hah hah hah

Bukankah kita menikah semua hanya karena kakek yang meminta??

Kini kakek sudah setuju dan mengerti.. kita tak saling mencintai.. kita tak cocok bersama.. mengapa?? Mengapa kita tak mengakhiri nya saja??

Bukan kah kau juga sudah memiliki bintang hollywood itu sebagai kekasihmu? Bukan kah kita sama-sama menderita menjalani hubungan yang palsu ini??

Mengapa kita tak saling membebaskan? Dan melanjutkan hidup masing-masing?

Bukankah itu rencana yang sempurna?" Aaahhhh.. ahhhhhh desty memegang erat-erat dadanya, tangan yang satunya merogoh saku bajunya, mencari semprotan asma yang biasa ia bawa kemana-mana.

tapi ia ingat, ia kesini tak membawa apa pun. Ia hanya terbalutkan jubah mandi saja yang melekat di tubuhnya.

Orland pun meneteskan air matanya tanpa sadar. Ia masih tertunduk menatap kelantai dan tetap diam mendengarkan ucapan desty yang begitu ingin pergi darinya.

Ketika desty tak berbicara lagi ia mendengar helaan nafas berat, ia pun teringat pada asma akut yang desty alami. Dengan cepat ia menoleh kebelakang di dapati desty yang terduduk memegang dadanya.

Orland pun berlari mendekatinya. Ia memencet tombol untuk memanggil dokter.

"Sayang bertahanlah.. aku tak akan biarkan sesuatu terjadi padamu.."

Pandangan desty mulai kabur.. ia seperi merasakan perasaan tenggelam di dalam lautan yang dalam dan tak ada siapapun yang menolongnya.

Orland yang melihat desty pingsan ia pun berteriak sekencang kencangnya

"DOKTER!!! DOKTER!!! Sayang.. bangun.. jangan tutup matamu.. jangan buat aku takut!!! Buka mata mu!!! Ku perintahkan kau buka matamu!!! Dokter!!!

Aku minta maaf.. aku minta maaf.. aku hanya tak mau kau meninggalkan ku..!!buka matamu plisss"

Dokter pun datang dan langsung memberikan tindakan pada desty. Memasangkan oksigen pada hidungnya.

Antonio dan hendra yang mendengar triakan orland langsung bergegas memasuki kamar itu. Di dapatinya orland yang memeluk erat tubuh desty. Berteriak-teriak memanggil dokter. Bahkan tanpa sadar ia memanggil desty dengan sebutan sayang berkali-kali.

Tanpa disuruh ternyata hendra telah siap dengan camera nya. Mem vidiokan moment terbucin orland.

Antonio benjalan mendekati orland dan membuat rencana dadakan.

"Apa yang kau lakukan padanya? Apa kau ingin dy mati? Apa kau sengaja menyiksanya agar asma nya kumat dan membunuhnya?"

"Kakek!! Apa yang kau katakan?? Siapa yang ingin membunuhnya? Aku mencintainya bagaimana bisa aku ingin dy mati?!!"

"Kau mencintainya? Katakan sekali lagi?"

"Kakek kau sengaja? Sengaja memutar balikkan kata-kata dan meng introgasi ku?

"Aku tak melakukan apapun.." antonio berbalik dan meninggalkan orland yang memucat karena ketakutan melihat desty tak sadar kan diri.